[BL - END] Do You Want to Touch My Fish Tail ?

Bab 23

• Kamu Belum Menciumku Malam Ini •

***

Keesokan harinya, demam Song Huai akhirnya mereda.

Dia membuka matanya dan linglung beberapa saat, dan tiba-tiba merasakan seseorang di sampingnya.

Sebuah tangan menyelipkan sudut selimut untuknya, dan suara rendah dan serak pria itu terdengar: "Apakah kamu sudah bangun?"

Telapak tangan Lu Mian menutupi dahi Song Huai, dan Song Huai membeku.

“Tidak panas lagi.”

Lu Mian tidak tidur sepanjang malam dan tetap berada di depan tempat tidur Song Huai sepanjang malam.

Dia masih terlihat tampan, tapi ada janggut hijau di dagunya, matanya semakin merah, dan suaranya serak.

Song Huai merasa sangat tertekan saat melihat wajah yang terlalu kuyu itu.

·

Ketika Lu Mian kembali ke kamarnya untuk beristirahat, Song Huai turun dari tempat tidur.

Setelah tidur, dia sesekali teringat apa yang terjadi tadi malam.

Dia ingat Lu Mian memeluknya dan menghiburnya, sementara dia menangis dan rewel dalam pelukannya, dan bahkan tanpa sengaja mengatakan apa yang ada di hatinya.

Dengan baik.

Song Huai menutupi wajahnya: Apa yang telah dia lakukan?

Tapi-

Song Huai tiba-tiba teringat sentuhan hangat di dahi dan ujung hidungnya saat itu, apakah Lu Mian menciumnya?

Tapi Song Huai takut itu adalah ilusi yang disebabkan oleh hasratnya sendiri.

Hari ini adalah akhir pekan dan tidak ada kelas, jadi Gu Yang meminta Song Huai keluar untuk bermain basket.

[Tuan Muda Yang Gila dan Keren: Apakah kamu tidak setuju untuk bermain basket di akhir pekan? Li Ziqing keluar.]

[Dudududududu: Sesuatu terjadi di rumah secara tiba-tiba dan aku tidak bisa pergi. Mari kita bertemu bersama minggu depan, oke?]

Setelah membuat perjanjian dengan Gu Yang, Song Huai menyelinap ke dapur.

Lu Mian merawatnya selama satu malam, dan dia juga ingin menjaga Lu Mian.

Kebetulan bibi yang sedang memasak meminta izin hari ini, jadi Song Huai mengenakan celemek dan memutuskan untuk memamerkan keahliannya.

Lagi pula, untuk menaklukkan hati seorang pria, dia harus menaklukkan perutnya terlebih dahulu.

·

Saat Lu Mian sedang tidur di lantai atas, dia tiba-tiba mendengar ledakan datang dari bawah.

Suaranya tidak keras, tapi Lu Mian telah berada di medan perang sepanjang tahun dan sangat sensitif terhadap semua suara.

Lu Mian mengenakan mantel dan bergegas turun. Asap hitam keluar dari dapur.

Lu Mian memiliki firasat buruk di hatinya. Dia berjalan ke dapur dan melihat dapur berantakan. Song Huai berdiri di sana tercengang, dengan wajah abu-abu.

Song Huai mendengar langkah kaki dan berbalik menghadap tatapan Lu Mian.

Melihat alis orang lain berkerut.

Song Huai, yang tidak takut dengan ledakan itu, tiba-tiba berkata "oh" dan menangis.

Lu Mian membawanya ke bangku di meja makan dan menyeka wajah Song Huai dengan handuk basah.