Mereka saling terdiam. Selama perjalanan Hinata hanya memandang keluar. Dia sebenarnya tidak enak kepada Sasuke karena harus mengantarnya. Alhasil lelaki itu harus meninggalkan pesta.
"Dimana rumahmu?" Hinata memandang Sasuke yang sedang fokus menyetir. Benar juga pemuda itu tidak tau rumahnya kalau dia kasih tau otomatis Sasuke akan mengetahui kondisinya sekarang. Bagaimana ini, Hinata takut Sasuke mengejeknya.
"Rumahmu dimana?" Ulang Sasuke sambil menatap Hinata.
"Sasuke aku turun disini saja" Hinata tidak mau Sasuke tau kondisinya. Lebih baik dia segera turun meskipun rumahnya masih cukup jauh. Pemuda itu menatapnya bingung.
"Aku tidak akan berhenti sebelum kau memberitahu letak rumahmu" Hinata terkaget bagaimana ini. Apa dia harus memberitahu Sasuke yang sebenarnya.
"Rumahku tidak jauh dari sini kok jadi kau turunkan aku disini saja" Sasuke tidak menggubris omongan Hinata. Perempuan itu hanya menunduk mungkin hari ini semuanya akan tahu bahwa Hinata miskin. Dan mereka akan tau alasan kenapa dia tidak mau datang. Hinata menghela nafas.
"Jadi dimana rumahmu?" Tanya Sasuke lagi. Dengan pasrah Hinata memberitahu letak rumahnya. Pasti Sasuke akan mengejeknya nanti saat mereka tiba di depan rumah Hinata. Apa boleh buat.
Tidak lama mereka tiba didepan rumah Hinata. Perempuan itu terus menunduk. Dia malu kepada Sasuke. Rumahnya terlihat sangat buruk jika dibandingkan dengan villa Sakura tadi. Sasuke pasti kaget dan akan berkata bahwa Hinata rupanya adalah orang miskin. Dia ingin menangis karena tidak siap Sasuke akan menghinanya.
"Kita sampai" Hinata mengangguk. Sasuke menatap Hinata yang sedari tadi diam saja.
"Terimakasih banyak" ucap Hinata. Sasuke mengangguk mengiyakan. Perempuan itu menatap Sasuke kenapa dia tidak merespon apapun soal rumahnya. Atau jangan-jangan dia tidak mau bilang langsung tapi membicarakannya dibelakang bersama teman-tamannya nanti.
"Sasuke kalau kamu ingin menghinaku lebih baik disini saja dari pada dibelakangku" Sasuke menatap Hinata.
"Sebenarnya aku tidak mau ikut tapi Kiba terus memaksaku. Aku kesana hanya ingin bertemu Ino"
"Aku tau diri kok. Aku tidak seperti kalian" Hinata semakin menundukan kepalanya. Meskipun dia malu tapi dia harus berbicara kepada Sasuke. Dia lebih memilih Sasuke menghinanya langsung daripada membicarakannya dibelakang itu lebih menyakitkan bagi Hinata.
"Jadi lebih baik kau menghinaku disini tapi tolong jangan membicarakan aku dibelakangku karena itu lebih menyakitkan" Sasuke hanya terdiam mendengar dengan seksama. Tiba-tiba pemuda itu tertawa. Lalu tangannya mengacak-ngacak rambut Hinata. Sepontan perempuan itu menatap Sasuke tidak percaya. Kenapa Sasuke menyentuh kepalanya.
"Aku tidak akan membicarakanmu dan aku juga tidak mau menghinamu" ujar Sasuke. Hinata tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Kenapa Sasuke bilang begitu.
"Kenapa?" Tanya Hinata.
"Tidak ada yang harus aku hina darimu" mereka saling bertatapan.
"Tapi kau tau aku tidak seperti kalian. Lihatlah rumahku tidak semewah villa Sakura"
"Lalu?" Tanya Sasuke.
"Ya. Ya harusnya kau menghinaku bukan?" Hinata bingung sendiri jadinya. Bukannya bersyukur ini malah mempermasalahkan karena Sasuke bersikap baik padanya. Pemuda itu hanya tersenyum melihat tingkah Hinata.
"Kau lucu sekali Hinata" kok lucu sih ucap Hinata dalam hatinya. Hinata serius tidak sedang ngelawak.
"Terimakasih kalau begitu" ujar Hinata.
"Masukan nomor ponselmu" Sasuke menyodorkan ponselnya kepada Hinata. Perempuan itu malah menatap Sasuke.
"Kita bertemankan?" Tanya Sasuke. Hinata mengangguk kemudian meraih ponsel itu dan lalu memasukan nomornya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Lagi
Fiksi Penggemar"Aku tidak mau" ujar Hinata. Entah sudah beberapa kali dia mengucapkan kalimat itu. "Ayolah Hinata" Kiba berlutut dihadapan Hinata dengan kedua tangannya yang memegang tangan perempuan itu. "Aku tidak mau Kiba" tolaknya lagi. Kenapa Kiba sangat kera...