Tandai typo ✓
Happy reading~
_______________________________Senyuman manis tidak pernah menghilang dari Alin yang senantiasa memandang wajah tampan Justin yang kini tengah tertidur di kereta kuda.
Tubuh anjingnya sudah berganti menjadi gadis cantik. Tangan mulusnya mulai menyentuh dahi Justin yang duduk di seberangnya. Elusan lembut dia berikan disana hingga tanpa sadar membuat sang empu semakin ternyenyak dalam tidurnya.
Dia sangat beruntung karna pernah mengenal pria ini. Dari banyak nya manusia jahat, mungkin hanya dia lah yang bisa Alin percaya selain kedua papa nya.
Berbicara tentang papa, Alin menyurutkan senyumannya.
Dia rindu dengan kedua papa nya.
Apa mereka disini juga?
Alin kembali menatap Justin yang tidak terganggu dengan elusannya. Gadis itu menumpu dagunya di tangan yang satunya.
"Orang yang gue kira jahat, ternyata orang baik yang tertunda" gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Justin.
"Quesa, lo gak mau jelasin tentang dunia ini kah?" Tanya Alin setelah sadar.
"Bukan kah tadi sudah ku jelaskan? Kau tuli?" Sahut Quesa yang membuat Alin berdecak kesal.
Sepertinya dia harus memperbanyak sabar dalam menghadapi wanita gila ini.
"Kau yang gila dasar gadis bodoh" ujar Quesa tidak terima dengan isi pikiran Alin.
"Jelasin tentang Justin aja" pinta Alin yang mulai lelah berdebat dengan Quesa.
"Dia adalah seorang Duke muda di kekaisaran timur. Sebenarnya Justin termasuk pangeran disana, hanya saja, dia tidak ingin ikut campur dalam perebutan tahta. Karna itulah dia lebih memilih menjadi Duke dan selalu bermain dengan pedangnya di setiap perang"
"Perang?" Beo Alin dengan dahi yang mengerut.
"Ya. Dia lah yang selalu memenangkan perang hingga sampai saat ini wilayah kekaisaran timur semakin membesar. Itu adalah hasil dari kerja keras Justin"
Alin mengangguk paham.
Hebat juga calon suaminya.
Alin kembali tersenyum manis.
Gadis itu mendekat pada Justin yang masih senantiasa memejamkan matanya. Senyuman tulus mulai terbit di bibir Alin. Tatapannya turun pada bibir Justin yang terlihat indah.
Sedikit mencicipinya tidak apa apa kan? Lagi pula pemiliknya sedang tidur, jadi itu tidak masalah.
"Hey kau mesum!" Seru Quesa tidak menyangka.
"Gak mesum, gue gak akan lahir bodoh" sahut Alin yang membuat Quesa terbungkam.
Benar juga.
Eh! Tapi kan-
Cup
Alin tercengang, menatap bibirnya yang menempel sempurna di lutut Justin.
B-bukan seperti ini rencananya tadi.
Sialan! Ini semua karna Sam! Pria bodoh itu mengendarai kereta seenak jidatnya saja!
Baru saja Alin ingin bangkit dari posisinya yang mampu membuatnya malu, Justin lebih dulu membuka mata dan membuatnya reflek berubah menjadi anjing.
Justin menunduk dan mendapati seekor anjing yang ia temukan, kini terduduk di lututnya dengan wajah masam.
Ada apa dengan anjing ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIN'S THIRD LIFE
RandomBaca dlu cerita 'ALIN TRANSMIGRATION' baru mampir kesini. karna ini cerita Alin season 2.