13. PROTECT HER

14.7K 1.7K 2.3K
                                    

Hi gengs! Beri komentar🌷🌷🌷di sini yuk sebelum membaca

Klik bintang votenya juga gengs dan komennya nanti juga

Kasih juga komentar tiap paragrafnyanya semangat guys

🌸Selamat Membaca🌸

🌸Selamat Membaca🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. PROTECT HER

Melihat Theo membuat Galang yang sedang berjalan di koridor sekolah dengan Ghea berhenti lalu Theo menghampirinya membuat Galang dengan sigap membawa Ghea ke belakang tubuhnya. Ghea yang baru sadar menoleh.

"Cantik cewek lo," kata Theo pada Galang.

"Mau apa?" tanya Galang dengan dagu terangkat.

"Muji aja," jawab Theo.

"Ghea kan nama lo?" tanya Theo pada Ghea.

"Gak usah pegang-pegang!" Galang menepis dengan galak tangan Theo yang hendak menyentuh Ghea.

"Pawang lo marah-marah mulu. Padahal kan gue cuman muji lo," Theo terkekeh.

Namun Ghea tak suka kekehan itu. Bahkan raut wajahnya. Membuat Ghea tak senang.

"Lo niat muji gue atau bikin Galang marah?" tanya Ghea membuat Theo dan Galang sama-sama terkesima mendengarnya.

"Woho, she's brave. Gue suka nih yang kaya gini," kata Theo. "Nantangin abis!"

"Jangan pegang-pegang tangan pacar gue!" Galang menepisnya. "Atau lo yang gue abisin."

"Iya oke baik kalau gitu. Seengaknya gue suka first impression gue sama cewek lo," Theo menatap Galang.

"Dah Ghe," ujar Theo pada Ghea namun Ghea hanya menatapnya, kurang suka.

"Gak usah didengerin. Emang orang gila. Dia cuman gertak aja," kata Galang pada Ghea.

****

Ghea masuk ke dalam ruang latihan Galang. Galang yang mengajaknya kemari. Ketika masuk, rasanya Ghea merasa ada banyak orang yang memperhatikannya. Galang lalu menaruh tasnya di loker boxing.

"Sama siapa Lang?" tanya teman Galang.

"Pacar gue. Ghea," jawab Galang dengan bangganya.

"Gue ke dalem dulu sama yang lain. Udah ditungguin Janu. Lo jangan sampe telat."

Ghea memperhatikan orang-orang seram itu dan mereka hanya lewat begitu saja. Galang lalu membuka bajunya dan menggunakan gloves di tangannya. Pemuda itu melihat pantulan dirinya di kaca dan mengambil sikap—mengepalkan kedua tangannya di depan wajah.

"Takut?" Galang duduk di sebelahnya.

Ghea yang menyadarinya menggeleng. "Enggak," jawabnya.

"Tapi bahasa tubuh kamu bilang beda."

GALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang