Awal

44 0 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
*
*
*
🪷Qira'at saeida🪷

SORE hari yang menenangkan, dibawah pohon serta semilir angin yang berhembus menjadi saksi betapa bahagianya tiga orang gadis dalam kebersamaan, yang nampak jelas pada raut wajahnya serta suara gelak canda tawa mereka yang terdengar. Ketiga gadis tersebut ialah Aina Raihanah Ranum, serta dua temannya yang bernama Ghina Saudah dan Arfika Harahap.


"Fik lo tau enggak...." Ucap Ghina

"Enggak" pungkas Arfika memotong ucapan Ghina.

"Ishh...jangan di sahutin dulu gue belum selesai ngomong ini" ujar Ghina seraya memberengut kesal.

"Ehehehe iya-iya, lagian lo sih ngapain juga malah mulai obrolan pakai 'Fik lo tau enggak', yahh jelas gue gak taulah lo kan belum ngasih tau apa-apa" balas Arfika

"Nah justru itu, makanya dengerin gue selesai ngomong dulu baru lo nyahutin, huh" balas Ghina dengan muka yang masam.

"Udah-udah stop, Hadehh kalian itu gimana sih, tiap ketemu pasti ada aja yang diributin, gak bisa apa sekali aja tuh kalian akur tanpa ribut-ribut gitu, pusing saya jadinya lihat kelakuan kalian berdua". Pungkas Aina, merasa gemesh semdiri dengan kelakuan kedua temannya yang ajaib.

"Nah... lo si Ai udah nunjukin tanduknya tuh, siap-siap aja lo ghin di seruduk"

"E-e-e kok jadi gue, malahan lo tuh yang di seruduk, iy kan Ai?" Sambung Ghina

"Astagfirullah kalian sama-samain saya sama benteng? iya!" Tegas Aina

"Ohoo enggak kok Ai, cuman mirip dikit lah" Sambung Ghina sebelum lari bersama Arfika menjauh dari Aina yang sepertinya benar-benar siap menyeruduk mereka berdua.
"ARFIKA, GHINA SINI KALIAN, JANGAN LARI, AWAS AJA GAK AKAN SAYA AMPUNI KALIAN YAH....!!

Akhirnya terjadilah aksi saling kejar-kejaran antara Ghina, Arfika, dan Aina. Lebih tepatnya Aina lah yang mengejar mereka berdua.

"Hosh hosh, berhenti dulu ghin capek ini" Ucap Arfika ketika mereka telah menemukan tempat persembunyian di balik pohon.

"iya sama, gila sih si Ai marahnya nyeremin banget sumpah, gak lagi deh gue jahi-...." Tiba-tiba Ghina bungkam saat dirinya merasa bahwa mereka sudah ketahuan dan tertangkap.

Alamak mati sudah, bener-benar bakalan diseruduk ini. Batin Arfika

"Nah, ketangkep juga kan kalian, elleh main ngumpet segala lagi, kalian kira saya gak tau gitu, persembunyian kalian berdua. Kalian gak akan bisa lari-lari lagi, karna saya gak akan lepasin kalian berdua." Kata Aina sambil terus mempererat pegangan tangannya pada kedua tangan temannya itu.

"Ekhmm Ai lo pasti capekkan? kata Ghina."

"Ah iya bener kata kamu Ghin, saya capek banget, pegal kaki saya kejar-kejar kalian tau enggak" balas Aina.

"Nah jadi kita istirahat dulu lah yah, iya gak fik? Kata Ghina sambil melirik ke arah Arfika dengan senyum-senyum semar mesemnya sebagai tanda mengode, Arfika yang cepat tanggap akan kode itu langsung berucap "Oh iya-iya bener banget tuh Ghin" jawab Arfika sambil tersenyum paksa.

"Kalian ngapain dah senyum-senyum gitu, bikin saya merinding aja" Ucap Aina.

"Eh-hhh enggak kok Ai, OH IYYA" "Astagfirullahaladzim Fikaaa" kaget Aina dan Ghina

"Bisa gak sih, gak usah teriak-teriak kita itu masih ada di dekat lo fika, pengin nih telinga gue gara-gara suara toa lo itu, huh." Sambung Ghina.

"Hehehe, sorry-sorry.... ya gays habisnya gue lagi inget sesuatu, kalian tau gak...."

"ENGGAK" balas Aina dan Ghina bersamaan.

"Astagfirullah sabar-sabar fik, orang sabar jodohnya Do."

"Ngehalu kamu fik dasar. Do aja gak tau kamunya di lahirin di dunia ini apa enggak, pakai segala ngaku jodohnya Do. Lagian kamu sama dia itu mustahil buat bersama, di lahirin tapi di bedain agamanya, ayolohh emang iyya kamu mau jadi murtad cuman gara-gara seorang laki-laki, saya yakin kamu gak mungkin kan sampai segitunya, apalagi kamu udah di tetapin oleh Allah menjadi seorang muslimah yang tentunya beragama islam, nah kalau dia.... coba kamu pikir emang dia mau pindah dari agamanya, kalaupun iyya mau bagaimanapun pasti banyak yang dia pertimbangin dan mikirin keluarganya juga bagaimana reaksinya, tapi kalau kamu bisa ngajak dia muallaf dan itu berjalan dengan baik sungguh Masya Allah sekali fik. Tapi tetap aja yah hati-hati semua ini perlu pertimbangan yang matang." Nasehat Aina PxL

"Buahahhha ngakak gue, sumpah ulululu yang sabar yah fik, terima nasib aja lu, hhhh" Tawa Ghina yang membahana.

"Ck kalian kok tega bener sih sama gue huhu, bukannya ngaminin ini malah ngasih tamparan pedas, mana fakta lagi serasa nyader banget aku Ai, kata-kata mu ituloh nyelekit sampai ke hulu hati tapi yang lo ucapin bener pakai banget, uahhh ayang Do haruskah aku melupakanmu huhuhu". Raung Arfika.

"Cup cup cup yang sabar yah fik, noh-noh lihat di hutan masih banyak yang rela bela-belain antri buat lo jadiin pasangannya, iyekan Ai? ledek Imelda sementara Aina hanya terkikik geli akan ucapan Ghina yang tertuju untuk Arfika.

"Jiah Uahhh jahat bangat lo Ghin, tega lo sama gue padahal gue temen lo yang paling baik, cantik, dermawan, rajin menabung dan tidak sombong, mana bisa lo dapet temen pakai komplit kayak gue uahhh, Aiiii tenengin gue.... gue gak bisa tenang, gak bisa, panggilin ayang Do huhuhu". terang Arfika yang narsisnya kelewat narsis wkwkwk

"Saya mah gak ikutan loh yah, udah ah saya mau pulang, udah mau Maghrib juga, entar ketempelan jin ihhh kan ngeri yahhh, dengar-dengar kalau udah mau Maghrib gini yah suka tiba-tiba adaa han...." Belum selesai Aina berucap kedua temannya sudah lari tunggang langgang entah pulang apa kemana, meninggalkan Aina seorang diri yang terkikik geli melihat keabsuran temannya itu. Ada-ada aja memang.

Saat di perjalanan pulang, banyak sekali orang-orang yang menyapanya dan sekedar melempar senyum bila pandangannya berpapasan dengan orang-orang yang melintas ataupun para ibu-ibu yang masih ngerumpi, entah sedang membahas apa Aina tidak mau ambil pusing takut khilaf dan malah ikut bergabung, xixixi. Itulah Aina sosok gadis remaja yang usianya sudah menginjak angka 18 tahun, yang dikenal akan keramahan dan kesederhanaannya, serta tutur katanya yang lemah lembut nan sikap sopan santunnya sehingga mampu memikat hati para ibu-ibu yang ingin bersegera menjadikannya menantu, katanya mereka sih 'Menantu Idaman' Emang bowleh seidaman itu, wkwkkw.

Aina saja merasa bingung, entah mengapa ia bisa di cap sebagai 'Menantu Idaman', apa mungkin karna sikapnya atau penampilannya. Bisa saja iyya, tapi apa semua orang seperti mereka? Sama halnya dengan sebuah buku mereka hanya melihat covernya saja tanpa tau menahu tentang bagaimana isinya.

شُكْرًا🙏

Tertanda : )
Jum'at 5 Januari 2023

Praduga Membawa BerkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang