Chapter 7

35 9 1
                                    

Hai

"ngeliat diri sendiri udah ga berani maksa siapapun untuk terus tetap peduli dan bertahan sama kita, if they want to go, just go."

...

"Apa?! Putra kedua?!" Kejut Bianca. Dia tidak menemukan adanya rumor itu di novel. Apa mungkin benar hanya rumor saja sehingga di novel tidak di tuliskan.

"Tapi bukankah itu hanya rumor? Tidak mungkin ada penyihir di kekaisaran ini. Yang Mulia Kaisar sangat mencintai Permaisuri." Sela salah satu wanita disana. Bianca bingung jika ini bukan rumor maka ia bisa menjadikan ini sebagai kartu AS nya.

"Benar juga. Aku hanya mengatakan apa yang menurutku perlu ku katakan. Kami hanya bisa mendoakan mu putri agar rencana itu dapat dibatalkan" ucap Natasya.  Bianca tersenyum dan mengucapkan terimakasih atas simpati semua orang disana.

...

Hari sudah petang Bianca izin untuk pamit pulang karena yang lain juga sudah pulang. Natasya berjalan mengantarkan Bianca sembari mengobrol.

"Terimakasih atas hari ini putri. Saya merasa terhormat atas kehadiran putri" ucap Natasnya formal saat mereka sedang berjalan.

"Tidak perlu terlalu formal Lady. Aku juga menikmati pesta hari ini. Setidaknya ini pesta terakhir ku sebelum takdir mengikat ku" ucap Bianca menatap Natasya sendu. Ia tak berbohong ia benar-benar menikmati suasana hari ini dimana sebagian orang sudah mengubah pandangan orang tentang nya.

"Ah... putri bolehkah aku menjadi teman mu dan memanggil mu hanya dengan mana depan? Kau pun harus memanggil ku dengan nama depan ku. Jika tidak boleh juga tidak apa-apa. Aku hanya ingin lebih dekat dengan mu" Bianca mendengar itu seketika tersenyum. Misinya berjalan lancar.

"Tentu saja Natasya" ucap Bianca penuh keramahan.
Bagaimana tidak ia berhasil mendapatkan koneksi yang sangat tepat sungguh keberuntungan. Di novel Natasya digambarkan memiliki pengetahuan luas namun sifat nya yang memang acuh terhadap orang yang tidak dikenal nya dan tak ingin dikenal nya namun keberuntungan berpihak kepadanya. Bianca menjadi salah satu orang yang diminati oleh Natasya.

"Bianca ku harap kita bisa menikmati waktu bersama lagi. Aku tidak ingin kau mendekam di istana itu" Natasya memegang kedua tangan Bianca.

"Semoga acara pertunangan itu tidak lancar sehingga kau tak jadi menjalankan tugas itu" seketika otak Bianca berjalan. Benar! Ia harus membuat acara pertunangan itu kacau dan Clara setidaknya ditunda untuk menjadi Putri Mahkota dalam waktu dekat.

"Terimakasih untuk hari ini Natasya" Bianca memeluk Natasya membuat Natasya terkejut. Ia baru pertama kali merasakan pelukan sehangat dan setulus ini ia meyakinkan nya bahwa ia tak salah mendukung Bianca.

...

Akhirnya hari ini tiba Bianca menatap langit cerah di pagi hari. Kekhawatiran nya seminggu yang lalu seakan hilang. Kini hanya tinggal bertaruh apakah rencana nya ini akan berhasil atau tidak. Jika ini gagal mungkin akan ber efek pada keluarganya juga.

Tok tok
"Bianca apakah aku boleh masuk?" Bianca mengiyakan pertanyaan kakak nya untuk memasuki kamar. Angga mentap wajah adiknya yang seperti tak memiliki beban.

"Bianca apa kau yakin hari ini kau akan membuat tugas menjadi pelayan pribadi wanita itu dibatalkan?" Tanya Angga serius. Beberapa hari yang lalu juga Bianca sudah mengatakan ia punya rencana tapi tak menjelaskan rencana itu.

"Percayalah pada ku kak. Dan ku mohon dukung lah aku apapun yang terjadi. Karena disana aku hanya mempunyai mu. Ibu dan, ayah pergi ke selatan untuk urusan jadi saat ini hanya kau yang bisa ku andalkan"

"Tentu saja Bianca. Kau adalah adikku satu - satunya aku akan tetap mendukung mu meski itu salah sekalipun. Orang tua kita juga mempercayakan mu pada ku. Jadi ku harap hari ini jangan takut dan goyah. Kau mengerti?" Bianca memeluk Angga. Rasanya begitu menenangkan. Ia tambah yakin dengan rencana nya. Bianca tak kan membiarkan dirinya dibodohi lagi. Ia akan menjadi wanita kuat untuk keluarga nya sekarang.

Kemudian Bianca dan Angga berangkat tepat tengah hari dimana waktu yang di janjikan. Setelah satu jam perjalanan mereka sampai di istana. Bianca menyuruh Angga masuk terlebih dahulu baru dia akan menyusul. Ia akan membuat rencana ini menjadi sempurna.

Acara telah dimulai namun Bianca belum ada disana. Liam dan Clara memasuki aula dengan bergandengan tangan. Orang - orang merasa iri akan kemesraan itu kecuali Angga. Ia merasa muak dengan pemandangan itu. Saat ini ia hanya bisa menunggu adik kesayangan nya memasuki aula.

Acara dimulai dengan beberapa kata sambutan yang dilontarkan oleh Kaisar. Tetapi saat pemasangan cincin turun temukan keluarga Kaisar  pada Clara. Semua orang melihat itu dengan khusyuk. Liam mengambil cincin itu dari tempat nya. Tetapi belum sempat ia memasang kan ke jari manis Clara sebuah kejadian tak terduga terjadi.

"Tunggu!" Teriak seorang wanita. Dia Bianca yang berjalan menuju ke arah Kaisar.

"Mohon maaf Yang Mulia. Saya ingin mengembalikan ini karena kemarin pangeran lupa mengambil nya" semua orang disana terkejut saat Bianca menunjukkan sebuah kotak berlapis kaca dan berisi cincin yang sangat indah.

"Mengapa cincin pertunangan itu ada pada mu Putri?" Tanya Kaisar kebingungan karena melihat cincin ituada dua. Satu ditangan Liam dan yang satu ditangan Bianca.

"Apa yang kau lakukan Bianca?! Mengapa kau membawa benda palsu itu kemari?!" Kesal Liam. Semua orang disana pun berpikiran seperti itu.

"Tidak Yang Mulia. Aku hanya mengantarkan ini karena saatkau mengunjungi ku kemarin kau sempat meninggalkan ini. Aku tidak tau ini palsu atau tidak coba di periksa yang mulia" ucap Bianca dengan percaya diri membuat semua orang bertambah bingung.

"Tidak ayah. Aku tidak mungkin meninggalkan benda berharga seperti itu. Aku sangat percaya diri untuk itu" bantah Liam. Bianca tak bergeming sedikit pun.

"Silahkan diperiksa. Bisa jadi saat itu Pangeran tidak sadar meninggalkan cincin nya karena ia baru saja membawa cincin itu untuk dipamerkan pada kekasihnya" Liam dan Clara terkejut bagaimana Bianca bisa tau hal itu. Padahal pertemuan itu sangat rahasia karena Liam membawa barang yang sangat berharga.

"Yang Mulia bisa jadi panik tapi tidak ingin ada yang tau jika benda itu hilang sehingga ia membuat duplikat nya. Jadi saya mohon untuk diperiksa" sambung Bianca sekali lagi. Liam kali ini tak bisa membantah karena Kaisar langsung menyuruh pelayan yang menjaga benda itu turun - temurun  untuk memeriksa cincin yang dibawa Bianca dan yang berada ditangan Liam. Tak lama kening pelayan itu berkerut. Bianca menyeringai menunggu hasilnya.

"Mohon maaf Yang Mulia Kaisar. Cincin yang dibawa oleh Putri Bianca asli sedangkan cincin yang satunya palsu"

"Apa?! Itu tidak mungkin ayah! Bagaimana hal itu bisa terjadi?!"

"Cukup Liam!" Bentak Kaisar menggelegarr.

To Be Continued~

Jangan lupa vote dan komen sengg💋

See you⚘🦋

BIANCA ROSELLIA WINGSTON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang