Wejangan

26 0 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
*
*

*
🪷Qira'at saeida🪷


MALAM harinya disebuah kediaman keluarga Al-Ghazali terdapat sekumpulan keluarga kecil yang sedang asik menyantap makan malam, yang tak lain dan yang pasti ialah keluarga si gadis sederhana. Yaps, readers pasti sudah tahukan gadis sederhana yang dimaksud, yekan, ayoloh siapa? Kamu nanya? Iyya! heheh GJ yh, ohoo dimaklumin aja YGY. Nah si gadis sederhana itu siapa lagi kalau bukan Aina Raihanah Ranum. Suasana di meja makan nampak hening dan tenang dikarenakan tak ada percakapan yang melingkupi ruang makan itu, paling hanya suara sendok serta garpu yang saling bergesekan dengan piring hingga menimbulkan suara decitan yang halus.

Selesai acara makan malam, keluarga Al-Ghazali berpindah tempat ke ruang keluarga untuk bersantai bersama, ohooo mirip teleportasi ygy, ok lanjut...

"Aina, kamu udah pertimbangin mau lanjut dimana?" Ucap sang Ayah.... kepada Aina.

"Emmm.... belum yah soalnya Aina masih bingung, milih kampus yang bagus tuh dimana, hehehe." Jawab Aina seraya mendongak untuk melihat tanggapan ayahnya yang sedang duduk disampingnya.

Sedangkan bunda... hanya mengelus sayang surai hitam milik Aina, sembari menyimak percakapan ayah dan anak itu tentang masa depan putri tunggal mereka.

Ayah... Mengambil tangan putrinya itu untuk digenggamnya, seraya berucap "Aina, putri ayah satu-satunya yang paling cantik nan manisnya tiada tara", Aina yang mendengarnya hanya tersenyum geli akan perkataan memuji ayahnya itu.

"Dengerin ayah, semua kampus itu bagus gak ada yang gak bagus selama di kampus itu mengajarkan ilmu dan adab yang memang sepatutnya sangat dituntut untuk diajarkan di sebuah tempat pendidikan. Oleh karena itu, coba kamu pikir-pikir potensi apa yang ada dalam diri kamu, yang bisa kamu kembangkan, dan tentunya yang kamu senangi, hanya itu yang harus kamu pertimbangin kalau ingin memilih kampus dan jurusan harus yang cocok untuk diri kamu yah. Kalau kamu sudah menemukannya jangan sampai lupa sholat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah akan pilihanmu nantinya yah, sayang." Wejangan Ayah.... Yang ditanggapi oleh anggukan lengkap dengan senyuman dan ucapan.

"Oke Ayah, akan Aina pertimbangkan apa yang ayah bilang, dan Aina berterima kasih banyak sama ayah dan bunda yang selalu memberi Aina nasihat dan saran yang sangat Aina butuhkan, Aina sayang Ayah dan Bunda."

"Iya sayang, kami juga sangat sayang.... sayang dengan putri kecil kami ini." Ujar bunda yang ditanggapi anggukan oleh ayah. Hingga akhirnya mereka berakhir berpelukan untuk mencurahkan seberapa sayangnya mereka kepada satu sama lain. Sungguh momen yag indah dan mengharukan.

PovAuthor

"Jadi pen nangis huaaa hiksss😭

"Apa sih, lebay bangat kamu"

"Astagfirullah Aina tega banget kamu ngatain saya lebay, huaakk ummi, Abi anak mu di katain lebay nih, gak terimaaa aku tuhh"

"BERISIK" ummi dan Abi.

Sedangkan Aina hanya terkikik geli, "kasian-kasian", "Awas aja lo Aina Raihanah Ranum. Tunggu balasan saya, eh astagfirullah gak boleh dendam gak boleh, huhu udahlah saya na merajuk aja, huh, byee"

Tamat....


****

Sekarang Aina sudah berada di dalam kamarnya yang terletak di lantai dua. Ia merebahkan dirinya di kasur yang empuk dan nyaman, kasur yang senantiasa membawanya berlabuh ke alam mimpi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Praduga Membawa BerkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang