Chap 5

574 50 7
                                    

.
.
.
.

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
_______

Dari ufuk timur matahari mulai menampakan dirinya, dalam sunyi dan dinginnya embun tidak menghentikan aktifitas pagi yang sedang mereka lakukan.

"Blaze tata piringnya ya, Thorn bantu siapin air, sama Sopan tolong angkat sayurnya." Titah sang manik gold mengatur acara sarapan mereka pagi ini.

Kini mereka semua telah pun duduk di kursi masing-masing. Menikmati sarapan dengan ketenangan–tidak sepenuhnya tenang dikarenakan Blaze dan Taufan berdebat soal makanan, serta Solar yang tidak ada habisnya mengoceh dengan Thorn.

Di keriuhan meja makan, remaja berkacamata merah hanya terdiam memandang datar makanan yang berada di depannya. Perilaku remaja itu–Supra–mengundang perhatian Sori yang berada di sampingnya.

"Sup?" panggil Sori menyadarkan Supra yang memandang datar.

Supra yang tersadar sontak menoleh dengan sedikit terkejut. "Ah, iya?"

Sebelah alis Sori terangkat, menatap remaja berkacamata merah itu dengan kebingungan. "Kenapa diem aja?"

Supra terdiam sejenak, ia kemudian menggelengkan kepalanya dan kembali menatap makanan di piring. "Gapapa..."

Perkataan Supra membuat Sori terdiam, namun dirinya sempat berbisik sebelum kembali melanjutkan acara makan.

"Nanti kita bicara di kamar." bisik Sori yang tentu hanya di dengar oleh Supra.

__________

Acara sarapan pagi ini pun telah usai, beberapa dari mereka kembali ke kegiatannya masing-masing. Gempa sendiri sedang sibuk membersihkan meja makan dan membawa piring kotor ke wastafel.

"Mari, saya bantu."

Gempa tersentak saat menyadari kemunculan Sopan di sampingnya, ia hanya mengangguk saja membiarkan Sopan membantu.

"Sudah mendingan?" ucap Sopan membuka topik pembicaraan.

Helaan nafas yang berat terdengar sampai ke telinga Sopan, membuat pemuda itu terus menatap remaja yang lebih muda setahun dari dirinya.

"Entahlah, An..." ujar Gempa.

Sopan paham jika pemilik netra gold itu masih trauma dengan kejadian kemarin.

"Sudah, sebaiknya kita jangan terlalu mengurusi mayat pagi kemarin, lupakan saja, ya?" ucap Sopan.

Gempa menunduk dan menatap piring yang ia cuci. "Tapi kenapa warga disini seperti biasa saja saat ada mayat tergeletak di tempat itu?"

AS『Asmodeus Sacrifice』|| On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang