7. Cemburu

60 1 0
                                    


_________

Satria POV

Penjelasan yang di berikan oleh Sabrina tentang kejadian di rumah sakit 1 minggu yang lalu, sukses membuat aku semakin penasaran mengenai April dan Fathan. Sebenarnya, antara April dan Fathan itu ada hubungan apa. Namun, aku semakin percaya setelah aku menemukan beberapa remasan kertas di taman sekolah saat aku mencari Affan. Bahwa Fathan memang benar benar menyukai April.

Sebisa mungkin aku menetralkan hatiku. Aku tak mungkin menyukai orang yang baru beberapa minggu aku kenal. Lagipula, pasti April lebih memilih orang yang sudah sangat ia kenal. Buktinya, pendekatanku melalui media telepon tak mendapatkan respon dari April. Karena memang harusnya aku intropeksi diri dan mendengarkan kata kata Ayah, yang menyuruhku agar tak mudah jatuh hati pada wanita apalagi di usiaku yang baru 18 tahun ini.

"Satria..." ucap seseorang yang suaranya sudah tak asing lagi untukku.

Aku menoleh kearah suara itu. Kudapati gadis konyol yang sedang berdiri dengan senyum simpul yang manis.

Ia menghampiriku. Mau apa ia menemuiku. Dan beginilah. Kini, jantungku yang normal kembali berpacu dengan cepat.

"Assalamualaikum..." ucap April.
"Waalaikumsalam April.." jawabku dengan gusar.

"Kamu terlihat pucat Sat.kenapa??" tanyanya yang mungkin menyadari wajahku yang sedikit memucat karena dekat dengannya.

Tak biasanya ia berani mengajakku mengobrol seperti ini. Karena biasanya, baru aku lihat saja ia sudah memalingkan wajahnya.

"Eum.. Gak papa Pril.. Aku cuma kurang istirahat saja.." ucapku gugup.

Ia mengerutkan dahinya sehingga kedua alisnya yang tidak begitu tebal, menyatu sempurna.

"Kamu..bohong yaaa !" tuduhnya dengan nada yang lebih kepada candaan.

Aku tersenyum simpul. "Tidak April.. Sudahlah, kau membuatku gugup. Langsung saja...tadi kamu memanggilku. Ada apa Aprillia Syakira Yasmin??"

"Eum..tidak apa apa, aku hanya ingin menyapamu. Yaudah,, assalamualaikum" ucapnya dengan ekspresi tanpa dosanya.

Bisa bisanya ia mempermainkan aku seperti ini. Dengan ia bersikap seperti itu saja sudah membuatku berharap. april..april..!

* * *
"Kak... Aku mau tanya sesuatu sama Kak Satria." ucap Sabrina yang kini sudah duduk di ujung ranjangku. Ia masuk ke kamarku saat aku sedang mengerjakan tugas.

Aku membalikkan posisi dudukku yang semula membelakangi Sabrina. Aku mentapnya dengan tatapan menggoda sambil bertopang dagu.

"Kenapa Bi?" tanyaku.

Ia terlihat seperti ada masalah. Karena gerak geriknya sangat terlihat gusar.
"Kakak..suka ya sama April.?" tanyanya to the point.

Aku menelan ludah kelu. Kenapa tiba tiba Sabrina menanyakan hal itu. Atau mungkin, ia menyadari sikapku selama ini.

"Eum.. Kakak boleh jawab kapan kapan Kak, aku gak maksa kok" ucap Sabrina dengan nada yang ssdikit ketakutan.

"Kenpa kamu tanya itu Bi??" tanyaku padanya.
Ia mendongakkan kepalanya yang semula menunduk.

"Eum.. Bina hanya..eum..ngerasa kalo Kak Satria memang menyukai April.." ucapnya gugup.
"Kak.. Biar gimana pun aku ini saudara Kakak.. Kita itu kembar Kak.. Jadi aku pasti juga merasakan apa yang Kakak rasakan.."

"Iya Bi.  Kakak memang menyukainya. Tapi Kakak sadar, kakak itu baru mengenalnya..jadi Kakak berusaha mengalihkan perasaan ini. Jadi, kamu tenang saja." ucapku berusah menetralkan hatiku.

Kekasih ImajinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang