Kepala ku sakit. Mungkin karena alkohol tadi malam. Gila, tubuh ini benar-benar rentan dengan alkohol. Apakah tubuh ini baik-baik saja? Silencia memang peminum yang buruk. Ia dibesarkan dengan kasih sayang Duke Amarilys yang melimpah sehingga itu membuatnya tidak bisa mencoba apapun termasuk minuman beralkohol tinggi.
Omong-omong, apa benar di sini jalannya? Sejak pagi aku berada di jalanan ini untuk mencari serikat dagang tersembunyi. Namun, aku tidak tahu di mana letak persisnya.
Bagaimanapun juga jalanan ini terlihat sama dengan yang lainnya, kecuali toko-toko yang ada di kiri dan kanan jalan. Apa jalan Underground* memang di desain untuk membuat bingung?Aku merapikan kembali penutup kepalaku. Angin begitu menusuk tulang, padahal ini belum masuk musim dingin. Tapi entah mengapa jalan ini terasa mencekam.
Salah satu sudut jalan terlihat gelap, meskipun ini hampir masuk waktu siang hari. Untung aku sudah meninggalkan pesan untuk Tessa dan Ayah agar tidak mencariku sampai sore. Tapi mereka pasti akan meributkan hal ini karena aku tidak membawa pengawal.Perutku lapar. Aku harus mencari sampai kapan? Tidak ada petunjuk apapun soal Serikat dagang sialan ini selain namanya. Aku harus tahu siapa penjual tanah tandus tempat tambang batu mana. Itu akan menjadi sumber uangku. Di dalam novel, tanah tandus itu ditemukan oleh Claudia secara tidak sengaja saat bepergian dengan Giordan.
"Ah sesuatu akan menetes dari hidung nona, silakan gunakan ini."
"Terimakasih," bersyukur ada yang meminjamkan sapu tangan padaku. Dingin sekali hingga hidungku rasanya berair.
Aku tersentak dan membalikkan badanku dengan cepat setelah sadar. Aku menatap tepat pada tubuh seorang laki-laki yang berada di belakang.
Duke Ares.
Ia menempelkan telunjuknya pada bibirku saat aku hendak membuka mulut.
"Ssst, jangan berteriak, nona akan membuat kita menjadi pusat perhatian. Tidak banyak yang memiliki rambut putih-keabuan di kerajaan ini."
Sial. Kenapa aku bertemu dengannya lagi. Dan apa-apaan jarinya ini. Apa dia menggodaku lagi?
Duke Ares menarik tanganku untuk berlindung di balik bangunan tua yang kosong. Seakan membuat ruang untuk kami berbicara berdua.
"Apa yang anda lakukan di sini, Yang Mulia?" Aku menyingkirkan tangannya yang melekat.
Duke Ares merapikan penutup kepalaku lagi dengan hati-hati dan memastikan rambutku tidak terlihat. Aku tidak tahu dia orang yang perhatian seperti ini, tidak ada keterangan apapun dalam karya aslinya karena Duke Ares hanya tokoh pendukung.
"Pertanyaan yang sama muncul di benakku, Nona. Apa yang seorang Nona muda lakukan di pasar gelap? Apakah nona ingin membeli seorang budak laki-laki? Saya tidak tahu nona memiliki selera seperti itu." Duke Ares terkekeh.
Jadi di sini juga bisa untuk membeli budak laki-laki?
"Saya bercanda, tolong jangan membeli budak laki-laki." Wajahnya kini terlihat panik setelah melihatku berpikir. Tangannya yang berada di pundakku perlahan ku tepis. Kenapa dia senang sekali menyentuh tubuhku.
"Ini bukan urusan Yang Mulia."
"Ah ketus sekali. Bukan kan kita menghabiskan malam bersama?" Ujar Duke Ares sambil memperlihatkan halaman depan koran kerajaan yang dikeluarkan dari jubahnya.
Aku tersentak untuk yang kesekian kalinya. Menghabiskan malam bersama? Mulut kotor siapa itu? Aku merebut koran dari tangannya.
Ini benar. Benar-benar foto kami berdua tadi malam.
'Duke muda yang belum menikah menghabiskan malam bersama dengan mantan tunangan pangeran mahkota? Skandal terpanas hari ini'
Sialan. Ada yang mengikuti kami tadi malam. Tapi kami tidak menghabiskan malam seperti 'itu' kami hanya berbincang biasa. Ah, apakah ini ulah nona yang tadi malam? Apa dia begitu sakit hati?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Adopted Daughter (REVISI)
RomanceSuatu hari Hasegawa Aya, seorang wanita berusia 30 tahun mengalami kecelakaan sepulang kerja, dan ketika bangun, ia mendapati dirinya berada di dalam sebuah novel online yang terakhir dibacanya sebelum tewas. Berawal dari rasa simpatinya semasa hidu...