EPISODE #1

448 20 1
                                    

Setelah hampir 5 jam menempuh perjalanan,akhirnya aku pun sampai disebuah desa yang akan menjadi tempat untuk aku melaksanakan KKN.

"Nah Rafa...Kamu akan KKN disini,di desa ini sangat sulit untuk mendapatkan akses pendidikan,makanya kepala desa disini membuat sekolah terbuka agar warga disini bisa mendapatkan pendidikan yang layak.." Ucap Pak Galih.

"Memangnya disini tidak ada sekolah terdekat Pak?" Tanyaku.

"Sekolah terdekat saja hampir berjarak 15 kilo dari sini,masih mending mereka yang punya kendaraan,sedangkan orang-orang yang tidak punya pasti mereka akan merasa kesulitan." Jawab Pak Galih.

Aku hanya mengangguk mendengarkan penjelasan dari Pak Galih,ternyata masih banyak orang-orang yang tidak beruntung dalam mendapatkan haknya.

"Saya harap kamu bisa menjalankan tugas ini dengan baik Rafa." Ucapnya.

"Baik Pak." Ucapku.

Tak lama datanglah seorang Bapak-bapak yang aku taksir berumur empat puluhan.

"Selamat datang Pak Galih." Ucapnya.

"Terima kasih Pak Bima." Jawab Pak Galih.

Ternyata orang itu adalah Pak Bima,beliau merupakan seorang kepala desa disini.

Pak Galih kemudian memperkenalkanku kepada Pak Bima,setelah itu beliau mengajak kami ke kantor desa untuk berbincang-bincang disana.

Setelah berbincang-bincang bersama Pak Bima,aku pun di antar oleh Pak Galih dan Pak Bima menuju tempat tinggalku selama melaksakan KKN disini.

Harusnya aku melaksanakan KKN bertiga bersama dua orang temanku yang lain,hanya saja mereka dipindahkan kedesa sebelah yang letaknya juga tidak terlalu jauh dari desa tempatku bertugas.

Aku,Pak Galih dan Pak Bima sampai disebuah rumah yang cukup besar namun terkesan jadul.

"Rafa,selama kamu KKN,kamu akan tinggal disini." Ucap Pak Bima.

"Disini? Apa tidak ada rumah yang lebih kecil Pak? Saya rasa rumah ini terlalu besar untuk ditinggali seorang diri." Ucapku.

"Tidak apa-apa Rafa,lagi pula rumah ini adalah rumah terdekat dengan sekolah tempatmu nanti mengajar." Ucap Pak Bima.

"Tapi pak..." Ucapku terpotong.

"Sudah Rafa...rumah ini bagus kok,kamu akan nyaman tinggal disini" Potong Pak Galih.

Akhirnya mau tidak mau aku pun menyetujui keputusan Pak Bima.

"Kalau begitu saya pamit dulu ya Rafa,kalo ada apa-apa jangan sungkan untuk langsung telepon saya atau datang aja langsung ke kantor desa." Ucap Pak Galih.

"Betul Rafa." Sahut Pak Bima.

"Baik,Terima kasih Pak." Ucapku sambil mengangguk.

"Kalo begitu Bapak pamit ya,Bapak harus mengantar mahasiswa yang lain." Ucap Pak Galih.

Akhirnya Pak Galih pun bergegas pergi untuk mengantar mahasiswa yang lain.

"Biar saya bantu bawa barangnya!"  Ucap Pak Bima sambil membawa tasku.

"Eh...Tidak usah Pak!" Cegahku hendak mengambil tas yang sudah dibawa oleh Pak Bima.

"Sudah...gapapa." Ucap Pak Bima.

Akhirnya aku pun mengikuti langkah Pak Bima dan masuk kedalam rumah tersebut.

Setelah membantuku,Pak Bima pun berpamitan padaku untuk pulang.

"Terima kasih Pak sudah membantu saya." Ucapku.

"Sama-sama,kalo ada keperluan jangan sungkan-sungkan ya." Ucap Pak Bima.

Aku pun mengangguk sambil tersenyum.

~~~

Aku masuk kedalam rumah dan menelisik setiap sudut ruangannya.

"Pasti pemiliknya dulu orang kaya." Batinku.

Aku berjalan-jalan memeriksa setiap ruangan yang ada dirumah ini untuk memastikan tidak ada yang rusak.

Ruangan demi ruangan aku periksa hingga tibalah disebuah kamar yang juga akan menjadi kamarku.

Aku memeriksa setiap sudutnya mulai dari pintu,jendela,hingga dinding.

Ada beberapa hal yang membuatku sedikit heran,kamar ini jauh lebih besar dari kamar yang lain.

Dikamar ini juga terdapat sebuah cermin yang sangat besar dengan bingkai kunonya terpajang di dinding kamar,saking besarnya seluruh tubuhku pun terlihat didalam cermin tersebut,tapi yasudahlah...toh cerminnya pun terlihat estetik.

Aku mulai membersihkan kamarku dari debu-debu yang menempel dan mulai menata barang-barang yang aku bawa.

Saking capeknya aku membersihkan rumah ini,sampai-sampai aku pun ketiduran.

~~~

Aku bangun dari tidurku dan melihat hari sudah hampir gelap.

Aku segera bergegas untuk menutup jendela-jendela dan mengunci pintu rumah.

Setelah semuanya tertutup dengan aman,aku memutuskan untuk mandi karena sejak tadi pagi aku belum membersihkan tubuhku sama sekali.

Ketika aku masuk ke kamar mandi,aku melihat ternyata ada sebuah bathtub disana dan aku pun mengisi bathtub tersebut dengan air.

Aku mulai melepaskan pakaianku satu persatu tanpa sisa dan mulai merendamkan tubuhku kedalam bathtub.

Tubuhku rasanya sangat rileks dan aku pun memejamkan mataku untuk menikmatinya.

Baru beberapa menit aku berendam,mataku seketika terbuka karena terkejut.

Aku merasa ada yang membelai dadaku.

Aku terdiam sejenak untuk mencerna kejadian yang baru saja aku alami.

"Mungkin aku kecapekan,jadi sedikit halu." Ucapku menenangkan diriku sendiri.

Aku pun menyelesaikan mandiku secepatnya dan bergegas kembali kamar.

~~~

Jam menunjukkan pukul 9:00 malam dan aku mulai merasa ngantuk.

Aku segera naik ke tempat tidurku dan mulai berbenah,tak lupa aku pun mematikan lampu kamarku agar kualitas tidurku jauh lebih baik.

Aku memutar beberapa lagu dari Kiss Of Life untuk menemani tidurku supaya lebih cepat terlelap.

Ketika mataku hendak terpejam,antara sadar atau tidak aku merasakanada sebuah tangan yang memelukku.

Karena kondisi kamar yang gelap aku pun tidak bisa melihat siapa yang berada dikamarku,terlebih lagi aku benar-benar sudah sangat mengantuk.

Akhirnya aku pun tertidur dengan posisi dipeluk oleh sebuah tangan yang entah itu milik siapa.

Bersambung...

Jangan lupa follow,vote,dan komen ya!

Author juga aktif di Karyakarsa,jadi buat kalian yang belum follow langsung follow ya!

THE MIRRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang