Berikan komen🌷🌷🌷 di sini sebelum baca yuuk
Kasih juga komentar tiap paragrafnya supaya bisa dibaca bestie~
🌸Happy Reading Semuanya🌸
5. IN A WORLD OF BOYS, HE'S A GENTLEMAN
"Lo yang dateng, gue yang deg-degan," kata Jeremy pada Galang.
Jeremy dengan buru-buru membawa Galang untuk duduk di acara tersebut. Dengan stelan jas. Galang dan Jeremy duduk bersebelahan. Awalnya Jeremy tak mau datang ke acara peresmian itu. Namun karena ada Galang. Jeremy langsung datang, takut terjadi apa-apa.
Meskipun Jeremy tahu, Galang bisa mengatasinya sendirian.
"Lo kenapa dateng? Bukannya gak mau?" tanya Galang.
"Iya karena lu lah Lang. Gue takut lo berantem di atas panggung sana sama Theo," balas Jeremy.
"Gue juga tau tempat kali," balas Galang.
"Jangan aneh-aneh lu Lang. Gue yang takut. Beneran dah," balas Jeremy.
Galang hanya diam saja menatap ke arah depan. Ia duduk dengan tegap—menunjukan aura terkuatnya. Membuat beberapa orang menoleh dan melirik dengan terang-terangan pada mejanya. Meskipun mejanya di pojok namun Galang terlihat sangat jelas dan mampu mencuri perhatian.
"Tumben," ujar Jeremy.
"Apa?"
"Pake hiasan. Lo kan gak suka pake hiasan di jas. Pake sapu tangan aja gak demen lo kata Ronald," Jeremy menoleh padanya.
Galang yang sadar lalu mengambil bunga yang tersampir di jasnya lalu memandangnya dan menaruhnya ke saku selipan jas atasnya di bagian sebelah kiri—tepat pada detak jantungnya.
Bunga dari Ghea, batin Galang.
"Lo dateng?" tanya Ronald baru saja tiba.
"Terus lo liat gue lagi di mana emang kalau bukan di sini?" tanya Jeremy.
Ronald tertawa, menarik kursi. "Nyantai ajalah. Marah-marah mulu NingNingnya gue ambil."
"Bedul noh tantrum lo ambil ceweknya," balas Jeremy.
Ronald tertawa mengingat Bedul. "Nyampe gak mau gue jemput tuh bocah."
Zidan memperingatkan. "Stt, acaranya mau mulai."
Acara dimulai namun tetap saja meskipun raga Galang di sini. Namun pikiran Galang terbuai jauh ke atas sana. Mengingat hari di rumah sakit ketika bertemu Ghea dan adiknya, atau ketika hari pertama di mana Galang bisa dekat dengan Ghea.
Mungkin Galang perlu ke sana lagi.
****
Ghea yang pulang sebentar melihat Papanya—Heri berdiri di depan mobilnya memandang rumahnya.