1. Sambutan

0 0 0
                                    

   Hangat sinar mentari terasa di sekujur tubuhku, hamparan rumput halus seperti tikar terbentang, namun aku tidak merasa silau, kepalaku seperti ternaungi bayangan sesuatu. Perlahan  kedua mataku terbuka, pemandangan pertama yang kulihat adalah langit biru dengan sedikit awan putih bergerak perlahan sesuai arah angin yang saat ini terasa menerpa. Aku mencoba menggerakkan tanganku yang berada di sisi tubuhku, namun tidak bisa bergerak, kepalaku juga tidak bisa menoleh dan bergerak, seperti terkunci. Karena semua hal yang ku lakukan akan sia-sia, aku memutuskan kembali memejamkan mata.

Sayup-sayup aku mendengar suara yang semakin lama semakin terdengar jelas

"Apa dia anak baru?" Terdengar suara anak kecil perempuan nan lembut

"Sepertinya begitu" Suara anak perempuan lain yang lebih tegas

"Siapa yang mengantarkan dia?" Suara pertama dari anak pertama tadi kembali bertanya.

"Wajahnya tidak pernah kelihatan sebelumnya, seperti memang anak baru" Kali ini suara anak kecil laki-laki sedang menjelaskan.

   Perlahan aku membuka mata, namun langsung silau terkena terpaan sinar matahari langsung masuk kedalam mataku. Mataku menerjap nerjap sampai kedua mataku bisa membiasakan diri, begitu kedua mataku terbuka sempurna terdapat tiga anak kecil menatapku dari atas.

"Hai, selamat datang" Gadis bersuara tegas, berambut panjang berwarna merah tua, dengan mata coklat kekuningan, menyapaku lebih dahulu.

"Kamu datang diantar siapa?" Pertanyaan dari suara lembut berasal dari anak kecil berambut coklat pendek sepundak, dengan mata hitam terang, ia nampak memeluk boneka beruang kecil dengan kedua tangannya.

"Sebaiknya kita antar dulu, sepertinya dia masih bingung" Saran dari anak kecil laki-laki berambut hitam dan bermata hitam pekat.
"Apa kamu ingat nama mu?" Pria kecil itu bertanya kepadaku dengan lembut.

"..." Aku hanya bergeleng.

Seketika aku sadar tubuhku sudah bisa digerakkan. Aku mencoba bangun dari terlentang, perlahan aku mencoba duduk terlebih dahulu.

*grap...

Tangan kananku tiba-tiba ditarik. Membuatku terpaksa harus langsung berdiri.

"Ayoo ikut kamiii" Gadis bersuara tegas itu tiba-tiba memaksaku bangun lalu menariku berlari.

"Hehh???" Aku berlari terseret mengikuti arus yang mereka bertiga buat.

   Ternyata lapangan tempatku berbaring tidak hanya sekedar rumput saja namun juga terdapat taburan bunga-bunga kecil berwarna merah muda di sela-sela hamparan karpet  rumput-rumput itu. Kepalaku menoleh ke belakang penasaran dengan tempatku terbaring, ternyata aku tertidur di bawah pohon besar seperti pohon beringin.

"Kita mau kemana?" Tanyaku. Setelah mengeluarkan suaraku, aku baru tersadar jika ukuran tubuhku sama dengan mereka, aku juga anak kecil.

"Kita ke taman" Jawab pria kecil di sampingku.

   Terlihat ada pagar tumbuhan, dari jauh pagar itu terlihat seperti dinding labirin kecil, ada jalan setapak beralas bebatuan kecil sebelum tiba di pintu labirin, pintu itu hanya seperti skat rongga kosong yang memutus pagar tumbuhan hijau itu, tinggi pagar itu hanya sekitar setengah meter, jadi aku dapat melihat sedikit apa yang ada dibalik pagar tumbuhan itu saat kami dalam perjalanan menuju ke sana kami menaiki bukit yang sedikit lebih tinggi dari pagar tumbuhan itu, terlihat sedikit apa yang ada dibalik pagar itu, sebuah tempat yang luas.

   Akhirnya masuk juga kedalam pagar labirin, tapi diluar dugaanku, itu bukan labirin, ternyata tempat itu adalah taman, terdapat area jalan bebatuan putih, di area pijakan lainnya adalah rumput hijau seperti karpet, ada banyak bunga-bunga yang ditanam di beberapa sudut tertentu. Dan yang membuatku tidak bisa berhenti menatap keunikan air mancur abu-abu  seperti mangkok dengan juntaian ukiran bentuk diagonal  menempel mengelilingi cekungan mangkok air mancur itu. Sebenarnya itu biasa saja, tapi yang membuat tidak biasa adalah, kenapa ada benda seperti ini disini? Bukannya tempat ini berada dilangit?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

in the Sky Before Choosing LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang