3

189 37 0
                                    

Kiba menghampiri Sasuke yang sedang duduk dimeja bar. Mereka sedang di club. Reuni kelas sudah berlalu tiga hari yang lalu tapi Kiba masih penasaran alasan Sasuke mengantar Hinata. Aneh saja, laki-laki itu enggan berinteraksi dengan perempuan tapi malam itu dia dengan ikhlas mengantar sahabatnya dan juga menawarkan diri untuk merahasiakan keadaan Hinata. Kebetulan sekali mereka bertemu lagi seban Naruto mengajaknya ke club dan Sasuke ikut.

Sasuke melihat Kiba yang duduk disampingnya. Setelah itu fokus kembali kepada minuman ditangannya. Kiba bingung harus memulainya dari mana. Tidak enak juga menanyakan kebaikan pemuda itu.

"Terimakasih sudah mengantar Hinata" sepertinya mengucapkan terimakasih harus Kiba lakukan.

"Hn" seperti biasa pemuda itu hanya menjawab singkat.

"Gue tau dari Hinata bahwa lu gak ngehina dia dan malah ikut merahasiakannya" Sasuke hanya diam tidak merespon.

"Gue berterimakasih sekali lagi sama lu" Kiba sedikit melirik Sasuke sedikit takut sebenarnya untuk menanyakan itu.

"Gue hanya sedikit penasaran kenapa lu bersikap baik kepada Hinata" Sasuke menatap Kiba heran.

"Bukan maksud gue bilang lu jahat ya. Tapi setau gue lu kan gak mau ribet soal cewek. Tapi saat gue denger dari Hinata apa yang terjadi gue hanya penasaran" dia berharap Sasuke tidak tersinggung dengan ucapannya tadi.

"Gue hanya bosan. Jadi gue antar dia" Kiba hanya beroh ria. Masuk akal juga. Sasuke kan tidak terlalu menyukai menikmati pesta dan lebih memilih duduk sendiri sambil minum.

"Lalu soal ngerahasiain keadaannya?" Tanya Kiba lagi. Pemuda itu hanya terkekeh.

"Tidak ada gunanya buat gue memberitahu orang lain" Kiba terdiam. Ternyata Sasuke tidak sebaik omongan Hinata. Dia tetaplah Sasuke yang dia tahu. Semuanya dilakukan laki-laki itu hanya karena kemauan dirinya saja tanpa ada alasan lebih.

"Begitu ya. Apapun alasan lu, gue harap lu gak memberitahu kepada yang lain mengenai Hinata. Dia sudah cukup menderita selama ini. Gue gak mau dia dihina juga" Kiba mengetahui perjalan Hinata yang tidak mudah. Maka tidak adil saja jika orang orang menghina perempuan itu karena keadaan yang tidak pernah Hinata inginkan juga. Sasuke hanya diam. Kiba memandang Sasuke mungkin pemuda itu tidak sebaik yang dipikirkan tapi selagi dia tutup mulut tidak masalah baginya.

"Gue mohon sama lu" ucap Kiba. Sasuke menyimpan gelasnya diatas meja lalu pergi. Dia harap Sasuke memdengarkan omongannya. Jika laki-laki itu memberitahu yang lain, Kiba tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Dan dia akan sangat menyesal seumur hidup karena telah membawa Hinata ke pesta itu.
_____________________________________
Hinata selalu pulang jalan kaki dari toko bunganya. Dia pulang pukul tujuh setelah membereskan semuanya. Setelah itu mampir sebentar ke supermarket membeli bahan makanan untuk makan malam. Tapi malam ini dia sedikit terlambat pulang karena dia harus mengurusi pembukuan keuangan toko yang sering dia lakukan satu bulan sekali.

Hinata menatap jam tangannya pukul sebelas malam. Ternyata sudah larut pantas saja jalanan begitu sepi. Hinata tidak takut sebab dia sudah terbiasa dan jalanan sekitaran sini juga sangat aman jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Hinata berhenti sejenak untuk menatap pemandangan kota. Ternyata di dunia semeriah ini Hinata terus merasakan kesepian. Kecelakaan orang tuanya adalah mimpi terburuk yang pernah hadir dalam hidupnya. Sehingga dia tidak takut jika keburukan lain hadir karena yang terburuk pernah menimpanya.

Jika dia tahu lebih awal bahwa Hinata tidak akan melihat orang tuanya lagi mungkin dia tidak akan memilih menghabisi liburannya bersama nenek dan kakeknya. Dia akan memilih bersama ayah dan ibunya kemudian mendekapnya untuk tidak pergi kemanapun. Tanpa sadar air matanya terjatuh. Dia ingin memegang tangan mereka sekali lagi. Maka dia memohon kepada Tuhan untuk segera membawanya. Dia sangat merindukan mereka. Dia tidak ingin melanjutkan semua ini yang dia mau hanya kembali bersama orang tuanya.

Kau LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang