Bab 16- Hampir Kelepasan

849 90 13
                                    

Dinda terbangun lebih dulu dibanding Sasa, ada alasan Dinda memilih untuk bangun lebih awal. Tentunya agar ia bisa memandang dengan puas wajah dari gadis yang disukainya itu.

Dinda merasa jika semalam adalah tidur yang paling nyenyak bagi Dinda, dan juga pagi yang sangat indah juga Dinda. Bagaimana tidak, Dinda yang tertidur dengan memeluk Sasa erat, ditambah saat bangun tidur ia melihat pemandangan yang sangat indah itu.

"Coba aja kalo gue bangun tidur selalu ada pemandangan kaya gini. Pasti pagi gue bakalan bagus banget," ucapnya dengan tersenyum memandang Sasa yang masih terlelap.

Tangannya terulur untuk menyentuh wajah Sasa. Perlahan tangan Dinda telah tiba pada bibir mungil milik Sasa. Mengelusnya dengan pelan sembari menelan ludahnya dengan kasar.

"Ini kalo gue cium gak pa-pa kan? Aku pengen cobain rasa dari bibir kamu Sa." Dinda berucap pelan tepat di hadapan bibir Sasa.

Sasa yang merasa sedikit terganggu pun berusaha membuka matanya. Dinda yang menyadari Sasa akan terbangun pun segera melepaskan tangannya dari bibir Sasa.

Membuka matanya dengan berat, Sasa perlahan dapat menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatannya. Saat matanya telah terbuka sempurna, Sasa dapat melihat Dinda yang juga tengah menatap dirinya.

"Kenapa liatin gue?" tanya Sasa dengan suara yang serak.

Mendengar suara serak dari Sasa membuat Dinda menelan ludahnya dengan kasar, sialan suara Sasa tadi benar-benar seksi. Pikirannya kini melayang entah kemana.

Sasa yang melihat Dinda hanya diam saja pun merasa heran, ada apa dengan Dinda? Apakah Dinda sakit?

"Lo kenapa sih? Diem aja gue tanya," tanya Sasa, dengan kening berkerut.

Dinda kini menatap Sasa dengan tatapan biasa, ia segera menggelengkan kepalanya saat Sasa menanyakan keadaan tentang dirinya.

Segera setelah mendapat jawaban dari Dinda, Sasa segera bangun dari tidurnya dan mendudukan dirinya di atas kasur. Dinda pun segera mengikuti Sasa dengan cara mendudukan dirinya di atas kasur.

"Mau mandi bareng gak?" tanya Sasa secara tiba-tiba. Membuat Dinda segera menatap Sasa dengan wajah yang terkejut.

Sasa yang melihat wajah kaget Dinda pun terkekeh, "Kenapa kaget gitu sih wajahnya? Kaya gak pernah mandi bareng aja," ucapnya dengan masih terkekeh.

"Emang gak pernah. Ini pertama kalinya lo ajak gue buat mandi bareng." Dinda berucap dengan menatap Sasa dalam.

"Maksud gue mandi bareng sama orang lain. Kaya misal temen kecil lo atau sama sepupu lo," ucap Sasa dengan turun dari atas kasur.

Dinda yang mendengar itu segera menggelengkan kepalanya, untuk apa ia mendi bersama dengan orang lain?

"Emang lo pernah mandi bareng sama mereka?" tanya Dinda, jujur sebenarnya Dinda sangat takut jika jawaban Sasa adalah iya. Karna jika itu terjadi, berarti sudah ada yang pernah melihat tubuh Sasa.

"Pernah, waktu itu gue mandi bareng sepupu gue," balas Sasa, yang membuat Dinda seketika melemas.

Apakah sepupu Sasa itu laki-laki? Atau saat mereka masih kecil? Atau bahkan saat mereka suka besar seperti sekarang?

"Sepupu lo cowok?" tanya Dinda yang cukup penasaran dengan sepupu Sasa yang pernah mandi bersama.

Jika benar orang yang mandi bersamanya adalah laki-laki, maka Dinda tidak akan rela dengan itu.

"Enggak kok, sepupu gue cewek. Tapi gue pernah mandi bareng sama sepupu gue yang cowok, cuma waktu itu gue masih kecil," ucapnya dengan berjalan ke arah kamar mandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DISA (DINDA&SASA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang