Jennie benar-benar membulatkan tekad nya. Ia menyibukkan diri nya belajar, belajar, dan hanya belajar. Ia mulai mengurangi intensitas pertemuan nya dengan Jisoo. Hanya sesekali menyapa gadis itu jika mereka terpaksa berpapasan. Karena sebisa mungkin Jennie mengindari Jisoo.
Chat?
Jennie hanya membalas pesan Jisoo jika Jisoo mengirimkan pesan pada nya. Dan akan langsung mengakhiri percakapan mereka via phone tersebut.
Ia juga menanggapi Taehyung selayaknya kekasih pada umumnya. Mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menjalin hubungan yang manis dengan lelaki itu.
Saat ini Jennie terlihat begitu sibuk dengan rangkuman soal-soal yang ada di depan nya. Dengan headset yang setia menemani nya di telinga nya.
"Jennie-ya." Jennie menoleh saat pundak nya baru saja di tepuk.
"Ada apa?" Tanya nya pada Hyun Jin.
Hyun Jin menghela nafas panjang begitu mendapati raut wajah datar Jennie. Tetapi lingkaran hitam dibawah kedua mata Jennie cukup menjadi jawaban.
"Ini. Kau belum makan kan? Jangan terlalu serius." Hyun Jin memberikan meat ball soup kepada gadis itu.
"Aku tidak lapar." Cuek nya. Kembali fokus pada catatan nya.
"Dari Jisoo. Atau dia akan membunuh kami jika dia tahu kau tidak memakan titipan nya."
"Jisoo?" Ulang nya lagi.
"Iya, Jisoo menitipkan itu. Dia bilang akhir-akhir dia tidak pernah melihat mu makan di kantin. Jadi yah, dia memberikan mu itu."
Jennie mengangguk pelan. Ia membuka bingkisan tersebut.
Jisoo membelikan nya makanan kesukaannya. Bahkan disediakan sebotol mineral juga.
Jisoo benar-benar memperhatikan nya kan?. Bagaimana cara nya move on jika begini?
Jennie mulai mengaduk makanan di depan nya itu.
"Jennie, kau baik-baik saja? Seminggu ini aku merasa kau sedikit berbeda." Hyun Jin melipat kedua tangannya, berdiri di depan nya.
"Apa yang kau sembunyikan dari kami? Kau tidak ingin bercerita? Mengapa memendam nya sendirian?" Rose duduk di samping nya. Menggenggam pelan tangan nya.
Jennie menggeleng pelan. Ia semakin menunduk. Menyembunyikan genangan air di kedua matanya.
"Aku tidak apa-apa." Ujar nya.
Rose menghela. "Tidak apa-apa? Kau tidak pandai berbohong Jennie-ya. Kau sudah tidak menganggap kami berdua sebagai sahabat mu lagi?"
Jennie mengangkat wajah nya. Rose membulatkan matanya begitu Ia menatap manik mata Jennie yang sudah berkaca-kaca itu.
"Hei,, kau kenapa?"
"Apa kalian pernah patah hati?" Tanya Jennie lirih. Nyaris tak terdengar.
Rose bungkam. Ia menatap Hyun Jin yang sedang menatap Jennie.
"Kau sedang patah hati?"
"Aku tidak tahu. Aku hanya berusaha untuk melupakan nya. Berusaha untuk mematikan perasaan ku padanya. Aku hanya mencoba menyadarkan diri ku sendiri. Dia tidak akan mungkin menjadi milik ku. Aku hanya ingin menjauhi nya. Menghilang dari kehidupan nya. Tapi aku--- aku merindukan nya." Jennie mendudukkan wajah nya.
Ia sesenggukan. Kedua bahunya bergetar hebat. Jennie bahkan harus menggigit bibirnya kuat untuk meredam isakan nya.
Rose merapat kursi nya. Ia memeluk Jennie pelan.