Di pagi yang cerah terlihat seorang pria yang cukup manis dengan ekspresi wajah yang suram.
"kemana lagi gue harus cari kerja" Tanya pada angin lalu.
"huh lama-lama gue jual diri juga nih" dengus nya sambil menendang kerikilan batu yang ada di sepanjang jalan.
akhirnya karena hari sudah mulai sore dan ia belum juga mendapatkan pekerjaan, ia memutuskan untuk pulang ke kosan nya terlebih dahulu.
.
.
.
.
sesampainya di kosan ia langsung membaringkan tubuhnya, mungkin tubuhnya terasa lelah karena dari pagi tadi bolak balik mencari pekerjaan." hufff~ "
entah sudah helaan nafas yang keberapa yang dilakukan oleh pemuda itu.
" gimana cara biar biaya sewa kos gue lunas? "
gumam lelaki yang bernama Archi.
ya dia adalah Archi, seorang yang tinggal sendirian di dunia ini. Orang tua nya telah meninggal dunia tiga tahun lalu karena kecelakaan.
" gue pengen jadi orang kayaaa!! " teriaknya.
" ughhh mening gue tidur aja, dari pada teriak - teriak kaya orang gila. Siapa tau besok gue jadi orang kaya " gumam Archi yang mulai memejamkan matannya.
••
Di pagi yang cerah terdapat seorang pria kecil yang masih saja bergelut dengan mimpinya. Tiba-tiba pemuda tersebut membuka kelopak matanya.
"aughh?? kok kaya ada yang ganjel ya??" ucapnya sambil membuka kelopak matanya.
"hahhhh kok perut gue besar ?" ucapnya sambil hati-hati mengelus permukaan perut bulatnya.
"hah?? apa gue kena penyakit perut? kok bisa besar banget?" ucap pemuda berparas cantik itu.
"Hikss huaaaa gue sakit, gue bakal mati" racau nya dengan suara yang cukup nyaring.
karna suara tangisan yang menggema di ruang itu pun menarik seseorang untuk datang.
seorang pria dengan pakaian kator yang sudah sangat rapih menghapiri pemuda yang sedang menangis itu.
"ada apa?? kenapa menangis hm? ada yang sakit?" Tanya seora pria yang terlihat begitu tampan.
"hikss lu siapa? ini dimana? gue bakal mati? hikss" tannya Archi yang masih saja menangis.
"stttt saya suami mu Giovan dan jaga ucapan mu sayang, kau sedang mengandung. Tidak baik jika baby mendengarnya"
"hikss lu?-" tunjuk Archi di depan muka Gio.
"aku-kamu sayang" sanggah Gio sambil menurunkan telunjuk Archi.
"sudah berhenti menangis, nanti kamu susah bernafas" ucap Gio sambil mengusap air mata Archi dengan penuh kelembutan.
.
.didalam kepala Archi sekarang penuh dengan pertanyaan, bagaimana bisa ia mempunyai seorang suami, bagaimana bisa ia berada di sini, dan bagaimana bisa iya mengandung??.
"hah gw hamil kecebong dia? siapa namanya? Gio?"
"kok bisa?"
"tadi kan gue lagi tiduran di kosan"
"apa gue-???" Gumam itu di tangkap oleh seorang Giovan.
"sayang ada apa? mengapa bergumam dan melamun seperti itu?" tanya Gio yang khawatir.
"hahh gapapaa kok" ucap Archi yang tersadar dari lamunannya.
"yasudah saya tidak jadi ke kantor, saya khawatir dengan mu hari ini" ucapnya sambil melepas jas kantor nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
tiba-tiba berbadan dua
Acak°Mpreg °Tramigrasi °BxB . . . . Giovan-Archi Giovan Marthama yang biasa dipanggil Gio dan Archi ariexa yang biasa dipanggil Archi "eugg ? kok perut gue kaya besar ?" ucapnya sambil mengelus permukaan perut bulatnya. "hah?? apa gue kena penyak...