Chaeyoung memegangi kepalanya yang terasa pening. Wanita itu berusaha mengumpulkan kesadaran. Kemampuan adaptasi alkoholnya tidak pernah meningkat. Chaeyoung tetap saja menjadi pecundang mabuk.
Tunggu dulu!
Chaeyoung sudah berada di dalam kamar miliknya. Ia ingat sekali, terakhir Chaeyoung duduk di depan mini market. Apa Chaeyoung mengingat jalan pulang saat mabuk. Ah, mungkin saja.
Chaeyoung segera saja membersihkan diri. Langkahnya berhenti saat melihat cermin. Chaeyoung terpaku melihat lehernya yang banyak terdapat bekas keunguan. Bukan hanya satu, tapi banyak di sepanjang leher. Chaeyoung yang mulai marah, membuka kemeja yang masih menempel di badan. Sialan! Seluruh bagian tubuh atasnya penuh dengan bekas hisapan.
"BAJINGAN!"
Berarti yang membawa Chaeyoung adalah manusia cabul. Ia segera keluar dari kamar, barangkalo ada barangnya yang dicuri. Kakinya berhenti tepat di depan kulkas. Chaeyoung menunduk, mengambil foto dirinya dan Jaehyun yang sudah robek. Matanya memanas kala melihat satu kertas menempel di kulkas.
Puding yang kau buat terlalu manis, tapi tak apa. Aku tetap memakannya. Bekas ciuman itu hadiah dariku. Ku harap aku bisa menidurimu setiap hari. Aku tidak sabar mendengar desahanmu setiap detik.
Forget your loser boyfriend, he's dead.
Chaeyoung meremas kertas tersebut. Entah siapa pria itu. Yang pasti Chaeyoung membencinya setengah mati. Pria mesum tidak berotak. Chaeyoung tidak akan percaya jika Jaehyun telah mati, kecuali dirinya melihat sendiri mayat sang kekasih secara langsung. Chaeyoung harus melihat rekaman kamera pengawas. Pasti pria itu terekam di banyak kamera!
***
Aneh sekali, entah kebetulan atau apa. Kamera pengawas sepanjang perjalanannya semalam, rusak. Rekamannya pun hilang emtah kemana makin membuat Chaeyoung meradang seharian.
"Nona Chaeyoung, kamar milik Jeong Jaehyun sudah ditempati kembali."
Segera, Chaeyoung berlarian menuju alamat gedung apartemen Jaehyun setelah menerima panggilan dari pemilik gedung apartemen tersebut. Tidak peduli bagaimana penampilannya sekarang, bahkan tidak peduli bahwa sekarang sudah lewat tengah malam. Wanita itu segera memesan taksi dan ketika sampai, dia langsung menaiki tangga menuju lantai tempat Jaehyun tinggal.
Chaeyoung memencet angka kode sandi untuk membuka pintu tersebut. Namun pintu tidak kunjung terbuka karena kodenya telah diganti. Chaeyoung yang sudah kalut, terus memencet bel dan memukul-mukul pintu apartemen tersebut.
"JAEHYUN! JEONG JAEHYUN! CEPAT KELUAR!" Teriaknya dengan penuh kegundahan.
Chaeyoung terus berteriak, tidak peduli apakah penghuni lain terganggu dengan teriakannya. Wanita itu terus memukul pintu dengan tidak sabaran. Hingga bunyi pintu terbuka, menampakmkan pria yang nampak berantakan karena terbangun dari tidurnya.
"Park Chaeyoung? Apa yang kau lakukan tengah malam begini? Dari mana kau tahu alamatku?"
Bukan Jaehyun kekasihnya, tetapi Jaehyun lain yang membuka pintu kamar tersebut. Chaeyoung tentu saja langsung menangis dengan brutal. Tidak, bukan ini yang ia mau. Makin membuat Chaeyoung membenci Jaehyun ini.
"DIMANA JAEHYUN! DIMANA JEONG JAEHYUN! SIALAN! KENAPA KAU MENEMPATI KAMAR JAEHYUNKU!"
Chaeyoung memukul dada bidang Jaehyun. Yang tentu tidak berefek apapun pada pria itu. Jaehyun memegangi kedua tangan Chaeyoung dengan rapat, karena wanita itu terus berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chained Up
Science FictionChaeyoung yang mendapati orang lain mencuri identitas sang kekasih, tentu saja murka. Apalagi orang itu mencuri identitas kekasihnya, setelah menghabisi nyawa kekasih hatinya. Wanita itu tentu tidak tinggal diam, dia membalas kematian kekasih hatiny...