Jennie POV
Takut...
Hanya itu yang aku rasakan sekarang. Pesan ancaman yang aku terima beberapa saat yang lalu membuat aku merasa sangat takut bukan main, aku mencintai semua penggemarku dan aku juga membutuhkan cinta dari mereka tapi bukan seperti ini, ini sudah berlebihan dan sangat menakutkan.
Hampir setiap waktu dia menggangguku, seolah kemana pun aku pergi aku dibayangi oleh kehadirannya. Kehadiran yang entah apa maksudnya, kehadiran yang mengusik ketenangan ku, membuat aku takut dan merasa ruang gerakku sangat sempit.
Kalimat cinta yang dia ucapkan tidak sama sekali membuatku tenang karena kalimat 'aku akan membunuhmu' membuat kalimat cinta itu terkesan sangat pahit, aku tidak merasakan cinta itu meskipun tanpa lelah dia mengucapkannya.
"Tenang, semua akan baik-baik saja."
"Jisoonie.. bagaimana jika itu bukan kalimat ancaman saja?" Tanyaku.
"Maka Elite pasti melindungimu, semua tidak akan terjadi, percaya padaku."
Kalimat penenang yang di ucapkan oleh Jisoonie dan Rosé sama sekali tidak membuat aku tenang, tidak hanya sekarang aku mendapat teror tapi dulu tidak separah ini, tidak ada ancaman yang membuat aku merasa takut, tapi sekarang?
Ceklek~
"Sayang"
"Kai..."
Syukurlah kekasihku datang, dia langsung memelukku membuat tangisku semakin menjadi. Dia tidak sendiri, dia membawa Seungri oppa dan tiga orang petugas kepolisian.
"Mana nomor ponselnya, biar kita lacak di mana tempat si pengirim pesan agar kita bisa menangkapnya."
Aku mengangguk dan segera melepas pelukanku dari tubuh kekasihku, aku meraih ponsel dan menunjukan pesan itu pada Kai. Karena dia sibuk bersama petugas kepolisian jadi aku kembali memeluk Jisoonie, beruntunglah Rosé dan Jisoonie sedang berada di unitku, jika aku sendiri aku pasti akan merasa lebih takut dari saat ini.
Kai, Seungri oppa dan tiga petugas kepolisian sibuk melacak sedangkan aku, Jisoonie dan Rosé hanya mampu diam dan memperhatikan mereka, semoga dia mudah untuk dilacak dan akan segera tertangkap agar aku tenang dan tidak ada lagi yang menggangguku.
"Ini cukup sulit, kami sulit menemukan titik koordinasinya, dia terus bergerak dan tidak menetap di satu tempat saja."
"Coba saja lagi."
Perbincangan-perbincangan itu mengisi keheningan di unitku, Suara ketikan di laptop pun terdengar dan mereka sangat fokus.
Siapapun kau, bisakah berhenti? Kau membuat aku takut.. please~
"Tidak bisa tuan Kim, dia sangat pintar menyembunyikan semuanya. Titik koordinasi terus berubah-ubah, di mana diam pun diam di tengah lautan, diam di darat tapi di tengah hutan, saya rasa ini titik koordinat palsu dan entah mana yang asli."
Rasa takut semakin menghantuiku, aku kembali menangis karena hanya itu yang aku bisa, tidak ada lagi.
"Kai.."
Dia menoleh lalu membawaku ke pelukannya lagi,"tenang, semua akan baik-baik saja, tidak akan ada hal buruk yang terjadi"
"Bisakah temani aku disini?" Tanyaku.
"Tidak bisa, aku memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan malam ini juga."
Inilah yang aku benci darinya, di mana dia selalu mementingkan pekerjaan dan pekerjaan bagaimanapun kondisiku. Memang dia baik, dia tidak pernah macam-macam meskipun kami sering pergi berdua, dia menjagaku, kami menerapkan gaya berpacaran sehat tapi ya ini kelemahannya, jika aku tidak mengerti mungkin hubungan kami tidak akan bertahan sampai sejauh ini, aku dan pekerjaan? pekerjaan akan selalu dia pilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LALISA (OBSESSION) - JENLISA [G!P] ✓
FanfictionHarus rela terkurung di saat sebelumnya dia bagaikan burung yang senang terbang bebas di udara tanpa aturan atau hambatan. dia kehilangan kebebasan namun dia mendapatkan cinta yang tidak pernah dia duga sebelumnya. ___ Jennie Ruby Jane seorang idol...