Prolog

1.6K 117 23
                                    

SRAAKK!
SRAAKK!!

"LARI, CEPAT!!"

"TIDAK!!"

"CEPAT LARI DARI SINI!!"

.
.
.
___________________________

Langit cerah yang tertutupi oleh pepohonan membuat sepanjang jalan menjadi gelap. Jalanan yang begitu sunyi, tidak ada satu pun kendaraan yang lalu lalang di jalanan tersebut. Kedua sisi jalan yang dipenuhi oleh pepohonan tinggi, semakin membuat suasana jalan begitu sangat mencekam.

 Kedua sisi jalan yang dipenuhi oleh pepohonan tinggi, semakin membuat suasana jalan begitu sangat mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun, tak lama sebuah mobil hitam melaju di jalanan itu. Suara derungan mesin terdengar begitu jelas ketika mobil itu melaju.

"Woi, Taufan. Ini beneran jalannya?"

"Iya, anjir. Di peta juga nunjukin kita harus lewatin jalan ini."

"Tapi serem amat, anjir. Udah kayak di film psikopat."

Suara keributan samar-samar terdengar dari dalam mobil.

Terlihat seorang pemuda bernetra biru langit sedang fokus membaca sebuah kertas yang di yakini adalah sebuah peta. Di kedua sisi nya, duduk dua pemuda lain yang ikut melihat peta.

Lalu, mobil tiba-tiba berhenti. Pemuda bernetra biru langit-Taufan-pun menatap si pengemudi dengan heran.

"Napa berhenti, Tar?" tanya Taufan.

"Lo liat ke depan, bego." jawab si pengemudi dengan nada kesal.

"Ar, bahasanya."

Taufan mendelik malas, "santai dong." lalu ia menatap ke depan.

Ternyata mobil berhenti dikarenakan terdapat pertigaan. Taufan pun heran, lantas ia kembali menatap peta kertasnya.

"Lah, aneh. Di peta nunjukin, jalan ini tuh cuman satu jalan doang, gada pertigaan." ujar Taufan dengan kebingungan.

"Mana gue liat."

Pemuda bernetra api itu lantas menarik peta yang di pegang Taufan. "Lah, iya. Kayaknya kita salah jalan dah, anjir."

"Salah jalan apanya, gue udah bener ngarahinnya. Lagian zaman udah canggih kenapa harus pake peta kertas?" ketus Taufan, merasa tidak terima karna seakan di salahkan.

"Ya, soalnya lokasinya terpencil, anjir." balas pemuda bernetra api-Blaze.

Taufan memeluk tubuhnya. "ceh! Siapa coba yang kemarin lusa ngajakin buat camping, tapi malah berakhir tersesat."

AS『Asmodeus Sacrifice』|| On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang