Home alone

488 46 7
                                    

"Kak, pamit kuliah dulu ya", ujar adek kembarnya yang beda 15 menit sambil menyalim tangan si sulung.

Taufan menepuk pundak adeknya "Yok gem udah mau siang ni, kak alin kami pigi ya jangan kangen HAHAHA" Kemudian ditarik tangan gempa menghindari amukan sang macan merah yang siap menerkam sang biru.

Aku menggeleng pasrah melihat kelakuan konyol kembaranku. Mereka berdua hari ini ada kuliah pagi. Memastikan kedua pemuda sudah menjauh dari pandangannya, aku menutup pintu rumah.

Sepi

Wajar saja, sejak pagi buta keempat adekku sudah berangkat mencari ilmu. Ya walau banyak drama dulu seperti kembar bontot yang berantem siapa yang duluan ke kamar mandi. Blaze yang rusuh topinya hilang. Dan ice yang molor dikasur padahal alarm sudah merengek daritadi.

Belum lagi upan tiada hari tidak membuat aku naik pitam, bisa-bisanya dia mengentong kedua panci digendang telingaku. Emang minta disembelih hidup-hidup.

Dan ya berakhir diceramah oleh Gempa, memang kembaranku satu ini serem.

And here we are, sudah sepi rumah sekarang akhirnya damai hidup. Sudah lama tidak merasakan kediaman dirumah sendiri. Yah entah kenapa hari ini menjadi hari sibuk nasional.

Dari si upan nantinya bakalan sibuk tugas matkul yang menumpuk. Emang si biru hobi sekali bolos. Gempa dengan tugas bem dia, blaze dan thorn nanti ada eskul. Kalo blaze eskul futsal, si thorn eskul kebun. Ice yang selama ini aku tidak terpikirkan, dia ada tugas kerja kelompok di rumah kawannya nanti. Dan terakhir si solar....anak tu katanya mau berkunjung ke perpus. Tidak tahu ngapain dia disana.

Aku? Cuman berdiam duduk manis berkerja depan laptop. Karena hari ini tidak ada jadwal kuliah.

Aku merenggangkan badan ku yang pegel menuju halaman belakang. Mengambil sapu lidi membersihkan daun-daun yang berguguran ditanah. Yah lagipula hari ini kerja ku santai saja. Hitung-hitung meringankan pekerjaan gempa, kasian pulang kuliah nanti kerja lagi ngurus rumah.

Mulailah kegiatan membersih rumah yang sebelumnya udah dibersihkan gempa. Jangan tanya kenapa aku gabut. Kadang kepikiran juga kok bisa adeknya ngurus rumah nih setiap hari. Baru lantai satu aja udah pegel badan nih, belum lagi tiap kamar yang bersepai dimana-mana. Perlu diedukasi dulu satu-satu.

Selama membersihkan rumah aku baru sadar bertapa luasnya rumah ini. Bukan karena besar rumahnya. Rumah yang kami tinggalin sederhana saja. Tapi sekarang tidak ada pehuni selain aku. Ya rasanya itu mendadak luas aja dan kosong.

Merasa sudah cukup bersih, aku melemparkan badan ku ke single sofa.  Membuka saluran tv untuk memecahkan kesunyian rumah. Aku membuka laptop ku dan mulai melakukan pekerjaan. Biarlah tv menggangur disana.

Hembusan angin membelai lembut ke rambut. Rasa kantuk telah menguasai diriku. Aku melirik ke arah jam dinding. Sudah menuju jam 4 sekarang. Tidak heran kenapa suasannya mulai sejuk.

Angin-anginnya terus menari-nari seolah menyuruhku untuk masuk ke alam mimpi. Sudah tidak tenaga untuj melawan, akupun memejamkan mataku. Membiarkan dirinya mengistirahatkan badannya sejenak menikmati kesunyian.






________

Home alone




"...... AKU......LANGG!!"

"Shh.... jang......kera.... "

"Eheh....lucu....."

".... ndi sana..... biari....lin... "

Samar-samar ada suara yang masuk ke telinga ku. Sedikit jengkel kenapa ribut sekali. Aku abaikan gangguan tersebut dan meneruskan terbang mimpi

ribut.....

Oneshot BBB [Halilintar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang