page 04

117 33 7
                                    

Lama Chaeyoung bersembunyi dibalik tembok. Hingga wanita itu menangkap sosok bajingan yang membuatnya menjadi orang gila dalam semalam. Pria itu membawa dua kardus besar. Lalu melempar kardus tersebut dalam tumpulan sampah.

Jaehyun menyalakan rokok, lalu menghubungi seseorang melalui ponsel miliknya.

"Sialan kau, Sohyun! Kenapa kau tak mengatakan jika menghadapi perempuan itu merepotkan? Aku tidak mau lagi menghadapi kekasih dari pecundang yang telah mati itu!"

Jaehyun kembali memasukkan ponselnya ke dalam kantong. "Ah, sial! Rokokku jadi terasa tak enak!"

Pria itu menginjak rokok yang belum habis. Kakinya menendang salah satu kardus. Lantas ia pergi dengan langkah yang cepat tanpa menoleh ke arah dimana Chaeyoung bersembunyi.

Chaeyoung akhirnya keluar dari tempat persembunyian. Dengan tangan gemetar, gadis itu membuka kardus tersebut. Matanya mulai memanas kala memegang barang milik Jaehyun, kekasihnya. Ada banyak foto miliknya yang terbuang. Pria itu benar-benar bajingan!

Tidak jauh dari tempat Chaeyoung berada, Jaehyun memandangi si wanita dengan senyum remeh. Tangannya terlipat di depan dada. Masih saja berusaha untuk menemukan kekasih konyolnya. Gadis yang keras kepala!

"Gadis yang bodoh."

***

Beberapa hari terlewatkan. Chaeyoung masih setia berdiam diri di dalam kamar. Menangisi kepergian sang kekasih yang bahkan tidak diketahui dimana jasadnya berada. Chaeyoung selalu memikirkan, apa salah yang Jaehyun perbuat. Sampai pria itu tega membunuh sang kekasih tanpa rasa bersalah.

Malam ini adalah waktu yang tepat untuk Chaeyoung.

Malam ini kantor mengadakan acara makan malam bersama. Yang tentu saja akan dilengkapi dengan acara minum. Jaehyun yang notabennya adalah karyawan baru, pasti tidak akan menolak untuk diajak mabuk. Dan disinilah rencana Chaeyoung mulai berjalan. Dia akam menaruh obat tidur pada semua makanan dan minuman yang tersaji di sana.

Beruntung tidak ada yang menyadari aksinya karena mereka semua sibuk berkaraoke.

Chaeyoung terus mengawasi rekan kerjanya yang memaksa Jaehyun untuk bernyanyi. Pria itu memegang mikorofon lalu bernyanyi asal-asalan. Rasanya telinga Chaeyoung berdarah mendengar suara sumbang dari Jaehyun.

Tak menunggu waktu yang lama, Jaehyun sudah tak sadarkan diri. Chaeyoung bisa membawa Jaehyun yang sudah lemas karena mabuk dan efek obat tidur. Dengan bermodalkan taksi, wanita itu membawa Jaehyun menuju daerah pinggir kota yang tidak ramai.

Jaehyun sudah dia dudukkan di sebelah tumpukan sampah. Kini tangannya bergetar. Terus memandangi antara Jaehyun dan pisau miliknya.

Ragu apakah keputusannya benar. Chaeyoung mereka bahwa keputusan yang diambilnya impulsif semata. Salah-salah, Chaeyoung akan dipenjara seumur hidup jika perbuatannya diketahui.

Chaeyoung, kau harus yakin! Semua demi Jaehyun. Pria ini telah membunuh Jaehyun. Jadi nyawa harus dibalas dengan nyawa!

Wanita itu berjalan mendekati Jaehyun yang terpejam. Ia mendudukkan tubuhnya agar sejajar dengan Jaehyun. Kembali ia menatap pisau yang dipegangnya.

"Mati! Mati! Mati!"

Chaeyoung menusukkan bilah pisaunya tepat pada dada Jaehyun. Tidak puas, dia menusuk perut Jaehyun juga. Melihat darah yang mengucur, sejenak membuat nyali Chaeyoung menciut. Tapi dia tepis lagi, kini dia menancapkan pisau itu di leher Jaehyun.

Chained UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang