EPISODE #2

279 14 3
                                    

Sekitar jam 5:00 pagi aku bangun dari tidurku,aku merasa haus kemudian pergi kedapur untuk mengambil air minum.

Hari ini aku bisa menikmati tidurku karena jadwal mengajarku akan dimulai dua hari lagi.

Ketika aku kembali ke kamar,kuraih ponselku dan mengeceknya,tidak ada notif sama sekali,lebih baik aku kembali melanjutkan tidurku.

Bukannya terpejam,mataku malah fokus menatap cermin besar yang ada disudut kamarku.

Aku beranjak dari tempat tidurku dan mendekati cermin tersebut.

Aku memandangi tubuhku didalam cermin,ternyata aku tidak jelek-jelek amat.

Tapi tiba-tiba didalam pantulan cermin aku melihat seorang pria berdiri tepat dibelakangku.

Pria tersebut sangat tinggi,bahkan didalam cermin tersebut hanya terlihat sampai lehernya saja.

Mataku terbelalak melihat kehadiran pria tersebut,dengan cepat aku langsung menoleh kebelakang,namun pria tersebut secara tiba-tiba menggigit leherku.

"Aaaaa....." Teriakku.

Aku terbangun dengan napas yang terengah-engah,ku periksa seluruh tubuhku termasuk leherku.

"Sial...ternyata cuma mimpi." Ucapku.

Ternyata kejadian barusan adalah mimpi,tapi terasa sangat nyata.

Karena takut,aku pun memutuskan untuk tidak melanjutkan tidurku karena pagi pun sudah mulai datang.

~~~

Untuk mengawali pagi dihari pertamaku ini,aku memutuskan untuk lari.

Aku berlari santai mengelilingi kampung ini,beberapa pasang mata memandangiku yang sedang lari,mungkin mereka menyadari kalo aku bukan berasal dari kampung ini.

Aku melihat ada sebuah lapangan bola yang cukup besar,aku pun memutuskan untuk lari disana.

Setelah hampir 30 menit aku lari,aku pun beristirahat dan duduk dibawah pohon pinggir lapangan.

Tak lama,seseorang datang menghampiriku.

"Anak KKN ya?" Tanyanya.

Aku pun langsung menoleh.

"Eh iya,Saya lagi KKN disini." Jawabku.

Pria tersebut kemudian duduk disampingku.

"Namaku Diki,kamu?" Tanya Diki sambil menyodorkan tangan.

"Aku Rafa." Balasku menjabat tangannya.

"Kamu asli orang sini?" Tanyaku.

"Iya,aku lahir dan besar disini,umur kamu berapa? Aku 25." Ucap Diki.

"Aku 24." Jawabku.

"Cuma beda setahun doang ternyata." Ucapnya sambil tertawa.

"Kamu tinggal dimana?" Tanya Diki.

"Aku tinggal dirumah besar yang dekat sawah." Ucapku.

Diki terlihat sedikit terkejut mendengar jawabanku.

"Sendirian?" Tanya Diki dengan nada yang sedikit aneh.

"Iya,kenapa gitu?" Tanyaku.

Diki tidak menjawab pertanyaaku dan beralih dengan minuman yang dia bawa.

Kuperhatikan Diki termasuk pemuda yang tampan,tubuhnya tinggi dan proporsional serta kulitnya yang sawo matang semakin menambah kesan maskulin pada dirinya.

Setelah berbincang-bincang beberapa saat,kami pun mulai sedikit akrab walaupun masih terkesan malu-malu dan ternyata rumah Diki juga tidak terlalu jauh jaralnya dari rumah yang aku tempati sekarang.

THE MIRRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang