10. Kepergian

44 1 0
                                    


Aku masih dengan lamunanku. Rasanya,hari ini benar benar membosankan. Di tambah, pelajaran tidak akan terisi hari ini. Karena ada rapat Guru dadakan.
Aku mencoba menghibur diriku dengan kembali membayangkan mimpi indahku semalam. Ah begitu indah.

"Bengong aja. Segera menghafal Yas !" ucap Narnia sambil menyenggol lenganku.

Ah Aina. Ini kenapa sih ganggu kebahagiaan orang lain aja.

Aku hanya tersenyum singkat merespon ucapan Narnia.

"Yasminnnnn!!" teriaknya sebal.
Teriakannya tepat di telingaku.
Astaga!

"Hehe iya sayang.. Ada apa??" rujukku padanya."Kamu sih..ganggu aja deh, orang lagi mengingat si dia juga"

"Geli banget sih..lebayy" ucapnya mendelik.

Aku menjulurkan lidahku meledeknya.

Wajahnya berubah serius.
"Kamu tau gak Yas??"

Aku mengangkat sebelah alisku. Bingung akan pertanyaan Narnia.
"Apa??"

"Satria bakal pindah lagi." ucapnya seketika.

Satria?pindah?? Tapi,kenapa?

"Yang bener Aina?" tanyaku tak percaya.

"Aku serius Yas.." jawabnya antusias.

"Iya tapi kenapa coba? Ini Sabrina juga gak bilang." ucapku memotong ucapan Narnia.

"Aku gak tau...,, sayang yah..padahal belum satu tahun dia sekolah kesini.." ucap Narnia.

"Kamu tau Ai apa alasan Satria pindah?" tanyaku penasaran.

Narnia menggelengkan kepala tanda ia pun tidak mengetahui alasan Satria pindah.

Aku menghela nafas berat. Kenapa aku jadi galau yah? Apa aku merasa bersalah dengan sikapku pada Satria? Sebenarnya apa yang membuat ia pindah sekolah lagi? Pertanyaan itu muncul bertubi tubi di kepala ku.

"Gak usah galau gitu.. Dia baru mau pindah besok kok.." ejek Narnia.

Yup. Narnia tau semua tentang kisah cintaku. Tak ada yang tidak ia ketahui.

Aku tersenyum kecil. Benarkah aku galau?

* * *

Sepertinya, tidak akan ada pesan bbm masuk hari ini. Siapa yang aku tunggu?

Tidak di rumah,tidak di sekolah. Benar benar membosankan.
Lagipula, tumben Kak Idan gak nerobos hariku. Biasanya, kalau aku lagi gak karuan gini, Kak Idan dateng tiba tiba. Hehe.

Atau, aku ritual dulu kali ya? Gak deh.

Ping!

Ini dia suara yang ku tunggu tunggu. Ku buka akun bbm ku.
Treng. Ternyata dari orang yang membuat ku gelisah sedari tadi di sekolah.

"Assalamualaikum. April.. Aku mau minta maaf, kalo selama kamu berteman denganku, aku hanya bisa membuatmu kesal. Aku juga sempat memaksa kamu untuk memenuhi egoku. Maaf, aku mengucapkan ini karena mungkin kamu belum tau..besok aku tidak akan sekolah di sana lagi. Aku di perintah untuk pindah lagi, Papa bilang..mumpung belum terlambat. Jangan pernah menyesal pernah kenal dengan ku April.. Aku titip Sabrina yah, karena aku dan dia belum pernah terpisah. Eumb..April, I will always love you :)" chat Satria benar benar membuatku bungkam. Kubaca beberapa kali pesan itu. Tak ada senyuman saat aku membaca pesan itu. Seharusnya aku senang, karena ia akan pergi jauh dari hidupku.

"Eum..waalaikumsalam Sat. Ia gapapa kok. Aku juga minta maaf yaa. Takut takut..bisa saja salahku lebih banyak padamu. Maaf buat semuanya.." aku membalas pesannya.

Kekasih ImajinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang