"Selamat pagi, tuan muda."
Lisa mengangguk dan terus melangkah, dia tidak mengatakan apapun tapi dua orang maid setia mengikutinya. LLisa hanya memakai bathrobe dan kakinya terus melangkah ke arah taman belakang rumah mewah yang dia tinggali.
Langkah kaki itu berhenti tepat disamping sebuah chair pool, menghadap pada kolam renang pribadi yang ada di taman belakang rumah, air kolam renang tampak bersih dan tenang membuat Lisa tidak sabar ingin menceburkan diri ke dalamnya.
"Tuan muda-"
"Taruh saja semuanya di meja, jika Seulgi datang suruh dia langsung kesini." Ucap Lisa memotong ucapan salah satu maid.
Si maid mengangguk, salah satu maid yang membawa nampan berisi berbagai macam makanan untuk menu sarapan Lisa segera membungkuk dan menaruh nampan diatas meja, yakin semua rapih dua maid bergegas pergi dari taman belakang karena keduanya tahu jika Lisa akan berenang pagi ini.
Setelah kepergian dua maid Lisa bergegas melepas bathrobenya begitu saja, dia melempar bathrobe itu ke chair pool lalu dia melalukan stretching ringan di tepi kolam renang agar tidak terjadi kram otot saat sedang bermain air.
"Hah... Jennie, Jennie, Jennie."
Byur...
Lisa POV
Semenjak malam itu aku tidak lagi membuntuti Jennie, bukan karena aku menyerah tapi aku memberi jeda dulu. Aku tahu dia takut, tapi dia tidak mengerti jika aku yang lebih takut darinya sekarang, aku takut kehilangan dia.
Entah karena apa aku bisa mencintainya, mungkin aku menyukai dia karena senyumnya yang sangat manis tapi cinta? Cinta itu tumbuh begitu saja tanpa pernah aku tahu apa alasannya, kami jauh bahkan aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan saja tapi kekuatan cinta bisa membuat aku mencintainya meski sebelumnya kami tidak pernah berbincang bersama.
Awalnya semua biasa saja, biasa saja seperti; dia idolaku dan aku penggemarnya. Tapi lagi-lagi aku tidak tahu kenapa, hari-hari berganti rasa kagum itu berubah cinta dan rasa lain pun muncul, iya.. rasa lain karena cinta yang aku punya untuknya, awalnya aku hanya melihat dari kejauhan tapi kini aku ingin memiliki dia seutuhnya, terkesan berlebihan? katakan saja iya tapi aku tidak peduli karena yang aku mau... Jennie menjadi milikku.
Tapi aku sadar, aku sadar semua tidaklah mudah. Aku selalu menguntitnya dan hasilnya? Penjagaan untuknya semakin di perketat, dia tidak lagi sebebas dulu, kemanapun dia pergi dia selalu didampingi oleh manager dan seorang bodyguard, semua memang salahku tapi kalian tidak akan mengerti bagaimana rasanya aku mencintai dia, mencintai sangat dalam hingga rasanya aku tidak mau dia dimiliki oleh orang lain.
Dia sangat berarti untukku, tanpa dia ketahui dia menolongku dari rasa kesepian yang membelenggu, dia tidak pernah melihatku tapi dia selalu berhasil membuat aku merasa terisi, aku selalu tersenyum bahkan tertawa hanya karena melihatnya dari balik layar televisi.
Bisa dibayangkan bagaimana bahagianya aku jika dia membuatku tertawa secara nyata? Aku ingin merasakan pelukannya, aku yakin itu akan terasa sangat nyaman.
"Boy, keluar nak.. dingin."
Seruan suara berat ayahku membuat aku keluar dari dalam air, dia tersenyum tapi aku hanya bisa menghela nafas lemah. Tidak memungkiri jika memang dia baik, dia selalu menuruti semua keinginanku tapi dia jarang ada di rumah terlebih semenjak mommy meninggal 3 tahun yang lalu, dia selalu saja sibuk bekerja padahal aku juga membantunya.
Aku kaya harta tapi aku miskin kasih sayang dan perhatian, miris
"Ada apa?" Tanyaku to the poin.
"Naiklah dulu ke darat, kita bicara."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LALISA (OBSESSION) - JENLISA [G!P] ✓
Fiksi PenggemarHarus rela terkurung di saat sebelumnya dia bagaikan burung yang senang terbang bebas di udara tanpa aturan atau hambatan. dia kehilangan kebebasan namun dia mendapatkan cinta yang tidak pernah dia duga sebelumnya. ___ Jennie Ruby Jane seorang idol...