Sudah seminggu penuh uncle Ali berlibur di Indonesia dan seminggu ini juga aku selalu menghabiskan waktu untuk menemaninya jalan-jalan. Aku merasa bahagia, sangat bahagia. Cinta tidak memandang tempat untuk jatuh. Tapi kalau itu jatuh di tempat yang salah bagaimana? Haruskah pindah tempat atau menganggap tempat itu emang benar? Aku mencintai uncle Ali dan aku tau itu salah. Aku baru pertama kali jatuh cinta. Haruskah aku juga merasakan pertama kali patah hati?
Aku butuh curhat sekarang. Kalau curhat sama mommy ya nggak mungkin kan. Bisa-bisa aku dicincang kalau mommy tau aku jatuh cinta sama uncle. Sepertinya aku tau tempat curhat yang bagus. Aku lalu mengambil ponsel yang tergeletak di sofa kamarku dan mencari kontak seseorang.
".........."
"El, hari ini ngampus nggak lo?" Tanyaku pada orang di seberang.
".........."
"Gue butuh tempat sampah nih. Ntar abis dari kampus gue ke apartmen lo ya?"
".........."
"Mo ngambil toga ma undangan. Abis itu langsung meluncur ke sarang lo."
".........."
"Hahahaha. Oke deh. See you." Aku mengakhiri panggilan dan bersiap untuk pergi ke kampus. Celan jeans warna hitam, tanktop dipadu dengan cardigan menjadi pilihanku hari ini. Tak lupa sneakers yang berwarna senada dengan cardigans membalut kakiku. Aku ambil tas puNggung dan memasukkan beberapa lembar formulir yang akan ditukar dengan undangan wisuda da toga. Ponsel tak ketinggalan. Setelah aku rasa lengkap, aku pun turun untuk sarapan.
"Morning daddy, mommy and uncle." Sapaku pada semua yang sudah duduk di meja makan.
"Morning Bie." Jawab mereka bersamaan.
"Anak daddy udah cantik aja, mau kemana emang?" Tanya daddy saat aku mulai menyantap sarapanku.
"Mau ke kampus ngambil toga ma undangan dad." Jawabku.
"Mau uncle antar?" Ganti uncle Ali yang bertanya.
"Nggak usah uncle, Bie ama red aja deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Uncle Loves
FanfictionTidak ada sinopsis. Mohon bijak dalam memilih bacaan. Cerita ini untuk usia 18+, yang masih di bawah umur buruan kabur.