Chaeyoung menutup ponselnya, melempar ponsel tersebut dan menghela nafas panjang. Kekasihnya ini sudah genap lima bulan tidak menghubunginya. Dia sudah mendatangi apartemen milik sang kekasih, dan hanya mendapati kekosongan saja, karena apartemen itu bersih layaknya sebelum kekasihnya pergi. Beberapa potret dirinya dan Jaehyun masih terpajang disana. Jaehyun berkata bahwa akan melakukan penelitian untuk kantor tempatnya bekerja. Pria itu rajin mengiriminya pesan dan foto saat dia bekerja di Pulau Geoje.
Setelah lima bulan berlalu, pria itu tidak kunjung kembali. Chaeyoung yang mulai curiga, melaporkan kehilangan kepada polisi. Namun hingga sekarang, belum ada jejak dari sang kekasih. Ingin menghubungi orang tua Jaehyun, yang terjadi adalah dia diusir sebelum menyampaikan keinginannya, karena mereka tidak merestui hubungan Jaehyun dengannya. Yah siapa pula yang ingin anak lelakinya berkencan bahkan ingin menikah dengan wanita yang pemalas dan tidak mempunyai keluarga berpengaruh. Chaeyoung sangat menyadari itu, tapi dia tidak menyerah dengan hubungannya dengan Jaehyun.
"Jaehyun ... sebenarnya kau dimana ..." Chaeyoung mengusap rambutnya karena frustasi. Tapi dia harus tidur, karena esok dia harus bekerja lagi, dan lagi.
Di negara ini, usianya masih tergolong muda. Wanita itu genap berusia 28 tahun. Dan dia juga memasuki fase mengambil gelar magister dalam bidang mikrobiologi. Dia dan Jaehyun memulai bekerja begitu lulus dari kuliah pertama. Bedanya, Jaehyun memiliki otak yang jauh lebih encer daripada Chaeyoung. Pria itu bekerja sekaligus mengambil magister, bahkan mampu membantu biaya hidup Chaeyoung.
Sedangkan Chaeyoung, hanya bersemangat di awal. Dipecat dari pekerjaannya. Berniat fokus kuliah lanjutan, dirinya malah terjebak mengurung diri di dalam kamar. Setelah diserang stress, membandingkan hidupnya dengan wanita lain yang lulus dari Ivy League. Belum lagi diserang kesepian karena keluarganya berada di Australia setelah mereka terserang badai krisis finansial.
Chaeyoung akhirnya memutuskan melanjutkan studi dan bekerja di sebuah laboratorium milik satu perusahaan besar. Terima kasih, semua berkat kegigihan Chaeyoung yang mengejar para perekrut. Lalu menunjukkan beberapa hasil jurnal penelitian miliknya. Yang menambaj kesan bahwa dirinya adalah peneliti yang kompeten.
***
"Chaeyoung, kau tahu tidak? Ada karyawan baru disini. Ku dengar, dia bergabung di tim mu." Tanya Jihyo dengan antusias. Wanita yang bekerja di bagian perekrutan itu selalu bersemangat jika berbicara mengenai karyawan baru.
Chaeyoung mengernyit heran, karena dia tidak tahu informasi tersebut. "Aku tidak tahu, Jihyo. Kau tahu kan beberapa hari ini laboratorium sangat sibuk untuk menyiapkan tes produk baru."
"Ck, kau ini! Selalu saja sibuk dengan kaca pembesar dan bakteri! Seharusnya kau melamar saja di timku. Agar kau tidak bekerja sekeras ini." Gerutu Jihyo dengan kesal.
"Mau bagaimana lagi, aku sangat cinta dengan pekerjaanku. Dan kau tahu sendiri, kan aku harus meneliti beberapa spesimen bakteri untuk kebutuhan kuliahku. Jika tidak, maka aku harus mengeluarkan uang untuk untuk menyewa laboratorium." Chaeyoung mengedikkan bahunya dengan santai.
"Ya ya ya, sudahlah! Aku hanya memberitahumu tentang pegawai baru yang akan menjadi rekan kerjamu. Kudengar lagi, dia sangat tampan. Bisalah kau mendekatinya—ehm, aku tahu kau adalah ratunya wanita lajang."
Chaeyoung menjitak jidat temannya ini. Dia tidak lajang tahu! Memang dia saja yang tidak memberitahukan hubungannya ke publik. "Memangnya aku wanita haus lelaki sepertimu, huh!" Chaeyoung merapikan peralatan makan miliknya. "Sudahlah, aku ingin bekerja lagi. Sepertinya produk-produk baru itu sudah berteriak memanggilku."
Chaeyoung meninggalkan Jihyo yang masih sibuk mengunyah. Dia tidak punya banyak waktu untuk beristirahat. Banyak produk baru yang akan dia teliti lagi. Dan juga dia harus membuat penelitian untuk kebutuhan studi lanjutannya ini. Ah, pusing sekali kepala Chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chained Up
Science FictionChaeyoung yang mendapati orang lain mencuri identitas sang kekasih, tentu saja murka. Apalagi orang itu mencuri identitas kekasihnya, setelah menghabisi nyawa kekasih hatinya. Wanita itu tentu tidak tinggal diam, dia membalas kematian kekasih hatiny...