22.

1.2K 179 39
                                    


"Adek"

"Sebentar ma"

"Sayang.."

"Kak sebentar lagi ya, aku mau sama eca sebentar aja"

"Kamu harus masuk, pesawatnya.. "

"Eca sayang anak mama.." Jungkook peluk dan cium eca "mama udah sisain susu buat eca, nanti di minum ya sayang hikss.."

Iya, mereka udah di bandara sekarang. Harusnya jungkook udah masuk sekarang tapi dari tadi jungkook cuma peluk dan cium eca sambil nangis.

"Kak ambil eca, adek harus berangkat sekarang"

Jin terpaksa nurut sama mama dan ambil paksa eca dari jungkook.

"Kak sebentar aja"

"Kamu harus pergi, nanti ketinggalan pesawat"

Jungkook mengalah, dia tak lagi mencoba menggapai eca. Sekarang yang dia lakukan adalah memeluk suami nya, menghirup aroma suaminya sangat dalam berharap jungkook tidak akan melupakan aroma suaminya.

"Jaga kesehatan disana ya, kalau gak sibuk sering sering telpon"

Jungkook ngangguk lalu melepas pelukan nya, jin cium kening jungkook agak lama lalu membiarkan jungkook berpamitan sama orang tua nya.

Jungkook nya pergi sekarang, menggeret koper nya tanpa mau untuk berbalik lagi. Dan saat itu lah tangisan jin pecah, eca pun yang liat papa nya menangis hebat juga ikut menangis sampai mama yang harus gendong eca dan menenangkan putri kecil itu.

***

Jin pulang sendirian, mama bilang untuk hari ini biar eca sama dia, soalnya liat keadaan jin yang kaya gini bikin mama khawatir jin gak bisa urus eca.

Jin mulai merasakan sepi pas dia buka pintu rumah nya. Kosong, hening seperti rumah yang asing. Masih gak nyangka jungkook beneran pergi. Jin langsung masuk ke kamar dan membenamkan dirinya di tempat tidur, menghirup bantal yang biasanya jungkook pakai, masih ada sisa aroma vanila yang tertinggal disana.

Kamar itu jadi saksi proses tumbuhnya cinta mereka. Dari yang bertengkar setiap waktu, menangis, tertawa, memadu kasih, bercerita dan masih banyak lagi kenangan yang tersimpan.

Tapi sebenernya ini semakin terasa sulit karna mereka masih baru dalam saling mencintai dan terpaksa berpisah, makanya rasanya kaya berat banget.

Terlalu tenggelam dalam kesedihan nya, jin sampai tertidur.

Disisi lain istri nya masih menangis di pesawat, pramugari yang lalu lalang pun jadi khawatir. Makanya ada satu pramugari yang datang untuk mastikan keadaan jungkook

"Are you okey?"

Jungkook menghapus air mata nya cepat dan sedikit tersenyum "ya, i'am"

"Kalau perlu sesuatu bisa panggil saya"

Jungkook ngangguk dan pramugari nya pergi untuk melanjutkan tugas nya.

Perjalanan ini akan memakan waktu kurang lebih 7 jam. Tiap detik nya terasa lama dan menyakitkan bagi jungkook. Ia buka ponsel nya dan mencari foto mereka bertiga di galeri.

"Dia putri mu?"

Jungkook sedikit kaget waktu orang di sebelah nya mengintip ponsel nya.

"Y-ya dia putri ku"

"Sangat cantik, apa yang di sebelah ayah nya?"

Jungkook ngangguk.

"Lalu dimana mereka? Apa tidak bersama mu?"

Yah, orang ini ternyata sangat kepo akan hal pribadi orang lain.

"Maaf aku banyak tanya, aku hanya ingin mengajak mu ngobrol siapa tau sedih mu sedikit berkurang"

"Gapapa.. Hm.. Mereka gak ikut. Aku pergi untuk sekolah"

"Wow.. Maksud ku, putri mu sangat kecil untuk di tinggal. Apa dia baik baik saja?"

"Dia pasti baik baik aja, dia bersama papa nya"

Orang itu keliatan menghela nafas "aku melihat mu seperti masih muda"

"Ya, aku masih 18 tahun"

"Oh my god! Kalian nikah muda?"

Jungkook ngangguk seadanya.

"Maaf kalau aku membuat mu tidak nyaman, aku memang orang nya sedikit kepo. Berarti kau akan lanjut SMA begitu?"

Jungkook ngangguk lagi.

"Hmm oke, senang berkenalan dengan mu. Aku suzy, kau?"

"Jungkook"

"Oke jungkook"

Terus wanita yang keliatan nya lebih tua dari jungkook itu kembali duduk tenang.

"Hmm kalo boleh tau, kenapa kamu ke singapur?" Di lihat dari logat bicara nya, suzy ini asli orang Korea.

"Ah ya, ibu angkat ku orang singapur"

Jungkook cuma ber oh aja.

"Dia baru saja meninggal"

Mendengar itu jungkook jadi gak enak hati "maaf aku gak tau.. Kamu pasti sangat menyayangi nya"

"Gak usah minta maaf, aku bahkan sudah lelah menyalahkan diri ku sendiri"

"Kenapa?"

"Dari kecil, aku dibesarkan sama dia. Dia yang ngebiayain hidup ku. Terus waktu usia ku 20 an aku pergi ke Korea untuk menemui keluarga kandung ku. Kau tau, rasanya seperti kembali ke kampung halaman. Aku terlena dengan suasana baru dan melupakan ibu angkat ku, beberapa kali dia menyuruhku untuk pulang ke singapur tapi aku gak mau. Ternyata dia sakit lalu meninggal. Sekarang aku menyesal seribu kali lipat. Kalau waktu boleh di putar, aku gak akan pergi ninggalin dia" Suzy nyeritain nya tenang banget, wanita itu pasti sudah sangat kuat dari dalam hatinya.

Mendengar cerita orang asing di samping nya buat jungkook ketakutan. Gimana kalau jungkook juga bakal menyesal karna sudah pergi jauh? Gimana kalau sesuatu terjadi dan jungkook gak ada disana? Akan seberapa banyak penyesalan yang akan jungkook rasakan nanti?

"Makanya aku agak aneh waktu tau kau meninggalkan putri mu yang masih kecil. Apa kau tidak takut? Katakanlah hubungan mu dengan suami mu sangat kuat, tapi anak mu? Aku mungkin tidak tau apa yang sudah kau lalui selama ini, tapi menurut ku, sedikit berkorban untuk orang yang kau sayangi kau pasti tidak akan menyesali nya di banding mengikuti egomu sendiri. Percaya pada ku, karna sejujurnya terkadang apa yang keliatan bersinar di luar sana belum tentu berharga seperti yang sudah kita punya di rumah sendiri"

Jungkook cuma diam, dia nunduk dan liat foto tiga orang yang lagi bahagia itu. Menurut jungkook wanita itu memang ada benar nya, yang sekarang jungkook kejar apa sebanding dengan moment kebersamaan dirinya dengan keluarga kecilnya yang akan hilang? Apa sekolah benar benar yang ingin jungkook gapai saat ini? Apa sekarang sekolah masih jadi prioritas nya? Apa sekolah memang kemauan nya atau dia hanya terpengaruh oleh orang tua nya? Lihatlah sekarang pun jungkook juga terpengaruh oleh wanita tu.

Jungkook gak pernah se bingung ini dalam hidupnya.









Tbc.




This isn't Fair | Jinkook ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang