~HAPPY READING~
"astaga kamu sudah sadar sayang, tapi lebih baik kamu masuk lagi ke kamar yuk. Istirahat lagi badan kamu belum pulih sepenuhnya" ajak yumni sang mami dengan sedikit menarik Hilary untuk kembali ke kamarnya.
Hilary tidak menggubris perkataan sang mami terhadap dirinya yang ia butuhkan saat ini adalah bertemu dengan Juna terlebih dahulu.
"mih...aku mau bertemu dengan Juna. Dimana dia sekarang?"
"mami kurang tau Juna dimana, karena terakhir kali dia sama papa" Yumni menjelaskan kepada Hilary dengan mengusap bahu anaknya. Hilary menahan tangisnya setelah mendengar penjelasan sang mami.
"Kau memang sangat keras kepala, Hilary"
Hilary mendengar suara sang papa, menatap Fauzi memohon agar memberi tau keberadaan Juna sekarang.
"pa? Papa tau kan dimana Juna?" tanya Hilary
Fauzi menatap Yumni sang istri untuk pergi dari sini meninggalkan dirinya hanya berdua dengan putri. Yumni yang diperlihatkan pada Fauzi sang suami menghela nafas pelan, sebelum pergi ia menatap putri nya dengan mengusap bahu Hilary baru setelah ia pergi dari sana.
"Kenapa kamu menanyakannya? Bukankah kamu sudah besar dan bisa ke mana-mana sendiri tanpa perlu diawasi" jelas Fauzi dengan nada tenang dan tegas kepada Hilary.
"Untuk itu aku minta maaf. Sekarang aku mau ketemu Juna terlebih dahulu"
"Ikuti papa!" titah Fauzi tegas pada sang Hilary
Hilary pun mengikuti langkah papanya hingga sampai di sebuah ruang cukup besar yang dikelilingi oleh beberapa anak buah papanya.
Saat pintu ruang tersebut terbuka, atensinya Hilary terkunci kepada bodyguardnya Juna yang tengah di cambuk menggunakan kayu dengan posisi berdiri.
"itu adalah hukumannya karena gagal menjaga kamu, ini sudah resiko dalam pekerjaannya" Fauzi memberikan penjelasan kepada Hilary tentang hukuman pekerjaan Juna.
Ini tidak adil, semua ini adalah kesalahannya, tapi kenapa Juna yang harus mendapatkan resiko sesakit ini. Mungkin jika ia tidak pergi dengan temannya, Juna tidak akan kena imbasnya seperti ini.
Hilary berlari menghampiri Juna yang sudah terluka hampir seluruh tubuhnya.
"stop! Lo semua bakalan bikin dia mati kalau begini, pa....ini semua kesalahanku dan harus aku juga yang dihukum" Hilary mengucapkan dengan menghadang orang-orang yang akan mencambuk Juna.
"Baiklah, kalau begitu kamu melanjutkan hukuman Juna, tersisa 37 cambuk kan lagi"
Hilary membelak kan matanya ke arah papanya "papa!"
"Jangan tuan...biar saya saja. Nona keluarlah dari sini sebelum anda terkena imbasnya" ucap Juna lirih, Juna berusaha mengeluarkan sisa tenaganya untuk mengatakan kepada Hilary.
"juna..." Hilary dipaksa berdiri oleh dua orang anak buah Fauzi dan menahan Hilary yang menangis histeris setiap melihat Juna yang di cambuk.
Dan hingga di cambukkan ke 113 Hilary dilepaskan dan dibiarkan ia menghampiri Juna. Hilary ntah keberanian dari mana setelah dilepas ia segera memeluk tubuh Juna yang penuh dengan luka cambukkan. Juna meringis saat tangan Hilary memegang luka cambukkannya.
"Juna...maaf-in gue ya" Hilary menangis di pelukan Juna.
"nona jangan menangis, ini memang sudah resiko saya" Juna tidak membalas pelukan Hilary karena dirinya tidak berani, karena di sana masih ada Fauzi yang menatap keduanya.
Hilary memeluk mengeratkan pelukannya pada Juna dan suara tangisannya semakin keras, dirinya menyesal tidak pernah mengikuti perkataan Juna ataupun papanya/Fauzi.
Juna meringis saat Hilary semakin mengeratkan pelukannya pada tubuhnya, sebenarnya ia senang tapi sakit pada lukanya tidak bisa ia tahan.
"Nona...saya mencintai anda" bisik Juna lirih tepat di telinga Hilary, sebelum dirinya pingsan dalam pelukan Hilary. Hilary yang tidak kuat menahan berat badan tubuh Juna pun terjatuh dengan posisi Hilary berada di bawah Juna.
Para anak buah bodyguard lainnya termasuk Fauzi kaget dan segera membawa tubuh Juna ke kamar tamu yang berada di Mansion Atmaja. Untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter keluarga Atmaja.
Jangan lupa vote and follow
Biar semangat uploadnya
Biar semangat uploadnya 👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING BODYGUARD (End)
Romancecover by wattpad HILARY ATMAJA hanya seorang gadis biasa yang ceroboh, dulu saat usianya 16 tahun ia di bawa oleh teman-temannya ke sebuah kelab malam, saat itu Hilary hanya mengikuti ajakan teman-temannya karena ia belum mengetahui tentang dunia ma...