The Missing Part: Mark

124 20 0
                                    

Ibu menunggu di depan ruang IGD dengan perasaan takut setelah mengantarkan putranya masuk ke sana. Di ruang tunggu itu sudah ada suami ibu dan Yuta yang sedang menggendong Lily.

"Putraku... putraku akan baik-baik saja, bukan?" Ibu bertanya dengan panik ke arah Yuta sambil mengguncang tangan pria itu.

Yuta berdeham pelan, ia menjaga ekspresinya supaya tetap datar. "Dia mungkin baik-baik saja. Mark adalah pria yang kuat. Ia pasti bertahan." Jawabnya, walaupun dalam hati ia tidak yakin.

"Our son is the strongest soldiers. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini." Ayah Mark ikut berbisik pada ibu dan memberikan pelukan hangat pada istrinya itu.

Wajah ibu sedikit berseri, ia agak tenang mendengar hal itu walaupun mungkin saja Yuta ataupun ayah tidak tahu apapun.

Bertepatan dengan hal itu pintu IGD terbuka dan keluar lah dua orang dokter yang sudah paruh baya. "Hai, saya dokter Lee, dan ini adalah Seo seorang ahli bedah jantung." Dokter Lee memperkenalkan dirinya dan rekannya.

Ibu menghambur ke arah kedua dokter itu dengan berurai air mata. "Bedah jantung? Apa yang terjadi dengan Mark? Ia baik-baik saja selama ini.. putraku tidak memiliki riwayat penyakit jantung sama sekali."

Dokter Lee tersenyum penuh simpati ke arah ibu, ia memundurkan tubuhnya dan membiarkan dokter Seo untuk menjelaskan keadaan Mark pada sang ibu.

Dokter Seo menatap ibu dengan teduh, "salah satu katup yang mengontrol aliran darah melalui jantung Mark rusak, dan darah mengalir kembali ke paru-parunya. Untuk itulah sebabnya ia tidak bisa bernapas." Dokter Seo menjelaskan dengan perlahan pada ibu yang masih terlihat panik.

"Tapi bagaimana bisa itu terjadi? Putraku sangat kuat, ia tidak pernah sakit sebelumnya dan selalu menjaga pola hidupnya." Tanya ayah. "Anakku sehat selama ini. Dan kami tidak memiliki riwayat penyakit jantung."

Ibu menggeleng pelan sambil terisak. "Putra kami berjuang karena ia kehilangan pasangannya belum lama ini. Mungkin akhir-akhir ini ia sedikit stres..." ibu menambahkan.

Dokter Seo menghela napasnya, "itu mungkin bisa menjelaskan apa yang terjadi." Dokter Seo membuka pintu ruang IGD dan membiarkan ibu serta ayah mengikutinya lalu menyibak tirai tempat rawat Mark.

Pria itu ternyata telah membuka matanya, dan ia seperti tengah mencari seseorang.

"Ibu.." desahnya dengan lemah.

"Mungkin ini terdengar buruk, tapi Mark mengalami sindrom patah hati." Ujar dokter Seo. "Kehilangan pasangan yang sangat kita kasihi mungkin membuat Mark menjadi sedih sehingga memicu hal ini terjadi, akibatnya membuat detak jantungnya sangat keras hingga merobek otot-otot yang menahannya."

Ibu terisak dipelukan ayah. Tidak mengira hal ini terjadi pada putranya. Ia tidak pernah mengira Mark menahan semua ini sendirian. Ibu merasa sangat hancur dan menyesal.

"Kabar bagusnya adalah saya bisa memperbaiki patah hati itu. Dan sekarang kami akan menyiapkanmu untuk melakukaan operasi." Lanjut dokter Seo dengan senyum positif yang berusaha ia tebarkan pada seluruh ruangan itu.

"Operasi?" Ulang ibu. "Oh, putraku yang malang." Isaknya.

"Anda jangan khawatir. Kami akan melakukan perawatan terbaik dan memastikan Mark bisa sembuh seperti sedia kalaㅡ" dokter Seo menggantungkan perkataannya dan memberi isyarat pada kedua orang tua Mark untuk berjalan mengikutinya menjauhi ranjang Mark.

"Mungkin saya bisa menyembuhkan masalah jantungnya. Tetapi saya akan tetap menyarankan metode lain untuk menyembuhkan sakit hatinya." Bisik dokter Seo dengan aura positifnya.

DesideriumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang