Bab 8: Lonely

3 2 0
                                    

Happy Reading 💜

.
.
.

Rasa ini sudah Rahel alami sejak dulu. Hatinya sakit dan sesak namun tidak bisa diungkapkan. Rahel hanya bisa tersenyum miris menatap layar ponselnya yang menampilkan sebuah tayangan video Trian bersama Lily sedang bermain pole dance dengan tawa gembira. Banyak orang bersorak ria di sana, Rahel bisa menebak mereka berada di sebuah klub malam.

Melihat tawa bahagia Trian yang mencoba beberapa kali pole dance membuat Rahel ikut senang. Namun ia sedikit kecewa dan cemburu karena yang bermain bersama Trian bukan-lah dirinya melainkan wanita lain. Postingan video itu sudah menyebar ke media sosial dan banyak penggemar yang berspekulasi bahwa Trian dan Lily memiliki sebuah hubungan selain partner kerja sesama artis. Pasalnya Lily dan Trian selama ini tidak terlihat berinteraksi dekat selain partner yang pernah bekerja sama dengannya.

Setetes air mata lolos turun dari mata kelinci itu. Rahel merasa kecewa. Rencana dinner yang seharusnya saat ini tengah ia lakukan bersama Trian harus batal dikarenakan Trian lebih memilih bersama wanita itu. Lily sama terkenalnya dengan Trian sebagai artis di dunia hiburan, wanita itu cantik, elegan, ramping dan pintar. Kalau disandingkan, sudah tentu Rahel kalah jauh dibawahnya.

Anonim 1: Lily? What? Kita gak pernah lihat mereka berdua bersama? Tapi apa ini?

Anonim 2: gue rasa diluar negeri mereka ngerasa bebas. Terlepas dari para fans fanatik di negerinya sendiri.

Anonim 3: Apakah mereka memiliki hubungan? Atau sedang melakukan chemistry untuk sebuah film?

Anonim 4: Sungguh beruntung Lily bisa melihat tawa bahagia Trian di sana.

Rahel juga ingin membuat Trian tertawa bahagia. Rasanya ia tak rela jika Trian tertawa bahagia bersama wanita lain. Apakah Rahel boleh egois demi mendapatkan hati Trian? Terkadang Rahel selalu menyalahkan diri sendiri kenapa harus Trian yang ia cintai. Otaknya terkadang berpikir untuk meninggalkan Trian tetapi hatinya berkata lain. Hati tidak bisa berbohong dengan apa yang ia inginkan.

Beberapa pesan mulai masuk ke beranda, Rahel mengusap air mata di pipinya dan mulai mengetik balasan pesan dari Satya, Steven dan Ammar.

Satya: Lo nggak apa-apa, Rel?

Rahel: Nggak, aku baik-baik aja:)

Satya: Hel, dengerin gue kali ini aja. Lo harus berhenti mencintai Trian karena dia lelaki yang nggak baik. Dia nggak cocok buat lo.

Rahel: Kak, jangan bilang kayak itu.

Satya: Hel, ini udah tiga tahun lebih tapi apa yang dia perbuat? Setelah mengetahui semua dia malah sengaja banyak nyakitin lo.

Rahel: Kak, ini memang resiko orang mencintai kan?

Satya: Ya, lo mencintai seorang diri! Gue bakal ngasih peringatan ke Trian kali ini. Lo nggak pantas buat disakiti.

Steven: Baby, are you ok?:(

Rahel: Iya Stev, aku baik-baik saja.

Steven: Video itu? Lo sekarang lagi apa?

Rahel: Aku tadinya mau tidur tapi kamu ngechat aku.

Steven: Gue takut. hel, lo jangan sedih ya. Gue bakalan bikin pelajaran buat Trian.

Rahel: Haha nggak perlu, Stev. Biarkan dia bahagia kayak itu, jangan merusaknya.

Steven: Terus gimana sama lo? Dia bahagia diatas penderitaan lo, Hel. Kalau ada apa-apa cerita sama gue ya, Hel. Gue selalu ada untuk lo kok.

Hanya Sebuah LaguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang