06.

903 57 1
                                    

Daniel berjalan menyusuri rak supermarket dengan Malvin dibelakang yang mendorong troli.

Ya, Daniel tidak jadi meminta antar pada adiknya, dan di waktu yang kebetulan juga Malvin mengajaknya keluar untuk makan.

Jadi tidak ada salahnya kan menerima yang jelas sudah gratis?

"Kak, beneran gapapa aku belanja dulu?," Ucap Daniel, ia mendongak menunggu jawaban.

Malvin tersenyum dan mengangguk. "Gapapa dong. Udah ayo jalan lagi."

Daniel mengangguk dan berjalan lebih dulu. Karna Jun bilang apa saja jadi Daniel membeli bahan yang sekiranya ia butuhkan untuk nanti.

Dan setelah hampir setengah jam mereka belanja, Malvin dan Daniel berjalan keluar dengan obrolan kecil.

Saat sampai di parkiran, mereka mendengar suara anak kecil yang menangis sesenggukan.

"Hiks! Ee ... Kakak dimana hiks! Kakak maafin Jean hiks! HUAAA KAKAK!!"

Daniel terkejut dan bahkan panik. Ia yang sangat menyukai anak kecil tentu saja khawatir. "Kak kasihan, ayo buruan cari kak." Ajak Daniel tergesa.

Malvin mengangguk. Mereka berdua mencari dengan berpencar. Daniel ke depan jalan sementara Malvin diantara mobil dan motor di parkiran.

Daniel pun mendekati suara tangisan yang masih terdengar samar dijalan dekat supermarket. "Hiks kakak, hiks takut."

Daniel melihat anak kecil yang memeluk lutunya sendiri dengan tangisan yang belum reda.

Daniel berjalan dan mengelus rambut anak laki-laki itu. "Adek, kenapa nangis di sini sendirian? Orang tua kamu mana hm?,"

Anak itu mendongak dan langsung memeluk Daniel erat ketika melihat senyum lembut Daniel. "Jean ... Jean nggak tau hiks. Kakak cantik tolongin Jean hiks."

Meskipun agak terkejut dengan panggilan 'kakak cantik' Daniel tersenyum dan menggendong anak kecil yang memanggil dirinya 'Jean'.

Daniel mengelus lembut punggung Jean yang masih sedikit sesenggukan. "Udah ya, kan ada kakak." Sementara Jean mengangguk pelan.

"Kak! Aku udah nemuin anak kecilnya!" Teriak Daniel pada Malvin.

Daniel menoleh ketika Jean mengeratkan pelukannya, ia tersenyum lembut mencoba menenangkan. "Kak Malvin baik kok. Dia temen kakak jadi kamu jangan takut, oke? Oh iya nama kakak Daniel, kamu bisa panggil kak Niel, hm?,"

Jean mendongak dan memperkenalkan diri. "Nama aku Jean kakak cantik."

"Kakak cantik?," Ucap Malvin, ia yang baru sampai langsung merespon heran.

Daniel terkejut dan panik. "Maksud Jean itu-"

"Iya! Kak Niel cantik! Makanya aku bilang kakak cantik. Kakak juga setuju kan?," Meskipun tidak kenal, Jean tetap menanyakan yang menurutnya sudah pasti.

Malvin bingung, tapi ia mengangguk. "Iya, Daniel emang cantik."

"Kak ..." Rengek Daniel, ia merasa dibully disini. "Tapi aku kan cowok, masa cantik .. harusnya ganteng dong." Ujar Daniel dengan cemberut.

"Tapi kata kak Ji, cantik itu bukan cuma buat perempuan .. tapi hal yang indah dan menakjubkan juga bisa disebut cantik. Sama seperti kak Niel, senyum kak Niel indah dan menakjubkan, makanya Jean sebut kan Niel 'kakak cantik'." Jelas Jean dengan polos.

[aku ngarang plis]

Daniel dan Malvin bahkan langsung Speechless.

"Jean ... Kamu-"

Cittt!

Sebuah motor berhenti didepan Malvin dan Daniel yang masih menggendong depan Jean.

Orang itu turun dan membuka helm full face nya.

"JUN?!" Teriak Daniel dan Malvin serempak.

Sementara Jean bersemangat. "Yeayy! Kak Ji!"

Jun berjalan dengan tatapan tajam yang mengarah pada Daniel dan Malvin yang bersebelahan. Ia mengeram marah melihat itu, tapi tidak berbuat apa-apa.

Kemudian tanpa kata Jun mengambil Jean yang berada di gendongan Daniel.

Daniel sempat terkejut bahkan terdiam, tapi Malvin bereaksi cepat.

"Wow! Lama tidak bertemu wakil ketua Cerberus." Ucapnya tersenyum manis, Kemudian terkekeh dan menyeringai.

Jun mengepalkan tangannya kuat, Ia menatap dingin pada Malvin atau ketua Alucard ... musuh terbesar Cerberus.

Jun berdecak jijik, tangannya mengelus lembut punggung Jean yang sudah tertidur digendongnya, kemudian berniak berbalik pergi.

Daniel yang melihat itu ingin mencegah. "Kak-"

"Shut up."

Daniel bungkam, pandangannya menatap lurus punggung Jun yang berhenti berjalan, tapi tidak berniat berbalik sedikit pun.

'Tolong berbalik Jun.'

Tanpa mengatakan apapun lagi, Jun melangkah seolah Daniel tidak memanggilnya.

Daniel terkekeh miris melihat itu, ia pun berbalik pergi, dan perasaan sesak langsung menghantam ulu hatinya.

Apa yang ia harapkan dari seorang Jun?

'Daniel bodoh!"

Dua orang asing yang saling berbalik pergi, dengan perasaan yang saling membodohi.

Jun dengan hatinya,

Dan Daniel dengan harapannya.

.

.

.

.

You are mine Daniel.

_______

___

_

Maaf banget kalo aneh😭😭

Tapi kalian aka ngerti kalo tau keselanjutannya, jadi semangat trus baca cerita aku.

~

Sedikit Info ; aku kayaknya bakal jarang update deh. Soalnya sekarang aku udah mulai kerja, jadi pasti jarang bngt pegang hp. Paling bebas ya malem, jadi update nya tiga atau empat hari sekali.

Gpp ya?

Itupun kalo ada yg nungguin hehe, tapi makasih banget loch sama yang baca .. vote, dan komen,

Terimakasih banget aku. Sayang deh pokoknya ...

Udah sih gitu aja hehe ..

Bye! Bye,!

Salam istri orang ganteng.

[BL] We will always be together, my worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang