Beberapa hari terlewat, hidup Chaeyoung semakin tidak tenang. Wanita itu semakin yakin jika Jaehyun atau siapalah itu, merupakan pria yang aneh. Jika dia benar-benar alumni sekolahnya, pasti pria itu sedikit berbasa-basi dengannya. Kenyataannya, pria itu bertingkah layaknya orang asing. Tidak, Chaeyoung tidak berharap untuk dekat dengan pria itu.
Yang aneh adalah, Jaehyun yang mengaku lulusan mikrobiologi sepertinya, tidak pernah dia lihat turun langsung mengamati produk seperti dirinya. Pria itu hanya datang untuk membantu menulis hasil penelitian. Membuat Chaeyoung kesal, karena sama saja pekerjaannya tidak menjadi ringan. Akhirnya dia mengadukan semuanya kepada Taesan, sang atasan.
"Chaeyoung, kau terlalu berlebihan. Jaehyun masih baru disini, wajar dia belum banyak membantu. Sebagai senior, harusnya kau mengajarinya, bukan membuatnya merasa rendah diri seperti ini."
Kini Chaeyoung dan Jaehyun berada di ruangan Taesan. Niat hati Chaeyoung mengadukan kinerja buruk Jaehyun, malah dia yang mendapatkan marah dari atasannya. Kenapa Taesan sangat membela Jaehyun, seingatnya, dahulu dia juga tidak diperlakukan sebaik ini saat menjadi pegawai baru.
"Tapi, Pak. Jaehyun pernah bekerja di lembaga penelitian milik pemerintah, seharusnya dia sudah paham pekerjaannya ini. Sangat membuang waktu jika saya harus mengajari dari awal." Kilah Chaeyoung, mencoba memancing bagaimana Jaehyun membuat alasan lagi.
"Lalu apakah itu alasanmu merundung pegawai baru? Chaeyoung kau sudah dewasa, akui kesalahanmu dan kembali bekerja."
"A-apa? Merundung? Saya bahkan tidak pernah mengganggunya, Pak." Seru Chaeyoung tidak terima dengan tuduhan Taesan.
"Saya minta maaf, Pak. Mungkin saya memang kurang dalam bekerja. Saya akan bekerja lebih baik lagi." Akhirnya Jaehyun membuka suara.
"Sudahlah, kalian pergi dari ruanganku saja. Jangan membuatku pusing, pekerjaanku masih banyak, selain mengurusi kalian berdua. Aku tidak mau tahu, kalian harus segera berdamai."
Jaehyun menarik tangan Chaeyoung, sebelum wanita itu mengeluarkan protesnya. Tentu Chaeyoung dengan cepat menghempas tangan Jaehyun. Tidak sudi bila harus berkontak fisik dengan pria itu.
"Kau suka padaku?" Tanya Jaehyun secara tiba-tiba.
Chaeyoung menautkan alisnya. Apa orang ini mabuk. Chaeyoung mengabaikan pertanyaan Jaehyun, wanita itu berjalan dengan cepat menuju laboratorium. Jaehyun yang merasa diabaikan, terus mengekori Chaeyoung.
"Biasanya wanita suka mencari perhatian, entah dengan cara apapun agar pria yang disukainya memperhatikannya. Kau juga, kan?"
Tangan Jaehyun menahan pintu masuk, agar Chaeyoung tidak dapat masuk dan mengabaikannya. Mau tidak mau Chaeyoung berbalik dan menghadap wajah Jaehyun, yang entah kenapa nampak menyebalkan.
"Aku? Suka dengan penjahat? Yang benar saja. Siapa dirimu sebenarnya? Kenapa kau memakai nama Jaehyun? Jawab! Dasar bajingan! Kau pikir bisa membodohi semua orang? Cepat akui kejahatanmu dan pergi dari sini."
Jaehyun hanya tersenyum, senyuman yang menyeramkan di mata Chaeyoung. "Aku Jaehyun. Seperti yang kau kenal. Kau mabuk, ya? Makanya berbicara omong kosong seperti ini? Maaf saja jika kau suka—"
"Teruslah mengelak! Aku akan melaporkanmu ke polisi."
Chaeyoung segera memasuki ruang laboratorium. Meninggalkan Jaehyun yang sudut bibirnya sudah terangkat ke atas. "Menarik."
Dari awal hanya Chaeyoung yang menunjukkan gerak-gerik antipati kepada Jaehyun. Gadis itu bahkan secara konsisten berpikir bahwa Jaehyun itu buruk. Sampai mengadu kepada sang atasan. Agaknya Jaehyun sedikit kagum dengan kegigihan dari Chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chained Up
Science FictionChaeyoung yang mendapati orang lain mencuri identitas sang kekasih, tentu saja murka. Apalagi orang itu mencuri identitas kekasihnya, setelah menghabisi nyawa kekasih hatinya. Wanita itu tentu tidak tinggal diam, dia membalas kematian kekasih hatiny...