Up woyy up!!🤣🙏
Tandai typo✓
Happy reading~
______________________________"Ada ap-
Cup
Deg
Ketiga manusia disana sontak terdiam kaku, bahkan gadis yang menjadi pelaku itupun sama halnya seperti mereka.
Alin mengedipkan matanya berulang kali guna mencerna tindakannya sendiri, kemudian dia melirik kebawah, dimana bibirnya yang kini menempel sempurna di bibir Justin.
Seutas senyuman, terbit dibibir gadis itu.
Sam yang baru saja membuka pintu kereta kuda itupun sontak menganga lebar, dia menatap tidak percaya pada sang tuan yang kini hanya terdiam.
Seakan sadar, Sam menggaruk lehernya yang sama sekali tidak gatal.
"M-maaf Yang Mulia" Sam menunduk canggung lalu menutup kembali pintu kereta, meninggalkan kedua manusia yang terdiam dengan perasaan masing masing.
Justin yang terlalu syok, dan Alin yang bahagia bukan main.
Seakan sadar dari syok nya, Justin reflek mendorong tubuh Alin hingga punggung gadis itu terbentur di dinding kereta.
Brug
"Aduh!" Ringis Alin yang tanpa sadar membuat Justin menatapnya khawatir.
"Kenapa kau mendorongku sekeras ini? Kasar sekali" gerutu Alin kesal sembari menyentuh punggungnya yang lumayan sakit.
Justin berdehem sembari mendatarkan wajahnya.
"Harusnya aku yang bertanya. Berani sekali kau menciumku? Apa semua siluman selalu bersikap lancang seperti ini?" Ujar Justin datar dan dengan nada dingin yang mampu membuat Alin menggigil.
"Salahkan saja dirimu sendiri! Aku sudah bilang untuk tidak mengatakan apa apa pada bawahan mu itu. Tapi apa yang kau lakukan? Kau mencoba ingin mengusirku kan?" Balas Alin kesal.
Kekesalannya kian bertambah saat Justin memberikan anggukan.
"Tidak bisa! Kau tidak bisa mengusirku. Kau sudah memungut ku, jadi kau tidak boleh membuang ku begitu saja. Aku masih mempunyai harga diri! Aku tidak rela jika dibuang olehmu!" Sungut Alin.
Justin hanya diam. Satu alisnya terangkat sempurna, menatap heran pada gadis jadi jadian yang ia temukan di hutan tadi.
Apa siluman selalu bersikap tidak tahu malu seperti ini?
Sedangkan Sam yang kini tengah mengendarai kereta pun hanya dibuat bungkam saat mendengar perdebatan di dalam.
Dia tidak akan ikut campur kecuali tuannya yang memberikan titah.
Kembali ke dalam. Disana hanya ada keheningan. Alin menekuk wajahnya, menatap ke luar jendela, sedangkan Justin hanya diam dengan wajah datarnya. Sesekali dia melirik Alin yang tiba tiba saja tidak bersuara.
Apa gadis itu marah?
Tapi kenapa?
Helaan nafas keluar dari mulut Justin.
"Kau bisa tinggal ber-
"Bagus! Itu sangat bagus!" Seru Alin bahagia, memotong ucapan Justin yang kini terlihat kesal.
Lihatlah tatapan binar gadis itu.
Justin memilih memejamkan matanya dari pada harus meladeni gadis aneh di depannya ini. Dia ingin menenangkan pikirannya yang kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIN'S THIRD LIFE
RandomBaca dlu cerita 'ALIN TRANSMIGRATION' baru mampir kesini. karna ini cerita Alin season 2.