Setelah selesai makan malam Gio dan Archi kembali ke kamar mereka untuk beristirahat. Ah tidak tidak! sekarang hanya Archi yang berbaring di kasur. Sedangkan Gio kembali pada pekerjaannya. Ia memangku laptop di hadapan ranjang mereka berdua.
Ketika Gio sedang mengerjakan pekerjaannya. Ia melihat Archi yang sedang menangis dibalik selimut yang hanya menutupi sampai batang hidungnya.
Gio bergegas menghampiri Archi yang sedang menangis.
"ada apa? mengapa menangis?" Ucap Gio sambil menaiki ranjang mereka. Gio mencoba membuka selimut yang menutupi setengah wajah Archi.
Tapi sepertinya Archi tidak mau membuka selimutnya. Ia menolak membuka selimutnya.
"ada yang sakit?"
"h-ugh tidak" ucap Archi dibalik selimut.
"buka dulu selimutnya ya? tidak bisa bernafas dengan benar jika seperti ini" Ucap Gio sambil berusaha membuka selimutnya.
Perlahan Archi mulai menyembulkan wajahnya. Yang dilihat Gio pertama kali Archi membuka semutnya adalah wajah suami kecilnya yang sebab dengan hidung yang memerah dan bibir yang menekuk ke bawah.
"sudah ya menangisnya. Nanti sesak" ucap Gio sambil membantu Archi untuk duduk.
"apa saya mempunyai kesalahan? ceritakan saja" lanjut nya bertanya.
"u-hhg "
Dengan sabar Gio menunggu jawaban dari suami kecilnya Sambil mengusap lelehan air mata yang bersarang dipipi bulat suaminya.
"b-agaimana jika h-ikss....jika aku bukan Archi? jika aku bukan suami mu? ughh..." ucapnya sambil meremas selimut yang ada diatas perut bulatnya.
Gio yang mendengar itu mematung sesaat karna merasa sangat aneh dengan pertanyaan tersebut. Lalu ia menormalkan ekspresi wajahnya dan mulai memeluk Archi.
Archi yang ada di dekapan Gio. Kembali menangis.
"h-ikss a-ku tidak enak dengan mu dengan bubu dengan semuanyaaa Huaaaa~.... A-ku merasa mem-bohongi semuanya" ucapnya sambil terisak.
"ya...berhenti menangis nanti akan susah untuk bernafas" ucapnya sambil mengusap punggung belakang Archi.
Sekitar 10 menit mendengar tangisan Archi Kini yang Gio dengar hanyalah keheningan.
Di dalam dekapannya Ia melihat Archi yang tertidur dengan isak kan kecil. Gio dengan perlahan membaringkan Archi.
Gio menatap lurus ke arah Archi yang tertidur. Ia masih memikirkan pertanyaan Archi tadi. Apa maksudnya? suami nya sampai menangis terisak seperti itu.
Karna tidak menemukan jawaban nya ia merasa buntu dengan pertanyaan Archi tadi. Jadi Gio memilih untuk mulai menidurkan tubuhnya di samping sang suami. Sambil mengelus anak² nya yang terlihat masih aktif didalam sana.
"tenang lah. Jangan membangunkan bubu mu sayang....bubu kalian sedang dalam mood yang buruk" ucap Gio sambil mengelus pelan permukaan perut Archi yang menonjol-nonjol.
"aku akan menanyakan tentang pernyataan tadi besok pagi" bisik Gio.
Gio mulai menutup matanya tertidur disamping suami manisnya.
.
.
.
."Archi?" panggil Gio.
ia melihat Archi didepan sana. Tapi Gio tak melihat wajah suami nya. Karna Archi membelakangi nya.
"Archii" ucap Gio menghampiri suaminya sambil menepuk bahu kirinya.
Archi menoleh ke hadapan Gio. Lalu ia tersenyum.
"kenapa hati ku merasa jika yang dihadapan ku Archi yang selalu mencari perhatian ku" gumam Gio saat melihat Archi.
"halo Gio.... pasti kamu merasakannya kan? seperti ada yang berbeda?" tanya Archi.
"y-aa? ini sebenarnya ada apa?" tanya Gio.
"sebelumnya aku adalah Archi Pions Marthama yang dulu adalah suami mu. Dan yang sekarang Archi di dunia mu itu Adalah Archi dari dunia lain yang dibawa tuhan ke dunia mu".
"a-pa? apa maksud mu?" ucap Gio dengan nada yang terbata bata.
"aku minta maaf Gio, Aku gagal menjaga anak ku. Aku sekarang ada di dunia yang berbeda denganmu"
"bagaimana bisa?" terlihat kerutan di dahi Gio.
"Gio dengar kan aku. Apapun masalah nya kamu harus menerima ini semua. Ini permintaan terakhir ku Sebagai sesama sosok yang masih memiliki perasaan"ucap Archi
"Gio aku sudah tidak ada di dunia mu lagi. Aku sekarang tinggal disini. sedikit jauh dari mu?" ucapnya lirih di akhir.
"aku mengidap leukimia sejak mengandung anak ku. Aku sudah berusaha menyembuhkannya. Aku tidak memberitahu mu karna Aku tidak mau merepotkan mu" ucap Archi lirih.
"apa!? bagaimana kau bis-" pertanyaan yang terdengar emosional itu di sanggah oleh Archi.
" dengarkan aku dulu" potong nya.
"aku tidak memberitahu mu karna aku ingin merasakan kasih sayang mu yang mulai tumbuh ketika aku mengandung. Ya aku memang egois. Tapi aku benar-benar ingin perhatian mu hanya pada ku. Aku tau kamu tidak benar-benar mencintai ku Gio" ucapnya lanjut.
Gio yang mendengarnya seketika membeku.
Archi yang melihat itu hanya tersenyum.
"aku merasa bersalah terhadap anak yang aku kandung. Jadi aku hanya ingin kamu menjaga mereka. Sekarang itu adalah anak mu dan Archi yang ada di dunia yang sama dengan mu" ucap nya sambil menunduk."hati ku sekarang mulai terasa lega Karana sudah mengungkapkan ini semua" ucap Archi memegang dadanya dengan kedua tangan sambil menatap kedua mata Gio.
Gio hanya mematung. Di dalam kepalanya banyak sekali pertanyaan. Rasanya kepalanya akan pecah. Ia pusing. Ia Bingung.
"Gio kamu tidak perlu bingung. Mulailah kisah mu dengan Archi yang sedang mengandung anak anak mu. Aku mendukung semua keputusanmu" ucap Archi sambil memegang kedua tangan Gio
"S-aya minta maaf. Kau tau aku hanya berpura-pura. Itu pasti menyakitkan. Saya benar-benar minta m-"
"suuuuut...sudah tidak apa-apa. Itu sudah berlalu" ucap Archi memotong ucapan Gio.
"tapi tetap saja. saya minta maaf" ucapnya lirih
"yaaaaa~....... sepertinya waktunya sudah habis. Aku pamit. Tolong ingat pesan ku"
"berbahagialah Giovan Marthama"
"selamat tinggal" ucap Archi yang mulai melepaskan genggaman tangannya dari Gio.
Rasanya Gio ingin mengejarnya tapi kakinya seperti tertahan olah benda yang sangat berat.
Akhirnya Gio hanya melihat Archi yang mulai menjauh dari pandangannya. Archi berjalan lurus ke depan. Dan menghilang dari pandangan nya.
.
.
.
.
Pagi tiba. Matahari yang terlihat malu-malu mengintip dari sela-sela jendela yang terbuka sedikit.Gio membuka matanya. Sepertinya terbangun karena matahari yang menyorot wajah tampannya. Akhirnya ia mendudukkan dirinya di ranjang nyaman itu.
Gio menatap kesamping yang dimana itu adalah Archi..... Archi? atau orang asing?.
Perlahan kelopak mata Archi terbuka karena merasa ada yang menatapnya. Archi terlihat berkali-kali mengedipkan matanya untuk menyesuaikan cahaya pagi ini.
"lucunya" Ucapnya tersenyum.
"ada apa? napa natap gue segitunya?" ucapnya sewot.
Haduhhh baru bangun tidur bumil satu ini udah garaaannggg aja nih.
"Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan mu. Pergi mandi setelah saya. Dan saya akan menunggu mu di ruang kerja samping" ucap panjang Gio yang mulai beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
"iya iya"
"dih dasar nyuruh nyuruh gue. Emangnya gue mau?" mulut kecil itu mencibir.
.
.
.
.Haloo gimna kabar kalian waktu baca part ini? semoga sehat ya...
love you💗
KAMU SEDANG MEMBACA
tiba-tiba berbadan dua
Random°Mpreg °Tramigrasi °BxB . . . . Giovan-Archi Giovan Marthama yang biasa dipanggil Gio dan Archi ariexa yang biasa dipanggil Archi "eugg ? kok perut gue kaya besar ?" ucapnya sambil mengelus permukaan perut bulatnya. "hah?? apa gue kena penyak...