Typo Bertebaran
"Bilang 'tidak' ke seseorang (disaat kamu gak mau) itu juga sebuah keberanian"
~Hendery NCT ~
Sudah sepuluh menit Milo terjebak di depan ruang OSIS, dengan awan diatas sana yang mulai gelap.
Sepertinya hujan sebentar lagi akan turun, membasahi kota Bandung yang sudah lama tidak diguyur oleh air hujan. Terakhir kali hujan mungkin sekitar 4 bulan yang lalu.
Milo tengah menunggu kak Damar, ketua OSIS yang sudah membuat janji padanya.
Sore ini memang ada rapat bersama anggota kesenian, mungkin membahas tentang program sekolah yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
Milo tentu saja tahu tentang kegiatan itu, semua murid SMA TIRTAGRAHA pun tahu, tapi mereka tidak tahu seperti apa kegiatan nya, karena ia sendiri belum membagikan informasi apapun di Mading sekolah.
Jadilah dia harus duduk di depan ruang OSIS sendiri ditemani hawa dingin seperti ini, memikirkan cara bagaimana ia pulang nanti kalau tiba-tiba hujan turun, membuatnya dilanda bosan.
Milo menghembuskan nafasnya bersamaan dengan pintu ruangan OSIS berdecit menampilkan dua orang laki-laki dan dua orang perempuan.
"Milo, kok masih disini?" Tanya Naifa ketika mendapatkan Milo yang sedang duduk anteng di kursi depan ruang OSIS.
Milo sontak berdiri, rasanya tidak sopan kalau ada yang bertanya tapi dia sendiri tetap duduk dengan santai. Milo berusaha tersenyum semanis mungkin, sebisa mungkin tidak terlihat dipaksakan.
"Ada urusan sebentar sama kak Damar, kak." Balas Milo. Kedua perempuan itu mengangguk mengerti.
Naifa Ayyara, Lovina Briska, dan Liam Ganeswara adalah anggota OSIS dari seksi kesenian, mereka bertiga juga merupakan seniornya. Sedangkan Damarel Zaferino adalah ketua OSIS SMA TIRTAGRAHA yang dikenal dengan kedisiplinan dan kepintaran nya di sekolah mereka.
"Parah Lo bro, anak orang malah disuruh nunggu gini, mana mau hujan lagi." Ujar Liam pada Damar, sambil menepuk pundak cowok itu.
Sepertinya mereka cukup akrab.
Damar melirik Milo dengan tatapan tak enak, lalu menggaruk tengkuknya, berusaha menghilangkan rasa canggung.
"Sorry ya." Kata Damar merasa bersalah.
"Gak papa kok kak, santai aja." Milo merespon dengan gelengan cepat.
Liam, Naifa, dan Vina hanya tersenyum melihat pemandangan di depan nya, tak berselang lama mereka pun akhirnya berpamitan dengan alasan hujan sebentar lagi akan turun, angkutan umum pun mungkin akan sulit di dapatkan ketika cuaca seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hengky, and Chocolate Milk
Подростковая литератураPSA (Pasukan Sobat Ambyar), nama geng itu sudah tidak asing di telinga anak-anak SMA TIRTAGRAHA. Bukan geng motor yang hobinya ugal-ugalan dan tawuran, tapi hanya anak tongkrongan yang tingkahnya kelewat sontoloyo. Derio Laksamana atau sering dipang...