NAMANYA JUGA ANAK KECIL

93 23 9
                                    

"cewatu maca teadaan dwunia"

"Penwuh bahaya ataman dayi mucuh-mucuh bwumi"

"celamat tan tiwtya, hilyo yang ada, hilyo manwucia"

"penyelamat bwumi..."

"BWOBWOBWOYI...DALESI WOI!"

Selama perjalanan ke rumah orang tua jeandra, di dalam mobil tidak sunyi melainkan berisik dengan suara si kembar yang bernyanyi bersama. Yashica dan jeandra yang mendengar nyanyian si kembar tertawa karena mereka berdua sangat hafal dengan lirik lagu dari kartun Boboiboy tersebut.

Yashica sedikit membalikkan tubuhnya untuk menatap si kembar "jiun-ajun, kalau udah sampai di rumah nenek jangan nakal nurut sama nenek. Satu lagi ingat jangan makan permen ataupun coklat, okey"

"ciap bwuna" jiun dan Ajun menjawab secara bersamaan dengan gaya hormat kepada yashica.

Yashica tertawa gemas melihat tingkah si kembar yang menggunakan gaya hormat. Jeandra bahkan yang sedang fokus menyetir hanya mendengar suara si kembar pun ikut tertawa.

Sekarang mereka sudah sampai di kediaman orang tua jeandra/ mertua yashica. Jeandra dan yashica keluar dari mobil lebih dulu, yashica menurunkan jiun-ajun, sementara jeandra membuka bagasi mobil untuk menurunkan barang-barang perlengkapan si kembar. Jiun-ajun yang sudah Keluar dari mobil segera berlari ke arah neneknya/orang tua jeandra yang sudah berdiri di sana menunggu kedatangan mereka.

"NENAIY" jiun-ajun teriak bersamaan sambil berlari ke arah nenek yang sudah berdiri di sana. Orang tua jeandra melihat cucu kembarnya berlari pun berjongkok sambil merentangkan kedua tangannya, menyambut cucu kembarnya ke dalam pelukannya.

"aduh cucu kembar kesayangannya nenek" Riana orang tua jeandra memeluk cucu kembarnya dengan sayang, karena ia kangen dengan cucu kembarnya. Riana berdiri untuk menyambut anak dan menantunya.

Yashica salim mencium punggung tangan Riana lebih dulu, di susul jeandra salim mencium punggung tangan Riana setelah meletakan perlengkapan si kembar. Riana pun sama memeluk anak dan menantunya dengan hangat.

"kalian jadi berangkat sekarang kan? Berangkat sekarang aja" Riana mengusir anak dan menantunya untuk pergi dari sana.

Jeandra menatap Riana sinis "mami, kita baru aja nyampe... Masa udah di usir aja"

Riana berdecak kesal kepada jeandra sang putra yang tidak mengerti dengan maksud dari perkataannya itu "maksud mami itu baik tau...sama kalian buat pergi sekarang, biar bisa waktu pacaran kalian berdua lebih lama" sebelum Riana melanjutkan ucapannya, ia mendekatkan wajah pada yashica dan jeandra untuk berbisik "kalau bisa kalian Check-in hotel aja" lanjut bisik Riana, membuat jeandra senang dengan ide sang mami, tapi lain hal dengan yashica justru itu membuatnya malu.

Jeandra berjongkok di hadapan jiun-ajun untuk mesenjajarkan dengan tubuh sang anak "jiun-ajun jangan nakal di sini, denger-in apa perkataan nenek dan ingat jangan makan permen ataupun coklat, ya sayang"

Jeandra dan yashica pun berpamitan pergi dengan Riana "ya udah kita berangkat dulu mih" jeandra menggandeng tangan yashica, mereka berdua dadah-dadah kepada si kembar dan Riana. Jeandra dan yashica masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan kediaman orang tua jeandra.

Riana setelah melihat kepergian mobil jeandra, membawa masuk cucu kembarnya ke dalam rumah "jiun-ajun, nenek mau ke supermarket. Kalian mau ikut ngga?" Riana mengajak jiun dan Ajun untuk ikut atau tidak ke supermarket.

"Ndak nenaiy... tiwtya mawu tetemwu tetaiy. Mayin tetaiy boyeh?" Jiun tidak ingin ikut pergi ke supermarket, tapi ia ingin bermain bersama sang kakek.

"Boleh, tapi nanti ya...kalau sekarang kakek masih ada di kantor" jiun mendengar jawaban dari Riana sedikit murung, alasan ia semangat dateng ke rumah neneknya adalah ingin bertemu dengan kakeknya. Lain hal dengan Ajun yang terlihat biasa saja dengan saat mendengar jawaban si nenek.

Riana tersenyum maklum saat melihat ekspresi wajah jiun, yang belum bisa bertemu dengan kakeknya di karena kesibukan pekerjaan "nenek pergi ke supermarket dulu sebentar. Kalian sama bibi, kalau butuh apa-apa panggil aja bibi nya ya" jiun-ajun mengangguk mendengar ucapan Riana.

"iya, atiy-atiy nenaiy" mendengar ucapan jiun-ajun membuat Riana tersenyum gemas, Riana pun pergi ke supermarket meninggalkan mereka bertiga dengan ART/bibi yang bekerja di rumah Riana.

Selama ditinggal Riana pergi ke supermarket mereka berdua bermain bermain bersama diruang tamu. Ajun yang kehausan pun berdiri berjalan ke arah meja untuk mengambil botol minum yang sebelumnya tadi sudah di siapkan oleh si bibi.

Saat Ajun menyedot air minum tersebut airnya tidak keluar sama sekali, sepertinya tadi jiun meminumnya sangat banyak. Jadi ia akan pergi mencari bibi untuk minta tolong diambilkan air minum, tapi sebelum itu ia memberitahu jiun dulu agar tidak khawatir mencari keberadaannya.

"napah ajwun?"jiun bertanya kepada Ajun yang masih berdiri di dekat meja tanya jiun sambil menatap Ajun yang berdiri di dekat meja tv.

"Ajwun na hawuc, jadiy mawu mintya towyoung ambiyl ninwum di dapwul cama bibi" ucap Ajun sedikit lelah dengan kosakatanya yang cukup panjang.

"ya wudyah cana, tapiy Janan yama-yama yah" Ajun menganggukkan kepalanya mengerti "owtey" Ajun segera berlari pergi mencari si bibi untuk minta tolong diambilkan air minum, meninggalkan jiun yang masih asik bermain mobil-mobilan.




###


Jiun yang bermain mobil-mobilan, ia merasa Ajun sangat lama untuk mengambil minum. Apakah bibi tidak ada? Atau sedang keluar? Tapi kalau bibi keluar pasti bibi memberitahu dulu batin jiun, tapi kalau seperti ini iya jadi panik Ajun tidak ada di dekatnya. Jiun segera berdiri melempar asal mainan mobilannya, ia berjalan menuju dapur mancari keberadaan Ajun. Siapa tau ia masih ada di sana, karena tadi Ajun memberitahu jiun pergi ke dapur untuk mengambil minum.

Saat sudah sampai di dapur jiun melihat sekeliling, tapi ia tidak melihat keberadaan Ajun di sana “AJWUN!” jiun berteriak memanggil nama Ajun, karena ia takut Ajun hilang ntah kemana. Bahkan ia sudah menangis.

Jiun berjalan mengelilingi dapur sambil menangis sesenggukan, tapi saat ia hampir mendekati meja makan, ia melihat ada siluet seseorang di bawah  meja makan yang terhalang di antara celah-celah kursi. Jiun berjalan ke meja makan segera menggeser salah satu kursi tersebut, saat salah satu kursi berhasil tergeser atensinya terkunci oleh seseorang yang sedang membelakanginya.

“Ajwun?”

“Jiwun!” Ajun menengok ke belakang kaget mendapati Jiun sedang berdiri di sana, kemudian Ajun tersenyum menatap jiun dengan mulut yang cemong oleh coklat.

Jiun melihat Ajun makan coklat panik, takut di marahi bundanya (yashica) karena ketahuan makan coklat “ajwun tyo matyan coteyat, tyan tyatya bwuna nda boyeh” Ajun meletakkan jari telunjuk yang kotor oleh coklat di depan mulutnya, memberi isyarat agar jiun diam dan jangan berisik.

“jiywun jyanan beyiciyk. Iniy ajwun matyan nya diyam-diyam” ucap Ajun menatap jiun dengan wajah yang dibuat seserius mungkin “tyalo jiywun mawu ciyniy tiwtya matyan bayeng Adya” Jiun hanyalah anak kecil biasa pada umumnya, yang ditawarkan sebuah coklat akan menerimanya.

jiun pun ikut duduk bergabung di bawah meja bersama Ajun, setelah duduk di sebelah ajun sebelum memakan cokelatnya jiun menghapus sisa air matanya menggunakan tangannya Ajun pun ikut membantu menghapus sisa air mata jiun di pipi. Ajun melihat wajah jiun yang cemong oleh coklat pun tertawa, jiun melihat Ajun tertawa ikut tertawa bersama.


















Jangan lupa vote and follow

semangat uploadnya

Komen bebas👍🏻

THE FAMILY HUNANTA'S (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang