Juna Ardianta : Dulu, yang paling gue nantikan di dunia ini adalah ... kemana Tuhan bawa kehidupan gue. Siapa sangka, ke Ayya. Dan setelah menantikan apa yang terjadi antara gue sama Ayya, siapa sangka gue sampai pada saat ... gue menantikan anak gue sama Ayya.
Kun Prasta Wijaya : Gue nggak pernah bosen buat bilang kalau gue pengen selalu ada di sisi Kaureen untuk mengusir kesepian yang gue lihat di matanya, gue mau jadi satu-satunya orang yang nemenin dia dalam situasi apapun, pun Kaureen ... selama ini, dia juga satu-satunya orang yang selalu nemenin gue dalam situasi apapun.
"Gimana nggak ditemenin Bang, lo kan nempel mulu sama Kaureen. Lo ikutin kemana-mana," timpal Dion.
Kun melotot ke arahnya, "Yon! serius dikit lah! Kita kan ceritanya lagi buat vlog buat anak-anak kita. Supaya mereka tahu gitu persahabatan orangtuanya seerat apa," kata Kun.
Juna tertawa, "Mohon maaf, obrolan ini kerekam loh," sahutnya.
Dion menggeleng, "Hai Kids! Maaf ya, Papa sama Om kamu ini susah kalau disuruh serius, jadi gini deh," katanya.
Juna berdecak, "BOLEH KEMBALI KE ADEGAN NGGAK?!" protesnya.
Kun tertawa, "Gue sih udah. Giliran Dion sekarang," katanya.
Dion menghela napas, "Ya Allah, pemanasan dulu gue. Jun, lo kasih aba-aba coba, kasih action! gitu-gitu loh kayak sutradara."
"Eh, gue kerja di kantor pajak ya bukan di perfilm an. Bang Kun tuh! Bang! lo kan kerjaannya bikin iklan!"
"Eh tapi gue mah creative director, ya nggak gitu-gitu juga!"
"YA ELAH BILANG ACTION DOANG SUSAH!"
Suara Kaureen memecah keributan di antara mereka. Ayya dan Maisy yang menyaksikan perdebatan kecil suami mereka hanya bisa menggeleng sementara Kaureen, ia meraih kamera yang berada di tangan Juna dan memegangnya, mengarahkannya pada Dion.
"ACTION!" katanya dengan cepat.
Secepat tindakan Kaureen, secepat itu pula Dion berubah menjadi serius, dia mulai tersenyum ke arah kamera dan mulai berbicara, "Hmmm, sejak ketemu Maisy ... Gue cuman mau satu hal; dia bagi bebannya ke gue, dan kita lalui semuanya sama-sama. Itu aja, siapa sangka kita memang akhirnya sama-sama, Gue, Maisy, dan Freya."
"Kok hening?" tanya Dion saat selesai bicara namun tak ada respon apapun yang diterima olehnya.
"Ya Allah, banyak banget ya iklannya bikin video gini doang," gerutu Kaureen.
Ia menyerahkan kameranya pada Kun dan berkata, "Kamu edit aja sebagus mungkin! walau bakal susah sih pasti," yakinnya.
Kun tertawa, "Nggak usah diedit lah yang, ini udah bagus kok. Alami."
"Alami chaosnya sih iya," kata Juna.
Ayya tertawa, "Udah ah, nggak usah bikin video-video gini. Aneh banget soalnya!"
Maisy mengangguk setuju, "Kalian aja yang bikin, kita nggak ya. Udah cukup bagi anak kita untuk tahu kelakuan Bapaknya kayak apa."
"Yaaang!" Protes Dion.
Kaureen tertawa, "Tuh Yonn! lo sih ah banyak ini-itunya!"
"Gue aja terus yang disalahin! padahal ini idenya Bang Kun!" katanya.
Kun mengangguk-angguk seraya tersenyum, "Maaf ya, gue juga nggak nyangka hasilnya begini."
"Hai Kids! maaf ya, malah jadi ribut begini. Dan inilah akhir dari video kita hari ini, karena kalau diterusin, takutnya tali silaturahmi kita terputus! Lumayan, ilang amplop dari 4 orang pas kamu lahir nanti!" kata Juna setelah merebut kamera Kun dan mulai merekamnya.
"WOY!" teriak Dion.
Semua orang tertawa, dan berhenti merekam memang keputusan yang bagus. Karena konsep seperti ini, benar-benar tidak cocok untuk mereka.
- end of intro -
ANJAY PUKUPUKUPAWPAW PUKUPUKUPAWPAW WKWKWKWKWKWK
Semoga bisa menjadi perkenalan singkat bagi pembaca-pembaca baru yang langsung baca di sini ya.
Misi untuk cerita ini tetap: membuat pernikahan bahagia di tengah gempuran pernikahan yang membuat trauma!
Segitu aja.
Silakan lanjut ke part selanjutnya~
KAMU SEDANG MEMBACA
From Home to Home
ChickLitKatanya, tidak ada yang tahu isi rumah seseorang selain mereka yang tinggal di sana. KALAU memang dirahasiakan. Nyatanya, pertemanan Maisy, Kaureen, dan Ayya yang juga membentuk aliansi pertemanan yang sama bagi suami mereka; Dion, Kun, dan Juna tid...