04

138 18 0
                                    

Sudah 1 minggu Abya ada di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah 1 minggu Abya ada di rumah sakit. Swara sudah pulang 2 hari yang lalu, tetapi Akra sama sekali tidak menjenguk istri juga anaknya, sampai anaknya pulang pun ia tak menyambut dirumah.

Swara bersyukur ia tak pernah berpapasan dengan Akra lagi. Yah ... Akra jarang pulang ke rumah, entah dimana ia bermalam. Terakhir ia bermalam dirumah saat malam dimana dia pulang dengan keadaan mabuk dan paginya ia pergi lagi ke kantor. Ia adalah penggila pekerjaan. Karena kejadian ia menghamili Abya membuat dia di keluarkan dari sekolah dan tak bersekolah, padahal ia baru saja naik ke kelas 3 SMA.

Ia memutuskan mengambil paket C dan mengejar semua yang tertinggal. Karena ia sudah ditetapkan sebagai pewaris perusahaan ayahnya. Ayah dan ibunya sangat terobsesi dengan Akra, apalagi dia adalah anak satu-satunya. Menjadikan Akra manusia sempurna adalah hal yang selalu mereka usahakan. Tapi apalah daya manusia, tak akan ada yang sempurna di dunia ini selain tuhan.

"Mamah Swara datang."

Abya menyambut anaknya dengan pelukan yang hangat. Abya masih perlu dirawat karena pemulihan luka dalam yang ia alami.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya Abya sambil memegang lengan Swara.

"Gak gimana-gimana mah."

Abya dan Swara berbincang-bincang dengan santai, sementara mbok menyiapkan makanan yang ia bawa dari rumah. Disana mereka makan bersama dan berunding soal tugas-tugas sekolah Swara.

"Yeay ... selesai," Ucap Swara saat selesai menutup buku pelajarannya.

Abya memberikan reaksi tersenyum gembira ke anaknya. Baru kali ini ia melihat sikap anaknya yang terlihat normal. Ia tak tahu kenapa Swara berubah menjadi seperti ini. Abya hanya senang melihat perubahan sang anak, apalagi sebentar lagi Swara naik kelas 6 SD. Ia melihat tumbuh kembang sang anak yang mulai terlihat dari tinggi badannya.

"Mah ... aku pulang yah ... besok aku kesini lagi," Swara pamit pulang bersama mbok. Abya di tinggal sendiri di rumah sakit. Sebenarnya mbok sudah menawari diri untuk menemani Abya dirumah sakit malamnya dan mengurus Swara pagi nya, tapi Abya menolak agar mbok fokus mengurus Swara saja. Lalu saat pulang sekolah Swara dan mbok ke rumah sakit, sekalian Swara menjenguk Abya lalu mbok mengurus Abya.

Mbok dan Swara pulang kerumah saat matahari sudah terbenam. Di jalan Swara melihat pemandangan malam di kota Bogor, Kota kelahirannya. Hujan saat itu seperti mengikuti isi hatinya. Swara seperti mengungkapkan isi hatinya lewat cuaca malam itu. Mbok melirik ke arah Swara yang fokus melihat suasana malamnya Bogor. Tangan mbok bergerak mengusap rambut Swara.

Sesampainya dirumah mereka disambut oleh pak Agus. Pak Agus sedang menonton pertandingan bola di tv ruang pos satpam yang ada di depan gerbang. Swara melirik ke arah tv tersebut dan melihat salah satu pemain mendapatkan tendangan bebas. Saat pemain itu menyiapkan ancang-ancang untuk menendang. Swara memejamkan matanya lalu memeluk tubuh mbok. Mbok menunjukan tanda tanya di wajahnya. Melihat hal tersebut pak Agus langsung menghampiri Swara.

SWARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang