Part 52

66 13 2
                                        

Happy reading

***********

Langit mulai mengubah warnanya menjadi jingga. Bumi perlahan-lahan menjadi gemerlap, lampu-lampu jalan maupun bangunan-bangunan sekitar jalan mulai menerangi bumi itu.

Sebuah mobil memasuki perkarangan rumah, gadis bergamis memasuki rumahnya. "Assalamu'alaikum," ucapnya seraya melangkah semakin dalam.

Suara terdengar jelas tetapi tidak ada yang menjawab salam dari gadis itu. Langkah semakin mendekati sebuah ruangan yang terdengar ada suara. Gadis itu melihat ternyata suara yang ia dengar bersumber dari televisi yang menyala.

"Pantas aja gak di jawab ternyata asik nonton," sapa gadis itu seraya mendekati dua wanita yang tengah asik nonton sebuah serial drama.

Kedua wanita tersebut langsung menoleh. "Ya Allah nak, maafkan ibu, tadi keasikan nonton makanya gak dengar," jawab wanita itu.

Gadis itu duduk di samping ibunya sehingga sang ibu berada di tengah antara nenek dan dirinya. Ya dia adalah Amira, yang baru saja pulang dari pondok pesantren sang ayah.

Amira memeluk ibunya dari samping, ia menyederkan kepalanya di lengan sang ibu. "Pulang dari pondok?," tanya Bu Aisya.

"Iya, dari mana ibu tau?," jawab Amira dengan suara yang begitu lemah.

"Tadi ayahmu telpon sayang. Kalian bicarakan apa?," tanya Bu Aisyah seraya mengelus lengan sang anak.

"Ayah belum kasih tau ibu soal ayah jodohkanku sama cowok yang dia kenal?," Amira melepaskan pelukannya dan langsung menatap sang ibu.

Bu Aisyah menatap juga anaknya sehingga keduanya saling bertatapan. "Sudah, makanya semalam ibu sama nenekmu bahas soal ini,"

Dahi Amira ditekuknya. "Kenapa Ibu gak kasih tau Amira?," ucapnya. "Ibu ingin melakukan itu tapi ayahmu ingin dia yang memberitaumu," jawab Bu Aisyah sementara Bu Kim memperhatian ibu dan anak yabg sedang berbincang meskipun ia tidak mengerti apa yang di bahas karena ia belum terlalu fasih dalam Bahasa Indonesia.

"Terus menurut Ibu bagaimana? Apa Ibu juga sudah melihat orangnya?," tanya Amira.

"Ibu sama nenekmu sudah melihatnya sudah lama. Pria itu datang ke rumah waktu Amira lembur di butik ingatkan?," ucap Bu Aisyah mengingatkan anaknya ketika empat bulan yang lalu.

Amira mengingat-ingat waktu itu. "Iyaya Amira ingat berarti pria itu udah jauh hari ingin melamar Amira?," tanya Amira semakin penasaran.

"Bisa dibilang begitu tapi karena Ibu sama nenek tidak setuju makanya sering kali dia temui kami berdua tanpa ada Amira," jawab Bu Aisyah menggunakan Bahasa Korea agar Bu Kim juga memberitau jawabannya.

"Kenapa Ibu sama nenek gak setuju? Terus sekarang kenapa setuju?," begitu juga Amira menggunakan Bahasa Korea pada akhirnya.

"Ibu takut sayang begitu juga halmoni. Kami akhirnya setuju karena pria itu datang meyakinkan kami dan begitu tulus. Ia juga sudah berjanji pada ayah, ibu dan halmonimu," jawab Bu Aisyah.

"Eomma-mu benar nak, kami bukan tidak mengizinkan menikah dengannya tapi kami hanya takut, tapi karena janjinya pada kita itulah yang buat kami merestui kalian," sahut Bu Kim.

"Berarti Eomma sama Halmoni sering ketemu dengannya. Kenapa aku tidak boleh bertemu dengannya? Aku kan gak tau dia siapa," protes Amira.

Dengan lembutnya Bu Aisyah mengelus pundak Amira. "Kamu akan tau nanti sayang. Dia meminta pada kami untuk tidak memberitaumu dulu. Kami yakin kamu akan mencintainya nanti. Cinta setelah halal itu jauh lebih baik Amira bukan hanya baik tetapi juga mendatangkan pahala bagi keduanya," jelas Bu Aisyah dengan senyumnya.

Fairy of Love [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang