02

189 20 3
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Abya Harsyalina binti bapak Fathan hendy dengan seperangkat alat shalat dibayar tunai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya terima nikah dan kawinnya Abya Harsyalina binti bapak Fathan hendy dengan seperangkat alat shalat dibayar tunai."

"Sah?"

"Sah!"

Abya sekarang resmi menyandang istri Akra dan Akra resmi menyandang suami Abya. Abya hanya bisa menunduk karena tak sanggup menatap wajah Akra.

Di hari pernikahan mereka yang dilaksanakan langsung di jam 5 pagi. Hanya dihadiri penghulu dan keluarga dari 2 belah pihak. Ayah Abya yang mengusulkan langsung untuk cepat melakukan ijab kabul.

Suasana disana tak ada yang terlihat senang. Hanya ada air mata dan tatapan amarah serta dendam.

_____

Abya terduduk di kasur miliknya sambil menunggu Akra mengobrol di ruang tamu bersama keluarganya. Abya hanya menangis dan menangis. Lalu ada yang masuk menghampirinya, ia adalah ibu dari Akra. Ibu Akra memeluk Abya dan tersenyum, lalu membisikan sesuatu ke telinga Abya.

"Masa depan anak saya jadi hancur gara-gara kamu, dan kenapa kamu tidak bilang pribadi dulu ke Akra, ini bisa di aborsi. Lalu semua ini tak akan terjadi," ucap ibu Akra sambil memberikan tatapan penuh kebencian. Ia meninggalkan Abya lalu keluar kamar. Ibu Akra menghampiri Akra dengan tangisan di wajahnya. Berpura-pura menangis karena sedih anaknya tak sejalan dengan yang ia inginkan.

Abya di kamar makin menjadi-jadi tangisannya, tapi sebisa mungkin ia menutupinya dengan menunduk. Menangis tak bersuara adalah hal paling menyakitkan.

Semunya sudah berlalu. Menyesal memang adanya di akhir, tapi Abya bingung. Kenapa para keluarga Akra dan semua yang ada dirumah menatap sinis padanya dan kenapa hanya dia yang disalahkan. Padahal disini dari kedua belah pihaklah yang bersalah.

Akra masuk dan menutup pintu kamar lalu mendekati Abya. Ia melembarkan tubuhnya ke ranjang milik Abya dan diam tak menganggap ada Abya di sebelahnya. Akra malah tertidur dengan posisi terlentang.

_____

9 tahun kemudian

"SWARA!!!" pagi-pagi buta suara Akra sudah mengusik telinga semua orang yang ada dirumah.

Terutama seorang anak berusia 8 tahun yang masih tertidur terbangunkan oleh suara teriakan dari Akra. Anak kecil ini bernama Swara.

Swara langsung bangun dari tempat tidurnya dan berlari menghampiri Akra yang menyandang status sebagai ayahnya.

Swara langsung berlari kesumber suara yang berasal dari ruang tamu. Suara Akra sangat menggelegar sampai kamar Swara yang ada di lantai 2 pun bisa terdengar.

"Ada apa ayah?" Tanya Akra dengan nafas yang lelah.

"Mana mamah kamu?" Ucap Akra sambil meneguk secangkir kopi yang mulai dingin.

SWARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang