Aliando PoV
Sial! Baru juga mau mulai dah ketauan.
Aku terus merutuki kebodohanku yang lupa mengunci pintu kamar. Ini seperti orang BAB di toilet umum yang baru ngejan udah diburu suruh cepet-cepet keluar karena gantian. Nggak nyaman!
Harusnya aku bekap aja ya tadi kak Milla. Aku ikat kaki dan tangannya trus aku kunciin di kamarnya biar nggak bisa ganggu keasyikanku. Tapi kalau itu aku lakukan pasti habis itu aku dijadiin perkedel ma kak Kevin. Hufh, dah terlanjur ketauan mo gimana lagi.Dan di sinilah aku sekarang, di ruang kerja kak Kevin. Aku duduk di sofa dengan perasaan gelisah. Bukan gelisah karena bakal disidang tapi karena menahan nyeri di selangkanganku. Ini yang kedua kalinya seperti ini. Dua kali aku ke Indonesia, dua kali pula aku di posisi seperti ini. Nasib nasib.
"Aliando Fernandes!" Teriak kak Kevin sambil membuka pintu ruang kerjanya. Ya, kak Milla menelponnya tadi. Aishhh, pasangan suami istri ini emang kelewat kompak. Alamat dapat ceramah panjang lebar jadi luas kalo nama panjangku sudah disebut seperti itu. Aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara kasar. Berusaha menenangkan diri sendiri dan si junior tentunya.
"Sudah aku bilang tadi untuk menjaga junior sialanmu itu! Oh God... kau hampir saja merenggut keperawanan Barbieku!" Kata kak Kevin sambil mengusap mukanya dengan kasar.
"Dia sudah jadi Barbieku saat usianya memasuki tahun ke18 sebulan lalu." Koreksiku yang membuat kak Kevin menatapku tajam. "Jangan pernah melupakan kesepakatan kita, kak!" Lanjutku.
Flashback on
"Aliando Fernandes! Apa kau menjadi seorang phedofil sekarang?!" Teriak kak Kevin setelah kami berada di ruang kerjanya. Aku duduk di sofa di ruangan itu.
"Aku juga tidak tau kak. Tubuhku bereaksi saat mendapat sentuhan Barbie. Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini." Kataku lesu. Memang baru kali ini aku begini. Bahkan sentuhan gadis kecil itu membuat juniorku ereksi sempurna. Padahal semua wanita yang aku kencani harus mati-matian menggodaku agar bisa membangkitkan gairahku. Tapi hanya dengan sedikit sentuhannya saja, Barbie bisa membangkitkan gairahku bahkan sampai hampir meledak rasanya.
"Berikan dia padaku kak. Aku akan menjadikannya istriku." Kata-kata itu meluncur dengan ringan dari mulutku.
"Ali apa kau gila?! Dia itu keponakanmu!" Kata kak Kevin masih dengan emosi meluap-luap.
"Bukan keponakan kandung." Kataku yang membuat kak Kevin tersentak kaget. Ya, aku sudah tau semuanya. Kami berdua bukan saudara kandung.
"Kau sudah tau?" Tanya kak Kevin dengan nada lembut. Sepertinya dia merasa bersalah dengan rahasia yang telah mereka simpan dengan rapat 20 tahun ini.
Ibu kak Kevin adalah seorang dokter kandungan di sebuah rumah sakit ternama di Jerman. Sedangkan ibuku hanya seorang wanita biasa korban pemerkosaan. Dia melahirkan di rumah sakit tempat ibu kak kevin bekerja. Dan tanpa merasa bersalah dia meninggalkan aku di rumah sakit itu. Aku beruntung karena ibu kak Kevin begitu baik hati dan rela mengangkatku sebagai anak. Mulai saat itulah aku menjadi keluarga Fernandes.
"Ya. Sebenarnya aku sudah curiga sejak lama tapi baru berani bertanya minggu lalu."
"Jadi mommy sudah menceritakan semuanya?" Tanyanya sambil duduk di sebelahku.
"Kalau tidak aku paksa mommy juga tidak akan bicara."
"Walaupun kau sudah tau kenyataannya, jangan pernah berpikir untuk pergi dari keluarga ini. Sampai kapanpun kau adalah bagian dari keluarga Fernandes. Anak kedua dari Fredigo Fernandes dan Emily Cortez. Adik dari Reykevin Fernandes."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Loves
FanfictionTidak ada sinopsis. Mohon bijak dalam memilih bacaan. Cerita ini untuk usia 18+, yang masih di bawah umur buruan kabur.