Suara gedoran pintu yang sangat tidak ramah langsung menguar ke dalam ruangan khususnya ruang tengah. Gadis berumur 14 tahun yang tengah duduk di sofa itu pun muak. Padahal dia lagi asik-asiknya nonton kartun kesukaannya yang cuman tayang seminggu sekali di hari minggu, Aikachuu.
Yang lebih menjengkelkan lagi, snack dan manisan kesukaannya yang bebas gula sekarang terasa jadi hambar. Juga, minuman susu stroberi favoritnya langsung terasa basi.
Semuanya gara-gara suara gedoran pintu gak pake otak itu yg terus berdendang seperti baru aja mau nyiduk karena ketahuan nyeludupin narkoba.
Dia dengan ogah jalan ke dekat pintu lalu buka pintunya dengan kasar. Tatapan penuh benci seolah pengen nabok sampe pingsan nih debt collector gak tau diri.
Kalau pembunuhan legal di negri ini. Dia pasti udah nikam orang berengsek ini sampai nggak bisa gerak lagi.
Nggak-nggak, canda kok. Laily gak sesadis itu, justru dia itu gadis baik hati yg rajin dan pandai menabung.
Nabung apa? Nabung emosi!
"Gimana? Dah niat bayar lo?"
Suara briton yang penuh keangkuhan bercampur kesombongan langsung menyapa telinga Laily. Mendengarnya aja udah bikin gadis itu naik pitam.
Demian, cowok yg baru-baru ini secara suka rela menjadi tamu yg ramah di rumah Laily. Saking ramahnya, gadis itu selalu selalu dibikin emosi setiap kali debt collector itu berkunjung.
Saat ini, Demian lagi masang tampang songongnya seolah dia bisa hancurin dunia semudah membalikkan telapak kaki.
"Ya ampun, Kak! Si Rayna lagi nggak ada! Plis deh jangan gedar-gedor terus! Berisik tau gak!" jerit Laily putus asa.
Saking nyaringnya teriakan Laily, burung hantu sama kelelawar yang lagi bobo cantik di langit-langit rumah dan pohon mati rumahnya langsung minggat semua.
Untungnya dia nggak punya tetangga di kompleks perumahan ini. Jadi, bisa bebas teriak tanpa perlu mengganggu sekitar. Tapi, itu juga membuat nih debt collector bisa gedar-gedor terus tanpa diprotesin orang lain kecuali tuan rumah sendiri.
"Peduli apa gue. Intinya, gue mau utang kakak lo dibayar sekarang juga! Ini tuh udah nunggak hampir setaon. Di luar sana masih banyak yang mau dipinjemin sama gue. Bisa rugi banyak nanti keduluan sama rentenir sebelah."
"Ya, mikir juga dong, Kak! Ini tuh hari minggu! Emangnya gak libur apa?!"
Tiba-tiba aja Laily denger lagu familiar dari animasi yang tengah dia tonton tadi.
Pas liat ke tv, lagu penutup Aikachu berputar menandakan animasinya udah berakhir dan beberapa detik kemudian berganti ke acara berita yang sangat amat teramat betulan membosankan.
Laily berteriak murka dalam hati. Padahal tadi tuh acara konsernya. Sekarang cuman tinggal kenangan.
Sebenarnya dia tau masih bisa nonton via youtube buat replay-nya, tapi ya boros kuota, kalau mau maksain nonton juga mentok 360p. Bisa bikin mata buta.
Mending langsung di langganan TV-nya yg langsung set gambar 4K tanpa buffering, belum lagi framerate 120fps dijamin smooth dan speaker stereo high quality, no minus, minat chat aja. No nego.
Eh ... malah jualan, back to the topic.
Utang-utang terus. Laily dah muak. Masalahnya utang ini bukan miliknya melainkan saudari berengseknya yang sekarang ngilang entah ke mana. Kelakuannya bener-bener kayak setan.
Alhasil, Laily jadi korban di sini.
Udah kedamaiannya dirusak, emosinya pun diobok-obok sama nih debt collector.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transition From Elite Youth
Teen FictionLaily seorang gadis cinta kedamaian yang unyu dan imut tapi nggak ramah. Suatu ketika, harus berhadapan dengan debt collector berengsek bernama Demian yang menagih utang kakaknya setiap hari membuatnya geram. Setelahnya, Laily pun terpaksa ngikutin...