Fever

519 64 5
                                    

Pada pukul 9 pagi, sudah beramai orang-orang melakukan aktivitas kegiatannya, bisa dilihat ada yang sedang berjualan sayuran, gosipan para tetangga, orang yang sedang jogging dan banyak hal yang bisa dilakukan.

Tapi tidak berlaku pada pemuda penyuka warna merah. Dia terkulai lemas diranjang, wajah tampannya sekarang menjadi pucat, sorot matanya sayu, dan lidahnya pucat sedang dicek dengan termometer.

Kemudian termometer tersebut di raih oleh gempa, melihat hasil suhu yang menampilkan angka 40, "Huft, panasnya ga turun" Pemuda itu memijat tengkuk hidungnya dengan resah.

Terdengar ada suara ketukan dari pintu kamar. Gempa mempersilahkan orang tersebut untuk masuk. Munculah thorn yang sedang membawa baskom berisi air hangat dan juga kain.

"Ah makasih yah thorn", ucap gempa dengan lembut mengangkut baskon yang dibawa oleh thorn. Anak itu mengangguk dengan senyum lalu ia menghampiri pemuda yang sedang baring.

"Kak haliii cepet sembuh yah, nanti thorn kasih bunga mawar yang banyakk bangett", ucap si bendul merentangkan tangannya dengan senyuman manisnya.

Hali mengangguk pelan dengan senyuman tipisnya yang tertutupi oleh maskernya, ia menggapai tangannya ke surai rambutnya diusap  dengan lembut. Thorn sedikit terkejut tapi tetap menerimanya, jarang-jarang kakak tertuanya memberikan afeksi.

"Dek minggir kesamping dulu ya, ka gem mau meletakkan kain ini ke dahi kak hali", Memberikan isyarat tangan untuk thorn segera meminggirkan tubuhnya.

Thorn dengan patuh menggeserkan badannya. Dengan hati-hati gempa meletakkan kain hangat tersebut ke dahi halilintar. Dengan harapan agar suhu tubuh kakaknya bisa turun.

"Kak, gem tinggal dulu ya. Thorn yang bakal jagain kak hali", menyalim tangan hali yang dingin, gempa pamit untuk pergi kuliah pagi. Halilintar hanya bisa membalas dengan anggukan, karena dirinya tidak ada tenaga untuk sekedar berbicara.

Harusnya si hari sabtu tidak ada kuliah, tapi dua hari yang lalu kelas gempa ada jam kosong karena itulah dialihkan pada hari sabtu. Gempa rada kesel dengan dosennya yang seenaknya saja. Untung guru.

Sepeninggalan gempa dari kamar, thorn beranjak berdiri pergi ke kamar mandi. Lalu keluarlah dia membawa gembor atau penyiraman tanaman. Oh rupanya dia sedang menyiramkan bunga-bunga mawar yang tertata rapi di jendela. Tentunya bunga tersebut dari pemberian thorn karena menurutnya kamar halilintar minim dekorasi.

Setelah itu ia kembali duduk dikursi memandangin wajah kakaknya. Sesekali thorn ada berceloteh tentang kegiatannya di sekolah atau sekedar menceritakan tentang tanaman yang ia rawat. Sesekali hali membalas dengan anggukan walau dia tidak yakin ngerti apa yang diceritakan adiknya.

Sadar akan banyak cerita yang ia lontarkan, thorn merasa bersalah menganggu waktu istirahat halilintar.

"Ah maaf kak, thorn banyak cerita hari ini"

Thorn udah siap mental untuk menghadapi amarah kakaknya, tapi ia merasa pipinya kanan nya disentuh oleh jemari dari halilintar. Jempolnya mengusap lembut di pipinya. Tatapan matanya berkerut seolah-olah mengatakan 'apa yang kau biacarakan?'

Thorn berasa dibawa ke memori masa lalu dimana saat itu almarhum bundanya masih hidup. Ia ingat satu kepingan memori dimana bundanya yang selalu membelainya rambutnya, mengusap wajahnya dengan lembut, memeluknya dan memberikan ciuman di setiap wajah gembul dari thorn.

"....t-thorn?", suara serak tersebut berhasil membawa thorn ditarik ke realita. Thorn melihat kakaknya yang menatap dia dengan khawatir. Tangan hali menyeka tetesan air mata yang sudah jatuh ke pipinya.

Thorn sadar akan tindakannya, ia dengan cepat menyeka air matanya. Dia tidak nyangka bakal nangis didepan kakaknya memalukan.

"Aduh air matanya tiba-tiba jatuh, jangan khawatir kak thorn gapapa", walau bilang begitu entah kenapa air matanya tidak mau berhenti mengalir.

"A-aku beneran gapapa kok, se-serius", thorn masih sibuk memberhentikan tangisannya

Tanpa dia sadari, halilintar berusaha mati-matian bangkit dari kasurnya. Kain yang tertempel di dahinya jatuh ke selimut. Hali tidak yakin mengapa thorn tiba-tiba nangis. Dia tidak tau cara membujuk orang nangis, tapi tubuhnya spontan memeluk tubuh kecil itu ke dekapannya. Merasa bahwa anak itu memerlukannya.

Hali mengusap dengan melingkar ke punggungnya yang bergetar. Anak itu dengan gercep memeluknya dengan erat. Dia bisa merasakan bahwa bajunya basah, tapi dia tidak mempermasalahkannya.

"Tidak apa-apa...nangis saja sepuasmu. Cuman.. Kita berdua disini", ia mengusap surai rambutnya berharap bisa menenangkan anak itu.

"It's fine, ada kakak disini"




________
Fever



Thorn pov

Rasanya sudah lama tidak menangis seleluasa ini. Semua beban didalam tubuhku seketika terangkat. Lega rasanya. Pelukan kak hali beneran mengingatkan aku kepada bunda. Hangat banget, walau sedikit kepanasan karena kak hali sakit. Tapi rasanya ingin terus memeluknya.

Usapan lembut di punggung juga dikepala beneran bikin mewek nangis kejar. Apalagi setiap perkataan kakak menguatkan kan hatiku. Rasanya sudah lama tidak merasakan ini semenjak bunda pergi.

Setelah menangis cukup lama, aku melepaskan pelukan kak hali. Walau tidak rela, tapi kasihan kak hali pasti capek. Aku mendudukan badan kak hali ke dinding. Tidak lupa juga dengan bantal dibelakangnya.

"Udah baikan thorn..?", tanya kak hali yang tampaknya masih khawatir.

"Uhm, thorn udah agak baikan sekarang"

Aku melihat baju dibagian bahu kakak setengah basah akibat ulah aku. Sedikit panik, aku belari kecil ke arah lemari mengambil kaos untuk digantikan.

Setelah selesai berganti, aku mengompres kain, lalu diletakkan ke dahi kak hali yang sempet terlepas.

Sejujurnya aku sedikit terkejut dengan perlakukan kakak hari ini. Karena setaunya kak hali anti banget skinship. Bahkan kak upan melompat memeluknya langsung dilempar sama kak hali. Yah kalau aku jadi kak alin juga kulempar.

Tapi kak upan pernah bilang begini 

"Aku akan membocorkan rahasia ini hanya untuk kamu adikku sayang. Kak alin walau orangnya anti banget dipeluk, tapi kalo dia sakit percaya deh mau aku peluk berjam-jam kak alin sama sekali tidak masalah. Kalau tidak percaya coba aja"

Seketika aku jadi penasaran dengan perkataan kak upan. Aku menaruh kepalaku di bahunya dan memeluk melingkar dipinggang.

Dan seperti apa yang diucapkan kak upan, kak hali membiarkanku untuk memeluknya. Aku bisa liat sorot matanya yang sayu menatapku dengan lembut.

"Ada apa?", tanya kak alin

Aku terkekeh pelan, "Ga ada, thorn cuman pengen peluk heheh"

Kak alin membalas dengan dehem. Sesekali mengusap rambut ku. Hehe kapan lagi kak alin bersikap begini. Aku harus memberikan bunga cantik nanti untuk kak upan.





Pojok pesan pisank

Hati ku tidak kuat menahan keuwuan ini. THORNN KUNTI BOGELLL

Suka banget sama dynamic sibling antara thorn dan halilintar. Kek yatuhan lucu sekali bestie 🤏

~pisankgorenk

8 Januari 2024

Oneshot BBB [Halilintar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang