Your vote and comment would be greatly appreciated, happy reading!
- S E A S O N S -
"A lunar eclipse is an astronomical event that occurs when the Moon moves into the Earth's shadow, causing the Moon to be darkened."
Kedua kaki jenjang itu terayun ke arah pintu keluar. Suara klintingan dari lonceng yang tergantung otomatis berbunyi, menghantarkan pengunjung yang silih berganti.
Angin pelan yang terasa agak dingin menyambutnya diluar menggerakkan pelan rambut hitam legamnya. Kedua tangannya otomatis bergerak bersembunyi diantara kantung jaket guna mencari kehangatan. Natha mendongakkan sedikit kepalanya ke atas, menyadari hari sudah gelap dan ia diburu waktu untuk pulang.
Tak ingin membuang waktu, netra legamnya bergerak mencari bangunan kecil pinggir jalan, seingatnya pemberhentian busway tak jauh dari cafe. Namun, saat kakinya mulai terayun ia mendengar suara yang familiar menyapa indra pendengarannya.
"Mas Natha!"
Tanpa berpikir, kepala Natha bergerak ke sumber suara. Di dapatinya sosok Pak Sugeng melambaikan tangannya tak jauh dari cafe, berikut disampingnya ada kendaraan pribadi keluarga Natha.
Natha memutar bola matanya malas, rasanya sedikit kesal karena lelaki yang sudah cukup umur sepertinya masih harus di antar jemput seperti ini. Tapi Natha tak ingin berbohong juga, rasa lega muncul dalam dadanya, sejujurnya ia tak memiliki cukup tenaga untuk sampai rumah dengan menggunakan kendaraan umum.
"Bapak kok tau aku disini?" belum semenit ia duduk di kursi penumpang, Natha langsung bertanya supir yang sudah menunggunya berjam-jam tadi.
"Tadi saya di kabari Ibu, katanya suruh jemput Mas Natha di cafe itu. Mas, nanti lagi kalau mau pergi berangkatnya sama saya ya, jangan pakai angkutan umum lagi. Ibu khawatir kalau Mas kenap-" belum selesai Sugeng berbicara apa yang di pikirannya, Natha memotongnya dengan nada jengah.
"Iya pak, udah deh jangan di omelin akunya. Pusing tau gak?"
"Loh mas sakit, tah? Ini langsung ke rumah sakit?"
"A-ahhh enggak!, aku gak pusing lagi kalau Bapak gak ngomel apalagi bawa-bawa mami."
Sugeng hanya terdiam sambil menghela napas pelan, ia sudah bekerja di keluarga ini sejak Natha masih TK sehingga ada rasa untuk melindungi yang lebih besar pada anak majikannya. Apalagi sejak diketahui Natha sudah tak lagi sama seperti dulu. Natha yang ceria dan semangat kini berubah menjadi lebih dingin dan mudah tersulut emosi.
Belum selesai dengan perdebatan kecil tadi, Natha dengan entengnya meminta permintaan lainnya.
"Pak, kita ke markas dulu ya."
Kegiatan Sugeng untuk menjalankan mobil terhenti sejenak, "Tapi kata Ibu disuruh langsung pulang Mas. Atau mau izin ke Ibu dulu?" jawabnya.
"Duh ribet, udah jelas lah gak dibolehin. Udah jalan aja, bentaran doang kok."
"Tapi Mas-"
"Atau aku pergi pake busway kalau Bapak gak mau anter?"
Natha memang terkenal nekat. Kebebasan melakukan ini itu tak banyak dilarang asalkan tidak merugikan. Tapi itu dulu, saat tubuh Natha masih mampu melakukannya sendirian.
"Nanti kalau Ibu nanya gimana?"
Tangan kiri Natha terulur melewati celah diantara kursi penumpang belakang dan pengemudi. Tangan kanannya melepas kait smart watch yang melingkar di pergelangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seasons | Na Jaemin
FanfictionPlease check the tags before decide to read! Tidak ada hidup yang bisa di bandingkan. Baik Natha maupun Alya, mereka bertanding di arenanya masing-masing.