20 Oktober 2022
"Hyung, kupikir sebaiknya kamu mengurangi minum wiski." Suara Hobi membuatku mengerjapkan mata, meletakkan gelas wiski keduaku sepagi ini. "Baru jam sebelas tapi kamu udah minum dua gelas, hyung."
Aku menaruh gelas wiski di meja. Tanpa suara dan tidak berniat menyahuti nasihat Hobi, kusandarkan punggungku di sofa. Kupandang langit-langit Hope World. Ya, aku mampir ke studio Hobi karena tidak sanggup mendekam lebih lama lagi di Genius Lab. Mataku tidak sanggup melihat sebuah novel berbahasa Inggris milik Hanna yang teronggok di sofa, sepertinya tertinggal dan lupa ia bawa pulang ketika menemaniku di Genius Lab tempo-tempo hari.
"Ngga biasanya, hyung, kemari. Ada yang mau dibicarakan?" Hobi berdiri dari kursi kerjanya lalu duduk di sampingku di sofa. "Ini masalah Hanna nuna?"
Aku hanya mendesah, melirik Hobi sekilas, menggeleng samar sebelum memejamkan mata. Tanpa kuterangkan pun, seluruh Hybe pasti tahu tengah terjadi sesuatu denganku dan Hanna. Mereka semua tahu beberapa hari ini aku sangat lesu. Aku tidak bisa menutupinya lagi.
"Kalau ngga mau cerita ngga apa-apa, hyung. Tapi, aku selalu di sini, jika ... iya, seandainya hyung berubah pikiran." Ujar Hobi, pengertian.
Aku bisa merasakan Hobi beranjak dari sebelahku dan kudengar langkah kakinya bergerak kembali ke arah kursi kerjanya. Kubuka mataku dan kini kudapati Hobi kembali sibuk menatap layar komputernya.
"Kamu jadi kerjain kolab dengan J. Cole hyung?" Tanyaku. Ya, sebelum wajib militer, Hobi akan merilis lagu duet dengan J. Cole. Ini adalah mimpinya.
Hobi memutar kursi kerjanya, menghadapku. "Ya, hyung." Ia memamerkan senyum lebarnya. "Kamu mau mendengarkan sedikit beat-nya?" Tanyanya.
"Boleh." Anggukku. Siapa tahu bisa sedikit menghiburku. Lalu, Hobi memutarkan guide lagu itu. Beat-nya bagus. Sepertinya, ini akan meledak di pasar. "Bagus." Kuangkat kepalaku ketika musik berhenti.
"Benar, hyung?" Hobi menatapku, serius.
Aku mengangguk. "Pasti akan sukses." Ujarku.
"Makasih, hyung. Aku ngga sabar ingin meluncurkannya sekarang juga. Ingin melihat reaksi army." Kekehnya. "Tapi, masih harus menunggu tahun depan." Gerutunya.
"Sabar. Tahun depan tinggal beberapa bulan aja." Sahutku. "Lagian, lagu yang bagus itu lagu yang mendekam di studio cukup lama, yang lahir ngga prematur, yang emang udah siap lahir ke dunia. Jangan mempercepat prosesnya." Aku terheran-heran dengan perkataanku sendiri karena aku sendiri bahkan sering kali merasa gila ingin mempercepat proses produksi musik akibat tidak tahan dengan betapa sulitnya menciptakan satu lagu yang sesuai dengan keinginanku.
"Hyung, katamu kamu akan membuat acara talk show? Boleh aku nanti menjadi salah satu bintang tamunya?" Hobi meraih botol air mineral di sisi meja kerjanya. "Aku kikuk sekali, hyung, sebenarnya tampil di acara ragam. Waktu di IU Palette aku mati-matian mempersiapkan semuanya. Nanti episodeku tayangkan setelah aku masuk ke barak, ya. Berarti tahun depan." Ia menegak air mineral sembari melirikku ketika aku mengangguk sebagai jawaban untuk permintaannya.
Ya, aku memang berencana membuat sebuah acara talk show untuk member sebagai tempat mereka melakukan promosi album mereka nanti. Dengan tim produksi aku sudah berdiskusi. Rencananya ingin kuberi nama Suchwita. Dari Daechwita ditambah dengan Sul (minuman keras) jadilah akronim Su-Chwita "Getting Drunk with Suga" -—jenius .
"Kupikir aku jenius, Hoseok."
Tidak biasanya aku memanggil Hobi dengan nama aslinya. Sepertinya, aku ingin berbicara serius dengannya. Dan, nampaknya Hobi memahami ini karena sekarang dia memandangku dengan kedua telinga siap mendengar. Ia paham betul denganku, kekehku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dating Satang
Fanfiction🔞 DATING SUGA: YOONGI'S POV Baca "Dating Suga" juga :) #4 btsyoongi #7 btsau