Bab 09- Birthday Raka

573 75 4
                                    

Malam telah tiba, Sasa kini tengah menunggu Dinda untuk pergi ke tempat ulang tahun Raka. Namun, sudah 20 menit lamanya Sasa menunggu tapi belum juga Dinda menampakan barang hidungnya.

"Dinda kemana sih? Udah 20 menit gue nunggu dia tapi sampe sekarang belum juga muncul," ucap Sasa dengan kesal.

Sasa melihat jam pada ponselnya yang sebentar lagi menunjukkan pukul 20:00.

"Awas aja kalo Dinda udah nyampe, gue marahin tuh bocah," ucap Sasa. Hingga sebuah suara mobil terhenti di depan rumahnya.

Sasa segera keluar dan benar saja, jika itu adalah mobil Dinda. Sasa bergegas menunju ke arah Dinda dengan raut wajah yang tidak mengenakan.

"Lama banget sih lo! Gue udah nunggu lo selama 20 menit Dinda!!" omel Sasa kala sudah berada di hadapan Dinda.

"Iya iya maaf. Tadi gue antri beli bensin dulu cin," Dinda merasa tidak enak kepada Sasa karna telah menunggunya lama.

"Udah, mending sekarang masuk aja, nanti tambah kemaleman," ucap Dinda, Sasa berdecak pelan sebelum ia mulai masuk ke dalam mobil Dinda.

Dinda segera menjalankan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Sasa, Sedari tadi Sasa hanya diam saja dengan mata yang fokus pada ponselnya.

Entahlah, Dinda merasa tidak suka jika Sasa lebih fokus terhadap ponselnya ketimbang dirinya.

"Micin maafin gue ya tadi telat jemput lo," ucap Dinda, menatap sebentar ke arah Sasa sebelum dirinya fokus kepada jalanan di depan.

"Iya gue maafin," balas Sasa, tanpa menoleh ke arah Dinda.

"Beneran?" ucap Dinda.

"Iya Dinda," balas Sasa.

Dinda tersenyum mendengarnya. Apalagi ia melihat malam ini Sasa sangat cantik, bukan berarti hanya malam ini saja Sasa yang sangat cantik. Setiap hari menurut Dinda, Sasa itu cantik. Tapi malam ini, kecantikan Sasa dua kali lipat.

"Ke rumah Agatha dulu bisa? Agatha ngechat gue buat pergi bareng," tanya Sasa, yang kini tengah berbalas chat dengan Agatha.

"Boleh, kita bareng aja bertiga," balas Dinda, tanpa menoleh ke arah Sasa.

"Tapi Agatha ngirim gue alamat buat jemput dia," ucap Sasa, yang merasa bingung dengan Agatha yang mengiriminya alamat rumah. Bukankah Dinda dan Sasa tau di mana letak rumah Agatha?

"Hah? Maksudnya?" tanya Dinda, yang sepertinya tidak paham dengan maksud dari Sasa.

"Agatha minta dijemput, tapi dia ngirim alamat baru," balas Sasa, yang kembali mengecek maps yang dikirim Agatha.

"Agatha pindah rumah?" tanya Dinda, yang dibalas gelengan kepala oleh Sasa.

"Gue juga gak tau," ucap Sasa.

"Yaudah kita jemput Agatha sesuai sama alamat yang dikirim," ucap Dinda, yang diangguki oleh Sasa.

Selama perjalanan menuju rumah Agatha, baik Sasa dan Dinda hanya diam saja. Dinda berpikir jika Sasa masih marah padanya karna telat menjemput.

Hingga mobil yang dikendarai oleh Dinda telah sampai di depan rumah Agatha. Dari luar terlihat minimalis, tapi tidak tau jika dilihat dari dalam.

"Sa chat Agatha gih," ucap Dinda, Sasa segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan untuk Agatha agar turun ke bawah.

"Udah gue chat Agatha, paling bentar lagi juga keluar tuh anak," balas Sasa, dengan memasukan kembali ponselnya.

Tak lama setelah itu, Agatha tampak keluar dari rumahnya dan berjalan mendekat pada mereka berdua.

DISA (DINDA&SASA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang