Telah lewat 2 minggu seluruh sekolah di liburkan karena virus viral tersebut menyebar luas secara cepat. Telah banyak korban karenanya yang mengharuskan mereka untuk isolasi diri di rumah sakit. Namun berita menggemparkan kembali muncul, telah banyak orang yang meninggal dunia karena virus tersebut. Inilah yang membuat semua orang gempar dan berdoa untuk menghilangnya wabah ini.
"Dara, ayok ke supermarket bareng Ibuk"
"Iya buk, emang kita boleh keluar?"
"Ya kalau gak keluar kamu makan apa?"
"Oh iya ya"
"Sana ambil masker, buat Ibuk juga ya"
"Siap buk bos"
Setelah bersiap mereka keluar rumah ke supermarket terdekat yang buka.
"Nah itu supermarket nya buka buk!"
"Iya iya Dara, Ibuk juga lihat"
"Hehe"
Dara dengan riang masuk ke supermarket, bersiap mencari cemilan favorit nya.
"Dara kamu ambil yang kamu mau ya, Ibuk mau ke sana dulu. Jangan lupa buat kakak"
"Oke deh buk!"
Dengan cepat Dara mengambil keranjang belanja dan pergi ke tempat cemilan berada.
"Oke waktunya berburu makanan!"
Tangan Dara dengan cepat mengambil cemilan yang ia inginkan sekaligus memilih cemilan untuk kakaknya.
"Hmm, ini sepertinya cukup sih"
Sambil menghitung total seluruhnya, jika kemahalan Dara akan menaruh nya kembali karena takut sang Ibu marah.
"Nah, sekarang cari Ibuk"
Dengan penuh semangat Dara mencari Ibu sambil berkeliling. Namun ia tak melihat sang Ibu.
"Mana sih. Katanya pergi ke sini, pas aku kesini gak ada"
Dara linglung seperti anak kecil tersesat mencari Ibunya, walau itu memang kenyataannya.
"Ish, males banget"
Dengan kaki sedikit di hentak Dara kembali mencari sang Ibu.
"Akhirnya!!"
Dengan cepat Dara berlari ke depan tempat barang promosi dipajang.
"Ibuk!! Di cariin juga!"
"Mana ada. Kamu tuh Ibuk cari-cari gak ada"
"Loh?! Ibuk juga nyariin Dara?"
"Iya Dara! Ibuk ke tempat cemilan kamu gak ada lagi, ya udah Ibuk kesini"
"Yah! Tau gitu Dara gak usah pergi dari sana dong"
"Ya udah, kan udah ketemu. Udah belum kamu pilihnya?"
"Udah kok"
"Yuk pulang, Ibuk juga udah"
"Oke!"
Sampai di kasir hanya mereka yang disana, ya memang supermarket ini sedang sepi karena wabah. Namun tetap ada pembeli walau sedikit.
Selesai membayar Dara dan Ibu kembali kerumah.
"Dara cuci tangan terus buang masker nya ya!"
"Iya buk!"
Dengan cepat Dara melaksanakan perintah sang Ibu. Sampai di kamar sambil membawa cemilan yang dibeli tadi, Vanya sudah menunggu di atas kasur.
"Kakak kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wishing
Teen FictionAku Andara anak kedua dari dua bersaudara, anak bungsu yang di manja orang tuanya. Tapi di keluarga kami tidak ada namanya tidak adil. Semua adil, meski itu kasih sayang secuil apapun. Itulah yang membuat aku dan kakakku Vanya tidak saling iri. Ini...