The Missing Part: Donghyuck

115 18 1
                                    

Yuta menyugar rambutnya yang terkena angin musim gugur. Ia berjalan dengan langkah cepat menuju rumah keluarga Lee.

Hari ini ia mendapatkan panggilan mendadak dari sang nyonya untuk mengantarnya ke bandara.

Yuta melihat wanita paruh baya itu baru saja keluar dari rumahnya bersama sang suami. Ia memasang senyum ramahnya ketika melihat Yuta lalu berjalan ke arah pria itu.

"Oh, Yuta. Maafkan aku karena memanggilmu sepagi ini pada akhir pekan." Nyonya Kim mendesah merasa bersalah, dan berjalan menggandeng lengan Yuta menuju garasi.

"Anda tidak perlu khawatir, nyonya. Aku selalu siap melayani keluarga anda." Jawab Yuta dengan senyum tipisnya.

Nyonya Kim tertawa pelan lalu melepaskan tangannya dari Yuta. "Tentu, kau bahkan seperti putraku sendiri. Di banding Mark, kau jelas lebih baik." Candanya. "Aku akan menunggu di depan," ia berkata setelah tawanya mereda.

Nyonya Kim berhenti setelah dua langkah dan ia teringat sesuatu, kemudian berbalik ke arah Yuta, "dan oh, bisakah kau pindahkan mobil Mark. Putraku sangat sembrono dan masih saja sulit diatur. Padahalㅡ"

"Tentu, nyonya." Yuta menunduk dan tersenyum dengan sopan, menghentikan celotehan sang nyonya di pagi hari yang menambah rasa pening di kepala pria itu.

Yuta memasuki garasi rumah keluarga Lee dan langsung berdecak pelan saat melihat kondisi garasi yang cukup berantakan. Ia memang cukup mengenal sikap Mark, pria kecil itu selalu berbuat semau sendiri dan cukup ceroboh. Bahkan untuk hal kecil seperti memarkirkan mobilnya sendiri, pria itu terlihat tidak peduli.

Setelah mendapatkan kunci mobilnya, Yuta masuk ke dalam mobil milik Mark untuk memindahkannya. Untungnya garasi itu cukup luas hingga Yuta tidak perlu berusaha terlalu keras dan repot. Lagipula mobil itu hanya menutupi pintu keluarnya saja, dan Yuta hanya perlu memundurkan mobilnya sedikit.

Saat hendak menginjak gas, Yuta merasakan sesuatu mengganjal pedal gasnya dan membuatnya kesulitan bergerak. Yuta pada awalnya mencoba untuk menyingkirkan sampah itu menggunakan kakinya, namun sepertinya benda itu tersangkut. Dan ia akhirnya harus menunduk untuk melihat benda apa yang menghalanginya itu.

Yuta menarik dengan keras sebuah kertas yang terselip di bawah pedal gas itu. Pria itu hendak membuang kertas yang sepertinya diremat dengan kuat itu ke tempat sampah ketika sesuatu terlintas di dalam kepalanya, insting Yuta seperti tergelitik dengan fakta itu. Mungkin Mark sengaja melakukannya, ia terlalu marah pada sesuatu hingga kertas itu terlihat diremat begitu kuat dan keras.

"Shit, benar-benar menyusahkan saja." Yuta sejujurnya tidak ingin terlalu ikut campur dengan masalah anak tuannya ituㅡitu adalah hal terakhir yang ingin ia lakukan, tetapi itulah tugas Yuta sebenarnya, "mengurus" masalah keluarga Lee. Jadi apa pun yang akan ia dapatkan hari ini, Yuta harus melaporkannya pada sang tuan.

Akhirnya, ia membuka bulatan kertas lusuh itu dengan malas. Dan ketika matanya melihat tulisan yang ada di dalam kertas itu, membuat Yuta semakin waspada. Sebuah tulisan dan logo rumah sakit, itu artinya ia harus melaporkan ini pada majikannya, walaupun ia enggan.

Mark memang pria brengsek, tetapi Yuta tetap mendoakannya supaya pria itu baik-baik saja dan tidak membuat masalah. Namun, kekhawatiran Yuta terhadap Mark menguap begitu dengan cepat setelah ia membaca semua tulisan yang ada di kertas tersebut.

Kedua alisnya bertaut, matanya mengernyit tajam, dan sudut bibirnya melengkung marah dan rahangnya mengeras. "Lee Donghyuck?" Gumamnya. Tanpa ia sadari tangannya kembali meremat kertas itu hingga membuat ujungnya sobek.

"Apa-apaan ini?" Pria itu menatap tajam kertas yang digenggamnyaㅡjika sebuah tatapan bisa mengeluarkan api, mungkin kertas itu kini sudah menjadi abu. Yuta mendesis pada dirinya sendiri, dan dengan kalut melemparkan kertas tersebut ke dasbor mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DesideriumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang