Sepanjang tungkainya melangkah, beberapa orang yang berpaspasan dengan dirinya tersenyum kepada Nadine. Meskipun Nadine tidak mengenalinya tetapi ia balas senyumman itu.
Suasana sekolah ini sangatlah nyaman, di setiap kelas pasti ada bunga-bunga bermekaran di depannya. Sangat indah di pandang, bagi siapa saja yang pertama kali ke sini pasti mereka akan merasa betah, termasuk Nadine. Yang tadinya mau ke kelas Reina, ia malah mencabuti beberapa bunga yang sudah mekar dan menyelipkan pada telinganya. Ia juga membuat bondu dari bunga.
Pasti bila murid SMA KARTALINGGA tau Nadine mencabuti bunga-bunganya pasti ia akan kena marah, tapi sekarang semua murid berada di lantai 1, yang mungkin mereka sedang berbondong-bondong mengisi perutnya masing-masing.
Nadine bergumam menyanyikan lagu favoritnya. Seraya tubuh kecilnya meleok-leok mengikuti irama lagu yang ia nyanyikan. Ia seorang balet, jadi jangan di tanyakan lagi kemampuan ia dalam menari.
Dan seterusnya rasa ini selalu terjadi
Dan tak pernah berkurang
Hatiku hanya untuk dirimu
Aku bahagia hanya bila kamu bahagia
Namun nyata telah tak berubah
Aku makin tergiur pada dirimu
Cinta cinta cinta
Aku jatuh cintaIa memejamkan matanya merasapi lagu yang ia nyanyikan seraya tubuhnya menari dengan sangat sempurna. kakinya berjinjit, kaki kanannya ia rentangkan, tubuhnya ia biarkan berputar.
Satu kata untuk gadis yang sedang menari ini, cantik, sangatlah cantik. Ditambah sebuah bunga berwarna ungu menempel di telinga Nadine dan juga bondu yang gadis ini tadi buat sudah menempel sempurna di kepalanya.
Seperti seorang putri kerajaan dalam dongeng.
Dan si gadis yang sedang menari ini tidak menyadari bahwa ada pemuda yang diam-diam melihat semua perbuatannya di balik tembok.
...
Hampir memakan waktu 10 menitnya si gadis menari di depan kelas, akhirnya Nadine berhenti menarinya dan melangkahkan kedua tungkainya ke arah kelas Reina.
Setelah sampai di depan kelas Reina, ia masuk kedalam kelas itu. Tapi di kelas tidak ada siapa-siapa selain tas punya kelas 12 IPA 1 yang tuannya mungkin sedang berada di lantai 1, di kantin.
Nadine duduk di tembok pembatas lantai 2, netarnya bergulir ke bawah, murid-murid bersedek-sedekkan memesan makanan pada si ibu kantin dan juga ada yang jajan di luar sekolah.
Perut Nadine berbunyi, menandakan ia lapar, terakhir makan ia pada lusa kemarin. Kemarin ia tidak makan dan minum di sebabkan uangnya habis tanpa sepeserpun. Wah kalau seperti ini dia beneran diet, dan body spanyol yang ia idam-idamkan sedari dulu seperti Moon Ga Young bakalan terlaksanakan keinginannnya itu. Dan sekarang perutnya berbunyi ralat sedari tadi perutnya berbunyi, bahkan Lia pun tadi menyuruh Nadine jajan di kantin, tapi Nadine menolak dengan alasan sedang diet.
Nadine hanya bisa mengelus-ngelus perutnya saja, seraya mulutnya berkomat kamit membacakan surat-surat pendek yang ia hapal. Nadine mengangkat kedua tangannya, wajahnya ia dongakkan ke atas.
"Bismillahhirrahmanirrahimmmmm."
"Kulhuwallahu ahad."
"Allahussamad."
"Lamyalid walam yulad."
"Walam yakullahu kupuwan ahad."
Setelah selesai membaca itu ia mengusap tangan ke mukanya.
Selepas itu, tiba-tiba derap suara langkah dan suara bariton mengudara dari arah belakang mengkagetkan Nadine. "Aamiin," celetuk orang itu.
Nadine mengerjap. "Hantu? Anjir lah masih siang juga, kenapa lo keluar aelah bambang, pergi lo, gue gak mau liat muka lo pasti penuh darah," ucap Nadine setengah ketakutan.
![](https://img.wattpad.com/cover/358653773-288-k863399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Nadine
JugendliteraturBagaimana rasanya memiliki tunangan di dunia yang berbeda denganmu? Apakah pernah ada pikiran yang terlintas seperti itu di dalam pikiranmu? Kejadian seperti itu terjadi pada seorang gadis, ia tiba-tiba mempunyai tunangan di dunia masa lalu orang t...